Cilacap dalam Selembar Kenangan
Mojokerto, Jumat, 03 Juli 2020
Setelah sekitar 13 jam menuju Cilacap, bus mendarat dengan selamat di Terminal Bangga Mbangun Desa yang berlokasi di Jalan Gatot Soebroto nomor 268, Kelurahan Gunung Simping, Kecamatan Cilacap Tengah, Kota Cilacap. Waktu tempuh yang melipat jarak sekira 5.10 km itu terasa seperti memindahkan halaman lama dan membuka halaman baru. Sesaat membersihkan diri di toilet terminal, lalu kami keluar mencari sesuatu untuk mengganjal sabuk yang melingkar perut. Sementara Sinyo komunikasi dengan sang adik mengabarkan bahwa kami berdua sudah berada di negeri dia. Pandangan mata menemukan warung bubur yang baru buka, kami membantu membuka mangkuk pertama. Buburnya enak. Bukan karena hiburan setelah masa perjalanan yang lumayan melelahkan. Ketika nyaris habis, sang tuan rumah tiba-tiba muncul di samping tempat duduk saya. Pertemuan yang tumpah karena kami memang sudah sangat jarang bertemu secara fisik. Adik bekerja di negeri Indonesia bagian Timur.
Setelah kami diboyong ke rumahnya, waktu tak terbuang buat menjumpai seseorang tak dikenal di alam mimpi. Rehat secukupnya buat mengumpulkan energi lalu bersiap jelajah relung kota.
Setelah cukup fit, perjalanan dibuka dengan destinasi Wisata Pantai Teluk Penyu Cilacap. Lumayan juga jaraknya dari rumah. Tapi dinikmati karena memori harus merekam view kota yang baru kali ini dikunjungi. Saya suka aura dan aroma pantai. Di tempat ini banyak juga pantainya. Setelah di Teluk Penyu kendaraan melaju ke Pantai Pasir Putih dan Goa Belanda yang tidak jauh, termasuk ke Benteng Pendem peninggalan masa kolonial. Tidak semua tempat kami masuki. Hanya menikmati dari area terdekat tanpa masuk tiket yang sebenarnya sangat murah.
Malam di Cilacap, menjadi berkah buat saya utamanya setelah dipertemukan dengan kakak (anak pakde) yang ternyata lama tinggal di kota itu. Saya jarang bertemu dengan mas Sutanto yang pernah menjadi pejabat di kota tersebut. Kami ditraktir makan malam. Sesudahnya kami mengantar adik ipar buat periksa kandungan. Sekaligus berburu tiket buat pulang, pulang benaran ke Mojokerto. Beruntung, ada info bahwa tiket bisa dibeli on the spot di terminal pada jam siang.
Hari kedua
Pagi-pagi kami sudah menikmati alam alun-alun kota Cilacap yang katanya makin semarak ini. Banyak penjaja makanan khas dan kami menikmati sepuasnya. Beberapa waktu lagi kami harus meninggalkan kota ini. Sebentar tapi jejak memorinya tersimpan rapi. Mungkin kami akan kembali lagi karena pada saat kami meninggalkan kota ini, kondisi ipar masih belum terdeteksi dalam waktu dekat.
Akhirnya, tiga-empat hari kemudian terdengar kabar kelahiran sang kemenakan baru itu. alhamdulllah.
Saya mulai iseng membuat coretan serupa puisi sesaat menjelang pulang.
Pre-closing to Home
The morning I left for Mojokerto
Long time I stayed away
Just to find better dictions or terms
To describe how huge and wonderful
Your love is
Let me close my travel
With warm welcome from you
I can tell it to the world
They will know all your kindness then
I remember always
Every time I read my book
About you
Maybe it's a closing but
It will open the next destination
that will be written in next new books
Tjilatjap, 03072019
Pulang
*/
Rumah masih jauh
Bus terus laju
Sunset mulai tampak
Eksotis
**/
Rindu yang tertahan
Kamar pun lengang
Seminggu ditinggal
Berlibur
Cilacap, 03072019
#Sonian v2
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar