Tiba-tiba tersedia semangkok udang rebus di meja makan. Ini sudah terjadi berulang-ulang. Aku dan istriku bertanya-bertanya siapa gerangan yang menyiapkannya. Akhirnya kami sepakat mengatur siasat menjebak orang misterius itu. Istriku berpamitan bertandang ke rumah orang tuanya.

Dari balik jendela aku mengintip ruang tengah berkali-kali. Sampai akhirnya aku melihat seorang perempuan muda berpakaian warna putih berhias kembang kekuning-kunigan melangkah dari arah dapur membawa semangkok udang rebus. Aku memberi isyarat istriku yang sedang menugguku di rumah salah seorang tetangga. Aku lalu bersegera memutar menuju pintu belakang rumah yang sengaja tidak aku kunci. Aku terus melangkah pelan-pelan sampai persis berada di belakang perempuan itu. “Siapa kamu”, tanyaku. Perempuan itu terhentak kaget. Lalu dia merunduk seraya menjawab bahwa dia pernah aku tolong ketika hampir tenggelam di kolong jembatan. Lalu aku memberinya senbungkus udang mentah yang baru aku beli di pasar.

“Aku hanya ingin berterima kasih padamu. Tapi karena kamu sudah tahu, setelah ini aku tidak bisa lagi berwujud seperti ini“, katanya lebih lanjut. Perempuan itu membungkuk perlahan. Sungguh aku terkejut dan istriku hampir menjerit. Karena, perempuan itu secara perlahan berubah menjadi seekor kucing. Kucing yang baru sore tadi kami pendam.

Alas Jabung, 27 Juni 2020