Agus Salim

Anak pertama dari sepasang suami istri yang hidup di desa terpencil, desa Gunung Malang Kec. Suboh Kab. Situbondo, Jawa Timur. Menjadi guru sejak tahun 1989. Da...

Selengkapnya
Navigasi Web
LIONTIN CURTINA - Tantangan hari ke-65
Gambar : www.youtube.com/watch?v=xGUstVlexwY

LIONTIN CURTINA - Tantangan hari ke-65

Ketiga

Jam menunjukkan pukul 15.00 wib. Aku bersegera keluar dari kantor tempatku bekerja. Aku keluar dengan membawa satu tekad, bertemu gadis penjaja koran itu, Ina. Gadis yang ternyata masih bersekolah di balik kesibukannaya mencari nafkah di jalanan. Perkiraanku gadis itu berusia 18 tahunan. Berarti, kemungkinan dia sekaran sudah kelas duabelas, atau kelas tiga SMA. Secara fisik, parasnya vukup cantik. Dia sebenarnya berkulit cukup bersih berwarna kekuningan yang hangat, kuning langsat. Aku bisa melihatnya ketika jilbab yang dikenakannya tersibak angin. Aku mencuri pandangan. Bagian luar kulitnya memang agak gelap. Yah, mungkin karena terlalu sering terkena terik matahari.

Tak terasa aku sudah sampai di perempatan jalan, tempat Ina mangkal. Aku, lagi-lagi tolah-toleh mencari keberadaannya. Aku belum juga melihatnya sliweran di sekitar tiang stopan itu. Lalu mataku mengarah ke seberang jalan, di pojokan dekat warung kopi. Di sana aku melihat ada dua perempuan yang sedang berbincang. Aku dekatkan mobilku perlahan. Dialah Ina. Tapi perempuan yang satunya? Siapa dia? Setelah mematikan mesin mobilku di pinggir jalan, aku turun mendekati mereka.

“ Tapi Mbak. Aku ini sedang cari nafkah untuk ibu dan adikku’.

“Tapi tidak di sini dong jualannya”, kata perempuan berhelm itu

“Memangnya kenapa Mbak, kok mbak ini sewot”, jawab Ina.

“Kamu jualan di sini untuk menggoda Mas Idan kan?”, kata perempuan itu. Aku kaget juga ketika perempuan itu menyebut namaku. Setelah dia buka helam baru aku tahu kalau dia adalah Deana. Tapi untuk apa dia berpenampilan tomboy dan berhelm tropong seperti itu.

“Idan siapa?”.

“Pacarku, dia yang selalu beli koran ke kamu di sini”.

“Oo..honda jazz hitam itu”.

“Ya..! Itu...”.

"Maaf, Mbak. Aku tidak punya maksud apapun sama dia. Aku hanya menjual koran-koranku. Lagian, namanya saja ku baru dengar. Memangnya aku harus pindah, gitu?”

“Ya laah..cari tempat lain..!”.

“Mbak..mbak.. kamu ini aneh. Kalau pun aku pindah tempat, bisa saja aku tetap ketemu dia. Namanya juga jalan..dan mobil jalannya lewat jalan kan?”

“Kamu ini! Berdaliih...!”, sentak Deana sambil mengangkat tangan kanannya siap untuk menampar Ina. Tapi untungnya aku sudah agak dekat sehingga sempat menangkap tangannya. Sekalipun tangan Deana aku pegang, sepertinya tetap saja ina terjungkal jatuh. Rupanya ketika akan menghindari tamparan Dea, kakinya tersandung pembatas jalan. Dia lalu jatuh terjerembab.

“Dea, apa-apan sih. Lihat tuh, jatuh kan...”, bentakku sambil memegang tangannya. Entah kenapa tiba-tiba aku melepaskan tangan Deana dengan agak keras, sampai-sampai tubuhnya agak berputar.

“Maaas...!”, teriak Dea.

Aku tidak mempedulikan teriakan Deana. Aku malah memilih mendekati Ina yang sedang berusaha bangkit. Koran-kora dan majalahnya berhamburan karena terpental.

“Ina, kamu tidak apa-apa kan?’, tanyaku.

Ina tidak langsung menjawab. Dia melihatku dengan ekspresi heran.

“Tidak. Tidak apa-apa kok mas. Kok tahu namaku?”, jawabnya

“Sudahlah, ayo aku bantu mengambil barang-barangmu”.

“Ya, kaan. Mas sudah kenal sama perempuan ini”, tiba-tiba Dea bersuara keras.

Lagi-lagi, tidak aku hiraukan. Aku sibukkan diri mengambili koran dan majalah milik Ina yang berantakan.

“Loh, kalungku di mana ya...?”, Ina berdiri sambil mencari-cari sesuatu. Kalung? Aku hentikan sejenak kegiatanku. Mataku lalu ikut mencar-cari kalung yang dimaksudkan Ina. Dan, persis di sebelah ban sepeda Deana, aku melihat sesuatu yang membuat aku agak terhentak. Sebuah liontin. Aku ambil liontin itu. Liontin love itu sudah dalam keadaan terbelah jadi dua bagian. Pada bagian depannya kosong. Tapi di bagian yang lain aku melihat ada sebuah foto. Seorang ibu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Ustaz, lanjut....

03 Jul
Balas

Alhamdulillah. Matur suwun

04 Jul

Wow, keren ceritanya Pak. Ditunggu lanjutannya. Sukses selalu dan barakallahu fiik

04 Jul
Balas

Alhamdulillah. Doa yang sama juga nuat Bunda...

04 Jul



search

New Post