Agus Riyanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Puisi: Sesal Subuh Buta

Saat udara sejuk membelai-belai pori

Riuh azan subuh menyapa memenuhi ruang telinga

Ada yang bergulat dengan malas dan memenuhi panggilan Tuhan

Ada yang semakin pulas bercumbu dengan dingin dan selimutnya yang hangat

Saat terbaik itu telah berlalu

Dan mata belum juga terjaga

Tuhan hembuskan kemalasan dan semakin nyaman hambanya yang melewatkan kesempatan berkhalwat dengan Tuhan

Biarkan ... biarkan...

Beginilah Tuhan menguji

Beginilah di waktu inilah Hamba memantaskan diri

Dan sekaligus membuktikan ketulusan cinta kepada Tuhannya

Inilah rasa...

gembira atau sesal di subuh buta

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Biarkan waktu berlalu...itulah kerugian yg didapatkan....karena waktu tak akan pernah kembali...

21 Nov
Balas

jika waktu bisa kembali, maka akan terjadi banyak kekacauan

22 Nov



search

New Post