Agus Joko Sulistya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

ARUNGI SAMUDRA (19)

Perlahan Koko keluar dari persembunyiannya di selokan, segera berlari kencang menyisir bayangan pohon menuju rimbunan pohon asoka. Koko membeku disamping pohon tersebut untuk beberapa saat, penjaga Gedung resimen tidak terlihat di meja penjagaannya. Segera Koko melesat berlari melewati Gedung resimen menuju Gedung Salahutu. Gedung tempat taruna melaksanakan kegiatan bersantai pada hari-hari pesiar. Bentuk bangunan gedung Salahutu yang melingkar membuatnya tampak berbeda dari bangunan lainnya. Koko merapat pada dinding yang menonjol pada bangunan tersebut. Bayangan yang dihasilkan bangunan tersebut membuat dirinya yakin tak terlihat. Komplek Chandrasa sudah terlihat didepan mata, gedung Tinombala berada paling dekat dengan Salahutu.

Beberapa saat mengamati situasi, Koko tidak melihat ada pergerakan Kopral taruna. Segera Koko menuju lorong masuk Gedung Tinombala. Dia sengaja memilih tidak melalui pintu depan yang memiliki penjagaan. Dia memilih lorong yang menuju lokasi ruang mencuci bagi taruna. Melalui ruang mencuci tersebut, dia bisa menaiki tangga besi melingkar menuju lantai dua dimana dia akan menghadap. Sesaat sebelum menaiki tangga, Koko mendengar suara kaki menuruni tangga besi tersebut. Segera Koko menuju salah satu kamar mandi dan menutup pintunya. Rupanya ada seorang Kopral taruna yang membawa baju kotor untuk dicuci malam itu. Degup jantung Koko semakin kencang menunggu di dalam kamar mandi. Perlahan día naik ke atas bak kamar mandi untuk mengamati situasi di ruang cuci. Dia tak ingin tertangkap pada kesempatan pertama menghadap ke Chandrasa.

Saat Kopral taruna tadi keluar dari ruang cuci, segera Koko berlari dari kamar mandi, melewati ruang cuci dan lari menaiki tangga dengan berjingkat agar tak menimbulkan suara. Begitu sampai di lantai dua, kembali Koko mengendap untuk melihat situasi. Sepi, tak ada suara di kamar mandi lantai dua. Koko berjalan menuju pintu yang memisahkan kamar mandi dengan lorong kamar lantai dua Tinombala. “Pratar!” tiba-tiba suara yang begitu mengejutkan memanggilnya. “Siap!” jawab Koko segera mengambil sikap sempurna, diam mematung. Taruna senior tersebut sedang mengangkat barbel di depan kaca disamping pintu menuju lorong yang tak terlihat dari área kamar mandi. Koko tak tahu jika disitu ada tempat yang dimanfaatkan sebagai tempat taruna mengangkat beban. (Bersambung).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post