Agus Salim

Anak pertama dari sepasang suami istri yang hidup di desa terpencil, desa Gunung Malang Kec. Suboh Kab. Situbondo, Jawa Timur. Menjadi guru sejak tahun 1989. Da...

Selengkapnya
Navigasi Web
PEREMPUAN BERPISTOL- Tantangan hari ke-74
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

PEREMPUAN BERPISTOL- Tantangan hari ke-74

Kami sudah lama menjalin komunikasi. Hampir semua media sosial sudah kami gunakan. Aku dan Rohayati memang baru bisa bahkan sering saling bercerita atau bercurhat lewat FB, IG, WA, juga twiter. Ya sesekali via video call. Dia berparas cantik manis. Suaranya lembut. Sekian lama, aku benar-benar jatuh cinta. Aku bermaksud melamarnya. "Aku tunggu kedatanganmu Mas", katanya suatu waktu via telepon.

Sebenarnya mamaku sudah lama menghendaki aku segera berumah tangga. Tapi waktu itu aku merasa belum siap juga belum menemukan perempuan yang cocok untuk kujadikan istri. Untuk ini kali, justru aku yang menghendaki dan akan meminta agar mamaku meminang Rohayati. Maklum, sejak papa wafat aku hidup berdua dengan mama sehingga hanya beliaulah tempatku bersandar. Semula mama menolak untuk memenuhi permintaanku karena beliau belum tahu secara langsung perempuan yang hendak kujadikan istri itu. Lalu aku tunjukkan selembar foto. Beliau hanya tersenyum. "Cantik dan manis juga ya calon mantu mama. Pinter kamu. Kelihatannya dia perempuan solehah. Baiklah, nanti sore kita berangkat", kata mama. Aku sungguh senang mendengar jawaban mama. Akhirnya aku dan mama sampai di rumah kedua orang tua Rohayati. Kami diterima dengan penyambutan sederhana tapi penuh kekeluargaan. Di ruang tamu itu kami terlibat perbincangan ringan.

Sebelum mama menyampaikan maksud kedatangan kami, aku minta ijin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Menjelang sampai di kamar mandi aku melihat sesuatu yang ganjil di balik pintu. Aku balik badan membatalkan niatku. Lalu kudekati mama dan meminta agar membatalkan niatku melamar Rohayati. Mama terheran-heran. Tapi mama pun memenuhi permintaanku. Dengan cara terbaik akhirnya kami pamit pulang. Di perjalanan kujelaskan pada mama bahwa Rohayati itu ternyata perempuan berpistol. "Aku malihat sendiri. Dia kencing sambil berdiri, Ma", kataku. Mama terperanjat lalu tertawa, menertawaiku. Aku tidak tahu maksud mama menertawaiku.

Mojokerto, 12 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya ampun, ternyata... Untung belum ya

12 Jul
Balas

He..he..he.. iya Bunda....Terima kasih, salam sehat

12 Jul

Wow.... Wow... Kereen, abah

12 Jul
Balas



search

New Post