Dalam kehidupan yang semakin membuka ruang antara, di mana setiap detik diisi dengan informasi dan interaksi, kita seringkali tanpa sadar terjerumus dalam permainan perbandingan. Di tengah kebisingan dunia yang terus bergerak, kita menemukan diri kita melibatkan diri dalam pertandingan yang tidak terlihat dan tak terhentikan. Kesadaran akan perjalanan hidup orang lain, terutama melalui lensa media sosial, dapat memicu perasaan tidak puas dan ketidakamanan terhadap kehidupan kita sendiri. Namun, perjalanan hidup yang unik dan berbeda bagi setiap individu adalah pokok utama yang sering terlupakan.

Dikisahkan, Aisyah pada suatu waktu membuka akun media sosialnya dan disuguhkan dengan gambaran kehidupan yang tampak begitu sempurna dari teman-temannya. Ada yang sukses dalam karier, ada yang menikmati liburan mewah, dan ada yang memiliki keluarga yang begitu bahagia. Sebagai perempuan yang memiliki karir, Aisyah sudah mencapai pencapaian luar biasa dalam pekerjaannya. Namun dalam hatinya terbersit perasaan seakan hidupnya tidak setara dengan kebahagiaan dan kesuksesan yang terpampang di layar ponselnya. Rasa itu menjadikan kegundahan mendalam pada dirinya, ada hasrat untuk menyamakan dirinya dengan keadaan yang dia lihat di media sosialnya. Rapuhlah dia dengan hasrat yang sesungguhnya bukan untuk dirinya.

Dalam keheningan pagi yang sunyi, Aisyah duduk di tepi jendela kamarnya. Dengan secangkir kopi di tangan, matanya terfokus ke luar, merenung tentang perjalanan hidupnya yang selama ini mungkin terlupakan. Pada suatu titik, Aisyah menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak akan ditemukan jika dia terus-menerus mencoba memenuhi ekspektasi orang lain yang justru telah membawanya ke dalam jebakan yang merugikan. Kehidupan orang lain, seperti yang terlihat di media sosial, hanyalah potongan kecil dari kisah mereka. Perjuangan, kegagalan, dan rintangan yang mereka hadapi jarang terekspos dengan jelas.

Aisyah memutuskan untuk menulis sebuah jurnal tentang perjalanan hidupnya sendiri, mencatat pencapaian, kegagalan, dan momen-momen kecil yang membuatnya bahagia. Dia menyadari bahwa setiap langkahnya, meski mungkin tidak selalu sejalan dengan rencana yang dia buat, membentuk gambaran yang unik dan berharga.

Dengan menyadari keunikan perjalanan hidupnya sendiri, Aisyah mulai mengalami perubahan dalam pandangan hidupnya. Dia tidak lagi terpaku pada ekspektasi dan standar yang ditetapkan oleh orang lain. Sebaliknya, dia mulai mengejar impian dan tujuannya sendiri, sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan yang sesungguhnya penting baginya.