Mampukah?

Ada panggilan di hati ketika surat undangan Pelatihan Menulis Sagusabu sampai di telinga. Ingin ikut,tapi merasa tak mampu. Mulanya bertanya pada teman,tujuannya hanya untuk meyakinkan diri. Karena banyak.teman yang ikut, serasa hati semakin percaya diri untuk ikut. Terus terang dalam hati bertanya apakah ada gunanya untuk saya sebagai salah seorang guru yang menerima tunjangan profesi? Tapi sudahlah, yang penting saya ikut. Ini pengalaman baru untuk saya karena sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan seperti ini. Tidak pernah membayangkan setelah kegiatan Sagusabu ini dilakukan secara tatap muka selama 2 hari,dan akan dibimbing online selama 30 hari akan membuat saya jadi mampu menulis sebuah buku. Tapi bukankah sebaiknya saya mencoba? Seandainya buku selesai ditulis, bisa ditebak yang pertama di dalam pikiran saya adalah "popularitas". Mengapa? Karena di dalam pikiran saya motivator,narahubung, pembicara, panitia yang terlibat di dalam kegiatan sagusabu ini pasti sudah terkenal, setidaknya terkenal di kalangan penulis dan guru di daerahnya. Wah, wajar saja itu menjadi salah satu motif saya untuk bisa menulis setelah mengikuti kegiatan Sagusabu ini. Di awal acara ada begitu banyak video, cerita, dan kisah para penulis buku yang menginspirasi saya,yang memotivasi saya. Ternyata di antara penulis penulis persebut ada yang seperti saya yang merasa tidak mampu tetapi jadi mampu karena ingin belajar. Sembari Pak Mohammad Ihsan menjabarkan beberapa pengalaman terkait mediaguru,di dalam pikiran saya ada hasrat ingin menulis buku, yang pertama kisah saya sebagai seorang Guru SD , dan yang kedua kisah orangtua saya sebagai bidan desa yang begitu hidup dalam serba kekurangan namun mampu menyekolahkan kami anak-anaknya. Kisah yang manapun yang saya tuangkan nanti, dalam hati saya tak lupa berdoa untuk merealisasikannya. Semoga terjadi,amin.