Agung Sudaryono

Seorang pria yang dikenal sebagai "coklat "dulunya..cowok klaten maksudnya, tapi sekarang terdampar di Jogja. Moto hidupnya "khoirukum anfa ahum linnas". Sudah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibadah Kita Sebatas Ritual Belaka

Ibadah Kita Sebatas Ritual Belaka

Renungan kajian jelang romadhon 1440 H.

Jelang Romadhon banyak berseliweran di sekitar kita ucapan dan doa untuk menyambut datangnya bulan suci kali ini. Tidak hanya di gadget kita, koran, televisi, radio, bahkan banyak kali banner dan spanduk di tancapkan untuk saling meminta maaf. Bagus ....iya, benar ... iya, berpahala ..jelas, umum...tentu, namun sekali lagi budaya kita layaknya iklan hanya sebatas lipsing belaka, hanya sebatas kata tanpa realita, hanya sebatas iklan tanpa jeda, dan hanya ucapan agar kita tidak beda dengan yang lainnya.

Indah memang tapi apakah semua hal akan selesai dengan keindahan? Justru banyak hal indah yang rusak karena ingin ditambah keindahannya. Apa misalnya? Yang jelas puasa, nanti akan banyak kita temukan esensi puasa yang seharusnya menahan diri dengan banyak sabar akan hilang karena hiruk pikuk dan lalu lalang orang di jalanan sekedar menikmati pemandangan untuk mencari santapan. Ndak tahu, yang dicari adalah santapan untuk makan, ataukah santapan untuk dipandang. Di sinilah lalu akan terlihat mana yang berpuasa sebatas ritual atau puasa yang benar-benar mencari amal.

Jika kita tengok pada ilustrasi di atas, bahwa kita masih sangat jauh dari tujuan akhir kita yaitu Jannah, semoga dengan kasih sayangNYA, kita kelak akan mendapatkannya..Aamiin. Dunia yang penuh sandiwara ini memang sangat mengasyikkan, tanpa kita sadar bahwa kehidupan kita bukan hanya di dunia ini, kelak semua yang kita katakan, yang kita lakukan akan diberikan catatannya di tangan kanan atau di tangan kiri kita, itulah mengapa kita harus selalu hati-hati dalam perkataan dan perbuatan, jangan sebatas berkata iman namun tak tahu konsekuensi kepercayaan, jangan kita berkata sayang namun tidak berpikir apa yang harus kita korbankan, jangan berkata cinta jika tidak tahu makna menjadi miliknya.

Yah, puasa bila kita lihat kedalaman maknanya sa gatlah luar biasa. Asal dari kata perintahnya saja sudah teramat dalam, menurut para mufassir perintah atau amar untuk orang beriman adalah sebuah perintah bagi orang yang sudah melewati masa pendadaran dengan banyak perjuangan dan pengorbanan. Beda dengan kelas perintah untuk manusia secara umum, selain perintahnya lebih universal, kon sekuensinya pun akan lebih normal dan datar. Artinya apa? Bila kita melihat orang puasa dengan perasaan iman, maka puasa itu tidak hanya sebatas pada tataran fikih menahan diri yang membatalkan dari terbit fajar hingga magrib, namun harus disertai dengan perasaan dalam mejaga lisan, pandangan dan perasaan. Jangankan berbuat maksiat, berpikir untuk melakukan maksiat pun sudah dilarang, jangankan membatalkan puasa, berpikir mau buka puasa dengan makanan apa saja sudah menggugurkan pahalanya, kata orang sufi. Jadi benar jika Allah lah sendiri nanti yang akan membalas pahala orang yang berpuasa dengan rasa Iman ini. Ini perlu sebuah perjuangan batin yang tidak ringan, ibaratnya menikah, sebagai ibadah yang paling lama ada, menikah adalah sebuah ibadah maka kita percayakan semua hal yang berkaitan dengan muamalah dan maisyah pada pimpinan keluarga kita, pada aturan yang ada. Bukan kita kemudian membuat aturan sendiri sesuai keinginan kita karena jika demikian maka syahwatlah yang berbicara, bukan lagi iman dan taqwa pelaksananya. Tapi jika iman yang dijadikan tuntunannya, maka tak ada alasan apapun untuk menolaknya. Hal ini penting supaya dalam setiap perbuatan dan perkataan kita tahu fadilah atau keutamaannya jika kita beribadah, kita tahu fiqih dan sunnah sebagai tuntunannya.

Akhir kata jika kita melakukan sesuatu yang bernilai ibadah marilah kita lakukan dengan kaffah, sehingga tujuan akhir kita akan tercapai yaitu jannah. Allahumma aamiin.

Dasarikan dan ditulis ulang dari kajian jelang romadhon oleh Dr. H. Muhsin Haryanto, M.Ag.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puasa yang menjadikan kian bermakna.

04 May
Balas

Berat pak ternyata, mungkin saya masih level pemula di usia kepala 4 ini

04 May



search

New Post