Di sebuah musala, semua yang hadir diam. Khusuk mendengarkan tausiah yang sedang berlangaung.

Lelaki berserban itu terus saja berceramah. Dia menyampaikan bahwa manusia itu harus pandai -pandai menjaga diri. Menjaga waktu. Menjaga ibadah. Dengan kepandaian yang sedemikian manusia akan berpeluang untuk memperoleh bekal yang cukup. Karena tidak satu pun manusia yang tahu kapan akan berpulang, kapan akan meninggal. "Aku sendiri pun tidak tahu kapan dan bagaimana aku mati. Besok, lusa, atau bisa jadi saat ini juga, " katanya dengan nada agak nyaring disertai senyuman khasnya. Hadirin kian diam. Sebagian ada yang menarik nafas panjang.

Hadirin menanti lelaki itu berujar lagi. Penantian itu ternyata agak lama dan lama. Lelaki itu tak kunjung berkata apapun. Hadirin saling toleh keheranan kenapa lelaki itu diam. Salah seorang di antara mereka pun mendekatinya. Lalu menyentuh lelaki itu, tak ada respon. "Innalillahi wainna ilaihi rojiun", kata lelaki bersarung hitam itu. Hadirin terkesima.

Mojokerto, 6 Juli 2020