''DIHARGAI Vs. DIBUTUHKAN'' (KESEIMBANGAN YANG TERLUPAKAN)
Kita mungkin masih ingat dengan sebuah quote: "carilah tempat dimana engkau dihargai bukan dibutuhkan. Karena yang mencarimu saat dibutuhkan tapi lupa menghargai". Quote tersebut mengungkapkan bahwa kita sering dihadapkan pada paradoks di mana kita dicari hanya saat orang membutuhkan bantuan kita, tanpa memberikan penghargaan yang sama saat kita tidak dibutuhkan. Dalam kehidupan yang penuh dengan interaksi sosial dan hubungan, penting untuk menemukan tempat atau lingkungan di mana kita dihargai bukan hanya saat ada kebutuhan mendesak.
Saat seseorang atau sesuatu hanya dihargai pada saat dibutuhkan, nilai sejati dari hubungan atau eksistensi sering terabaikan. Seperti halnya sebatang pohon yang memberikan buah saat musim panen, namun terlupakan di musim sepi. Begitu juga, banyak hubungan dan tempat memiliki "musim" yang serupa.
Tulisan ini akan membahas mengapa pentingnya mencari tempat di mana kita dihargai secara universal, serta bagaimana menemukan keseimbangan dalam hubungan dan lingkungan yang memberikan penghargaan pada kita di luar situasi kebutuhan.
Pentingnya mencari tempat di mana kita dihargai secara konsisten merupakan fondasi dari hubungan yang sehat dan bermakna. Banyak dari kita sering mengalami hubungan yang hanya bersifat transaksional: datangnya perhatian hanya saat ada kebutuhan. Namun, memperjuangkan hubungan yang lebih dalam dan bermakna berarti menemukan tempat di mana kita dihargai bahkan ketika tidak ada kebutuhan yang mendesak.
Mengapa hal ini penting? Karena di situlah esensi dari hubungan yang sejati berada. Hubungan yang bersifat saling menghargai memperkuat kepercayaan, memberikan kepuasan emosional, dan membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan pribadi dan hubungan yang berkelanjutan.
Bagaimana kita bisa menemukan keseimbangan ini? Pertama, penting untuk mendengarkan intuisi dan merenungkan apakah hubungan atau lingkungan tersebut memberikan penghargaan secara konsisten atau hanya saat ada kebutuhan. Berkomunikasilah secara terbuka untuk memperkuat hubungan dan carilah kesempatan untuk memberi apresiasi pada orang lain tanpa adanya kebutuhan yang mendesak. Bukan hanya mencari tempat yang memberi, tapi juga menjadi tempat yang memberi dengan tulus.
Menemukan keseimbangan dalam hubungan dan lingkungan yang memberikan penghargaan pada kita di luar situasi kebutuhan adalah perjalanan yang membutuhkan kesadaran diri, kesabaran, dan komitmen untuk menciptakan interaksi yang bermakna. Dengan upaya yang konsisten, kita bisa menciptakan lingkungan yang saling menghargai, memperkuat hubungan, dan menemukan tempat di mana kita dihargai sebagai individu, bukan hanya saat dibutuhkan.
Selamat membaca! Semoga artikel ini bisa membuka ruang refleksi bagi kita semua tentang makna sejati dari penghargaan dan keberadaan di luar kepentingan sesaat.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren sekali artikelnya Pak. Banyak terjadi di kehidupan kita, hanya dihargai saat dibutuhkan saja....
Begitulah, bu Ummi. Perlakuan seperti ini hampir terjadi disegala aspek kehidupan kita dalam berinteraksi sosial. Tawakkal 'allah.... Salam kenal...
Begitulah, bu Ummi. Perlakuan seperti ini hampir terjadi disegala aspek kehidupan kita dalam berinteraksi sosial. Tawakkal 'allah.... Salam kenal...Tawakkal 'alallah....
Setuju Pak
Sepakat juga, pak. Salam kenal & mohon bimbingannya...