Hari ini Pratar melaksanakan makan siang untuk pertama kali di ruang makan komplek Wiratno. Sambil menunggu kesiapan ruang makan, Pratar melaksanakan apel siang di lapangan depan ruang makan. Penekanan pengambil apel hari itu, Pratar diperintahkan untuk mencari mentornya masing-masing. Mentor adalah sebutan untuk taruna senior yang akan menjadi semacam keluarga besar. Seorang mentor akan mengajarkan segala hal yang dibutuhkan oleh Pratar selama menjadi taruna. Para mentor bertanggung jawab kepada sisunnya, yaitu para Pratar yang akan mengangkatnya sebagai mentor.

Pengambil apel menyampaikan bahwa mulai nanti malam, Pratar diijinkan untuk mencari mentornya masing-masing. Cara mencari mentor tentunya harus menghadap senior tersebut di komplek Chandrasa. Koko tahu bahwa mengangkat seorang mentor tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan untuk bisa menghadap taruna senior. Pratar diperintahkan menghadap taruna letting 43 yang saat itu masih berpangkat Sersan Taruna. Untuk bisa menghadap Sersan Taruna, Pratar harus bisa melewati hadangan taruna letting 44 yang saat itu masih berpangkat Kopral Taruna. Gedung Chandrasa akan sulit ditembus, seluruh Kopral Taruna sudah diperintahkan untuk mencegah Pratar masuk ke dalam Gedung. Kopral Taruna tentunya juga tak ingin mereka yang ditindak jika ada Pratar yang lolos masuk ke dalam Gedung.

Koko memutuskan untuk tidak mencari mentor malam itu. Dia masih belum ada gambaran kepada siapa dia akan menghadap. Koko ingin mencari gambaran seperti apa Gedung Chandrasa. Dimana lokasi tepatnya, gedung apa saja yang ada disitu, serta bagaimana penjagaannya di gedung tersebut. Koko tak ingin sampai tertangkap oleh Kopral Taruna. Arahan pengambil apel tadi cukup jelas, Pratar masih memiliki kesempatan hingga mereka nantinya bergabung di Gedung Chandrasa. Gedung Chandrasa saat itu masih ada taruna tingkat IV Sersan Mayor Taruna yang tinggal menunggu pelantikan kelulusan mereka di istana negara. Koko memutuskan untuk tidur nyenyak malam ini. (Bersambung).