Puisi: Sesal Subuh Buta
Saat udara sejuk membelai-belai pori
Riuh azan subuh menyapa memenuhi ruang telinga
Ada yang bergulat dengan malas dan memenuhi panggilan Tuhan
Ada yang semakin pulas bercumbu dengan dingin dan selimutnya yang hangat
Saat terbaik itu telah berlalu
Dan mata belum juga terjaga
Tuhan hembuskan kemalasan dan semakin nyaman hambanya yang melewatkan kesempatan berkhalwat dengan Tuhan
Biarkan ... biarkan...
Beginilah Tuhan menguji
Beginilah di waktu inilah Hamba memantaskan diri
Dan sekaligus membuktikan ketulusan cinta kepada Tuhannya
Inilah rasa...
gembira atau sesal di subuh buta
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Biarkan waktu berlalu...itulah kerugian yg didapatkan....karena waktu tak akan pernah kembali...
jika waktu bisa kembali, maka akan terjadi banyak kekacauan