Saya Memang Lantam Orangnya!
Lantam. Orang Medan menggunakan kata ini untuk menunjukkan keadaan seseorang yang sombong. Seseorang yang menunjukkan keangkuhan pada orang lain dikatakan kepadanya,”Lantam kali kau!” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata “lantam” bermakna angkuh; sombong.
Kata lantam disematkan kepada seseorang karena orang tersebut melakukan sesuatu yang menunjukkan kesombongan. Meskipun demikian perkataan lantam yang disematkan pada orang lain bukanlah sesuatu yang baik untuk dilakukan. Mengatakan lantam kepada kepada orang lain sama artinya dengan mencela. Mencela bukanlah perbuatan yang baik. Mencela adalah sesuatu yang dilarang dalam agama Islam. Dalam Alquran pada surat Alhumazah di ayat pertama dan kedua dinyatakan bahwa,”Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela. Yang suka mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.” Kedua ayat ini turun berkenaan dengan hartawan kafir Quraisy bernama Ubay bin Khalaf. Dia selalu mengejek Rasulullah dengan kekayaannya. Dia juga bersikap sombong.
Kesombongan hanya melahirkan kesengsaraan. Kesombongan yang tidak segera diobati laksana sel kanker yang hidup menjalar dalam tubuh seseorang. Pada suatu masa kematian yang tragis akan menimpa penderitanya. Demikian juga dengan kesombongan yang ada pada diri seseorang. Dalam lintasan sejarah dakwah para Nabi dan Rasul Allah sudah begitu banyak bukti bahwa kesombongan hanya berakibat kebinasaan. Kisah Firaun dengan kesombongannya terhadap dakwah Nabi Musa AS., pada akhirnya memberikan kebinasaan kepada Firaun dan pengikutnya. Qarun yang hidup pada masa dakwah Nabi Musa AS., juga harus mendapatkan kesengsaraan. Qarun bersikap sombong dengan harta yang dimilikinya. Kesombongan tersebut berujung kepada tenggelamnya seluruh harta kekayaan Qarun ke dalam perut bumi. Demikian juga dengan kesombongan Abrahah yang memiliki pasukan bergajah. Abrahah beserta pasukannya berencana untuk menyerang kota Makkah. Bahkan bangunan suci Kakbah juga akan diruntuhkannya. Sejarah mencatat bahwa Abrahah dan pasukannya mati mengenaskan. Mati mengenaskan karena tidak mampu menahan serangan dari burung-burung Ababil.
Bagaimana pula dengan seseorang yang berani berkata,”Saya memang lantam orangnya!”? Perkataan tersebut memberikan pengesahan bahwa kelantaman atau kesombongan merupakan hal yang biasa bagi dirinya. Tentulah orang seperti ini dikuasai oleh hawa nafsu yang meraja dalam dirinya. Dirinya tidak menyadari jika kesombongan hanya miliki Allah SWT. Seseorang tidak berhak sombong sedikitpun dalam hatinya. Apalagi kesombongan tersebut dinyatakan langsung melalui ucapannya. Hal ini adalah kecelakaan besar dalam hidup orang tersebut. Berani menyatakan kelantaman sebagai bagian dari diri sama artinya menantang kekuasaan Allah SWT. Pada hal Allah SWT. telah mengingatkan dalam Alquran pada surat Luqman di ayat ke-18 bahwa,”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Seseorang hendaknya mencari tahu faktor-faktor penyebab kesombongan dalam dirinya. Kalau sudah mengetahuinya maka berhati-hatilah dan berusaha untuk menghindari faktor-faktor penyebab tersebut. Ustaz Adi Hidayat menyatakan bahwa penyebab kesombongan pada diri manusia ada empat macam. Pertama di saat seseorang memperoleh penambahan nikmat kekedudukan yang meningkat. Kedua adalah di saat seseorang mendapatkan penambahan nikmat berupa harta yang bertambah banyak. Ketiga adalah saat seseorang memperoleh nikmat berupa bertambahnya ilmu yang dimilikinya. Dan keempat adalah saat seseorang semakin bertambah ketaatannya dalam beribadah. Kenali dengan baik faktor-faktor pemicu kesombongan. Sadari dengan baik manusia tidak pantas berlaku sombong.
Kedudukan, harta, ilmu, dan taat merupakan pemberian dari Allah SWT. Keempat hal tersebut bisa datang dan pergi lebih cepat dari hembusan angin. Untuk apa menyombongkan diri. Sia-sia sajalah kesombongan yang diperlihatkan seseorang. Kesombong dekat dengan kemurkaan Allah SWT. Hanya Allah SWT., sajalah yang berhak sombong terhadap makhluk-Nya. Jangan sombong terhadap sesama manusia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar