Agil Ari W, S.Pd., Gr

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
'Krisdayanti'
Sumber Foto: Google Maps

'Krisdayanti'

Part_1

Cuaca sedang mendung plus hujan kutu-kutu (dibaca: gerimis dalam bahasa Nakarhamto), Saya melangkahkan kaki menapaki jalan mengawali rutinitas pagi untuk menunaikan kewajiban mendidik anak-anak manusia yang ada di SMP N Satap Nakarhamto, Pulau Babar, Maluku Barat Daya. Jam mengajar hari ini full seperti hari-hari biasanya, maklum kami guru SM-3T mau tidak mau harus menjadi guru serba guna, terpaksa bisa mengampu berbagai macam mata pelajaran diluar bidang studi kompetensi yang kami miliki, bukan karena kemampuan keilmuan kami lebih tinggi dari guru-guru yang lainnya, tapi karena kondisi sekolah yang sangat kekurangan guru.

Satu hal yang tak terlupakan pada hari itu adalah saat kegiatan pembelajaran di kelas VIII dengan mata pelajaran Geografi. Mata pelajaran ini sebenarnya sangat jauh dari bidang keilmuan yang saya miliki, namun sebisa mungkin kemauan dan rasa percaya diri harus tetap saya jaga agar tidak dikendorkan oleh keadaan. Saat itu saya hendak menyampaikan materi sub bab letak geografis Negara Indonesia.

“teng, teeng, teengg”, tepat setelah lonceng masuk kelas berbunyi, saya bergegas menuju ruang kelas VIII. Saat kaki saya mulai melangkah memasuki pintu ruang kelas, anak-anak sudah duduk dengan rapi pertanda siap untuk belajar.

“Selamat pagi anak-anak,” kalimat umum yang biasa diucapkan oleh setiap guru untuk mengawali proses kegiatan belajar mengajar, “Sudah sarapan belum anak-anak? siap untuk belajar hari ini??” Dengan kompak mereka membalas “Selamat pagi Bapak,” diiringi gerakan berdiri secara serempak kemudian kembali duduk dan dilanjutkan berdo'a. Memang begitulah salah satu kebiasaan di sini.

Saya mulai menjelaskan dan memberikan umpan balik atas materi yang dipelajari, dan mulutpun mulai berbusa-busa menjelaskan materi tersebut kepada mereka. Tibalah saat topik tentang salah satu perbatasan negara Indonesia yaitu negara Timur Leste, “Jadi Pulau Wetar itu jaraknya sangat dekat dengan negara Timur Leste” kata saya sambil menunjukan letak Pulau Wetar dan letak negara Timur Leste yang ada pada peta. Terlihat mereka mengangguk-anggguk, entah sudah paham atau hanya pura-pura paham. Terlintas didalam benak saya untuk menggunakan Pulau Wetar sebagai contoh karena Pulau ini termasuk wilayah Maluku Barat Daya dan mereka cukup familiar dengan pulau ini.

“Karena amat dekatnya dengan Negara Timur Leste, jika kalian berada di pantai Pulau Wetar, kalian bisa melihat Krisdayanti dan Raul Lemos lagi asyik berjemur sambil menikmati Embal dan minum Teh hangat (dibaca: menu khas Pulau Babar),” mendengar saya melontarkan kalimat seperti itu, kelas hanya terdengar hening, anak-anak tidak menunjukkan reaksi sama sekali, mereka justru terlihat benggong seolah baru saja mendengar kosakata asing.

Pulau Seribu Masjid, 19 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Krisdayanti dan Anang mereka tau

20 Apr
Balas

kalau sekarang mungkin sudah tahu pak.

20 Apr



search

New Post