Agus Salim Batubara

Guru Sejarah Indonesia di SMA DHARMA PATRA Pangkalan Berandan. Alumnus Sagusabu Langkat 2019. Dilahirkan pada 17 Agustus 1976. Mewujudkan mimpi mendokumentasika...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak Perlu Menunggu Menit Terakhir (Hari ke-115 dari 365 hari)

Kecuali Allah, semua yang ada di alam ini selalu berpasangan. Sesuatu yang berawal pasti berakhir. Kesempatan berujung kesempitan. Kesehatan tidak selamanya dinikmati. Sakit kapan saja bisa datang. Waktu lapang dengan cepat berubah menjadi kesempitan. Ketenangan bertukar tempat dengan ketergesaan. Kesejukan pagi hanyalah beberapa saat dalam sehari. Setelah itu berganti dengan siang hari yang identik dengan panas dan gerah. Ia juga berakhir ketika sore mulai turun. Sementara itu, tirai malam sudah bersiap-siap untuk menggantikan senja sesuai dengan waktunya. Begitu seterusnya hingga kehidupan berganti dengan kematian.

Seorang mukmin pasti akan mati. Apa saja yang melingkupi diri dan kehidupannya memiliki batas waktu masing-masing. Jangan lengah. Lalai memperhatikan diri dan alam beserta isinya yang tak kekal ini hanya mendatangkan penyesalan tiada akhir. Iman mestilah dijaga. Amal merupakan bukti keberadaan iman. Beramal tak boleh ditunda-tunda. Segera laksanakan dengan penuh kesungguhan hati. Rasulullah SAW telah mengingatkan untuk selalu melaksanakan amal ibadah tanpa harus menunggu-nunggu sesuatu. Hal ini sudah disebutkan dalam sebuah hadis berikut ini :

“Dari Abu Hurairah ra., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,”Segeralah kalian beramal karena adanya tujuh perkara, adakah yang kalian tunggu selain kefakiran yang membuat seseorang lupa (akan ketaatan kepada Allah), atau kekayaan yang menyebabkan seseorang melampaui batas, atau sakit yang merusak (agama seseorang), atau usia tua yang membuat seseorang pikun, atau kematian yang datang tiba-tiba, atau Dajjal, seburuk-buruk perkara gaib yang ditunggu, atau hari kiamat, padahal hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (HR.Tirmizi, Terjemah Muntakhab Ahadits : 107)

Tidak ada yang tahu kapan kematian datang menjemput dirinya. Tetapi kematian selalu terjadi tanpa pandang siapa, di mana, kapan, dan bagaimana. Pagi segar bugar, siangnya sudah terbujur kaku menanti pelaksanaan fardu kifayah. Baru saja bertatap muka bersama handai tolan, terdengar kabar sudah tiada. Tadi tertawa, sekarang berurai air mata. Begitulah kehidupan yang dijalani. Itulah sebabnya pesan dan nasihat agung Rasulullah SAW seperti yang tersebut pada hadis di atas menjadi petunjuk bagi seorang mukmin. Segeralah beramal sebelum kedatangan tujuh perkara sebagai berikut : (1) fakir penyebab lalai untuk taat kepada Allah, (2) kaya yang menyebabkan kesombongan, (3) sakit yang menyebabkan rusaknya iman, (4) usia tua yang disertai kepikunan, (5) kematian yang pasti terjadi, (6) kedatangan Dajjal, dan (7) terjadinya kiamat besar.

Jangan menunda-nunda beramal saleh. Giatlah melakukannya. Hiasi hati dan diri dengan keikhlasan beramal. Saat mati tiba hanya amal saleh yang menjadi teman di alam kubur. Sementara keluarga dan harta akan berpisah. Inilah yang telah diingatkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis sebagai berikut :

“Dari Anas bin Malik ra., dia berkata,”Jenazah itu diikuti tiga perkara, yang dua akan kembali, sedang yang satu tetap tinggal bersamanya. Ia diikuti keluarga, harta, dan amalnya. Lalu keluarga dan hartanya kembali, sedang amalnya tetap tinggal bersamanya.” (HR. Muslim, Terjemah Muntakhab Ahadits : 108)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Memang benar pak

29 May
Balas

Alhamdulillah. Barakallah. Terima kasih. Salam literasi dari Pangkalan Berandan, Bu.

30 May

Terima kasih pencerahannya Pak, Salam literasi.

29 May
Balas

Alhamdulillah. Barakallah. Salam literasi juga dari pinggir Pangkalan Berandan, Bu.

30 May



search

New Post