Ngutangi Kok Maksa

.

.

.

Syahdan di suatu zaman dunia ponsel masih di bawah kekuasaan SMS, tentu saat itu, saya punya cukup amunisi pulsa. Tentu sebagai pengguna yang bijaksana dan bajaksini, saya cukup selektif merespon sms yang masuk. Bahasa ilmiahnya, ngirit. Whatsapp sudah lahir, tapi kayaknya masih belajar berdiri. Saya belum mampu memiliknya. Ponsel belum Android dan belum biasa konsumsi quota paketan.

Suatu waktu, saya ditelepon seorang sales marketing (pinjol generasi pertama). Adapun modusnya; salah nomor, salah sambung atau apalah – kecuali salah ambung. Saya sudah sampaikan sedang sibuk, saya berusaha sopan menolak, dan tidak tertarik dengan produk yang dia tawarkan. Saya pun tutup paksa.

Olala, nomor itu menelepon lagi. Suara seorang cewek, sales marketing tersebut, begitu semangat pidato menawarkan produk andalan tempat dia kerja. Kalau saya berhadapan, mungkin itu berbusa lambeturah si mbak. Padahal pada saat dia ngoceh … a sampai z, 0 hingga 9, termasuk karakter simbol, … saya tidak mendengarkan dan ponsel saya taruh di meja. Tetap saja terdengar suara menjelaskan. Sedangkan saya mulai ambil jeda jarak dan menyampaikan lagi tidak minat dengan yang dia tawarkan.

“Saya tutup lagi, nih, mbak. Maaf.”

“Sebentar, Bapak. Sedikit waktu saja. Mohon saya ulangi.“

“Satu menit.”

“Jadi begini. Kami menawarkan dana buat modal, usaha, pembiayaan pembelian kendaraan, rumah, properti, dll ….

Tenor 1 tahun – 6 tahun

Bunga 2%

Untuk info lanjut Hubungi WhatsApp.

085333191xxx

Adapun, kami juga berikan cashback satu juta jika Bapak pinjam sekarang juga.

Jadi kira-kira Bapak mau pinjam berapa?

Bolehlah. Anda yang memaksa. Saya pinjam satu juta.

Gantian si Mbak yang tutup paksa teleponnya, padahal saya mulai ada rasa ….