Tagur_18

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu tindakan refleksi yang dilakukan guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam PTK harus terdokumentasi sebagai bukti kegiatan penelitian. Hal ini dilakukan agar guru yang melakujan penelitian tidak terjebak dengan kegiatan plagiat. PTK yang dilakukan ada kemungkinan sama dengan kegiatan PTK yang dilakukan guru lain. Ini terjadi karena masalahnya sama dan solusinya juga sama. Namun ada yang membedakan hasil PTK tersebut, yaitu pada teknik guru dalam melaksanakan proses pembelajatannya. strategi, taktik seorang guru dalam menyuguhkan pembelajaran pasti memiliki keunikan. Hsl ini dipengaruhi oleh tingkat keprofesionalan yang bersangkutan.

Dengan adanya perbedaan cara penyajian akan terbukti saat guru tersebut menyajikan laporan PTK pada bagian pembahasan. Artinya, PTK yang dibuat akan terbukti ke-APIK-nya. Untuk itu, buatlah PTK yang APIK, sehingga betul-betul memberi perubahan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Bukan sekedar menyuguhkan laporan PTK untuk kepentingan Angka Kredit. Saat dinilai oleh yang berewenang, usaha yang dibuat sia-sia. Akhirnya ada kekecewaan dan patah semangat. Ada anggapan tentang sulit sekali naik pangkat/golongan. Padahal dokumen yang dikirim kurang sesuai dan belum APIK. Bagaimana membuktikan Laporan PTK tersebut APIK?

APIK merupakan sebuah akronim. A=Asli, yaitu penelitian yang dilakukan adalah karya asli bukan ciplakan. Hal ini terbukti dengan bukti pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan. P=Perlu/Penting, yaitu sebuah penelitian yang dilaksanakan harus memiliki manfaat untuk pengembangan profesi yang bersangkutan. Untuk itu, penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan bidang keilmuan yang bersangkutan. I=Ilmiah, artinya penelitian harus memiliki kaidah keilmiahan. Sistematika penulisannya sesuai kaidah/aturan. Prosedur pelaksanaanya jelas dan berbobot. Hasilnya dapat dipertanggunhjawabkan kepada publik. K=konsisten, ini artinya PTK dibuat tidak boleh keluar dari tanggung jawab yang bersangkutan dalam.menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik. Misal, Guru Bahasa Indonesia tidak boleh melakukan penelitian tentang Bahasa Arab, walaupun sama-sama mata pelajaran bahasa. Ini tidak konsisten, karena yang bersangkutan memegang matanpelajaran Bahasa Indonesia. Hal yang tetkait dengan kegiatan pembelajarannyalah yang harus diperbaiki.

Dengan adanya konsep APIK tersebut, tentu surat keterangan keaslian oleh pimpinan yang bersangkutan sangat dipertaruhkan. Keapikan akan teruji jika laporan PTK tersebut sudah diseminarkan dihadapan teman sejawat. Hal ini mbuktikan keabsahan laporan PTK yang dibuat. Namun ada yang berbuat curang. Seminar hanya dianggap sebagai legitimasi dengan menghadirkan seminar dokumen foto kegiatan, sementara laporan PTK tidak pernah dibahas. Disini kejujuran dipertaruhkan.

Buatlah PTK yang APIK, sehingga memberi manfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang dapat dilaksanakan. PTK akan APIK apabila sudah menjadi kebiasaan tentang melakukan hal yang benar, bukan yang biasa dilakukan! Sukses, ya.

(Dangauhanafa, 010222)