Agus Siswanto

Alumni D 3 Pendidikan Sejarah IKIPN Yogyakarta tahun 1988, pernah mengajar di Baucau Timor Timur (1989 - 1999). Kini mengajar di SMAN 5 Magelang, hobby olah rag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Dilematika Tahun Ajaran Baru

Dilematika Tahun Ajaran Baru

Jagad pendidikan Indonesia tiba-tiba gempar. Berbagai komentar baik yang pro maupun kontra pun bersliweran di ruang publik. Isyu apa yang menyebabkan hingar-bingar ini. Tak lain dan tak bukan adalah wacana mas Menteri untuk memulai tahun ajaran baru pada tanggal 13 Juli 2020.

Hal ini bukan sesuatu yang baru. Bangsa ini dikenal dengan sebutan sumbu pendek. Ibarat sebuah petasan, sumbu pendek menyebabkan petasan tersebut cepat meledak. Nah, inilah bangsa kita.

Bagi mas Menteri sendiri, situasi ini jelas sangat tidak menguntungkan. Keinginannya untuk memodernisir pendidikan, dengan menggunakan daring sebagai andalan pembelajaran, ternyata harus dihadapkan pada realita. Pembelajaran daring yang dilakukan saat stay at home dalam kenyataanya amburadul. Keluhan dari orang tua, siswa maupun guru berdatangan ke telinga mas Menteri. Belum diperparah dengan kendala jaringan internet di beberapa wilayah tanah air ini.

Demikian pula, saat mas Menteri mewacanakan tahun ajaran baru. Suka atau tidak suka, keputusan harus diambil. Hal ini tentu saja untuk memberikan kepastian pada siapapun. Dengan pemberitahuan ini, diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan mempersiapkan diri. Terkait kondisi yang belum sepenuhnya terkendali, tentu saja telah menjadi pertimbangan di sana. Dan bukan tidak mungkin akan ada evaluasi di dalamnya.

Berkait dengan pembukaan tahun ajaran, semua pasti setuju bahwa hal ini menjadi dilema. Wacana membuka pada bulan Juli 2020, atau mengundurkan pada bulan Januari 2021 tetap saja ada plus minusnya. Secara jujur saja, selama hampir 3 bulan anak-anak kita berada di rumah pasti ada perasaan tertekan pada diri mereka. Keinginan untuk bersosialisasi menjadi kebutuhan yang luar bisa mereka butuhkan. Keharusan tinggal di rumah tanpa kegiatan yang jelas, apalagi saat ini sebagian sekolah sudah memasuki kegiatan evaluasi bukan sesuatu yang nyaman.

Di sisi lain, membiarkan mereka masuk sekolah lagi juga penuh dengan resiko. Walaupun telah disiapkan berbagai protokol kesehatan seperti apa yang dirilis dalam New Normal bukan jaminan mereka akan mematuhinya. Kita tahu sendiri bagaimana anak-anak kita, baik dari tingkat PAUD hingga SMA. Dan jika protokol tersebut dilanggar bukan tidak mungkin justru memperparah pandemi.

Akhirnya, kita hanya bisa berharap pandemi segera berakhir. Dan kita sebagai garda terdepan dalam menghambat penyebaran virus Corona mampu melaksanakan apa yang menjadi anjuran pemerintah. Sehingga semakin cepat pandemi berlalu, semakin cepat pula kita menyaksikan senyum lebar anak-anak kita kembali.

Magelang, 26 Mei 2020

#edisiberbagi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga keruwetan cepat reda

25 Jun
Balas

Benar benar dilema yah Pak. Semoga Rahman Allah tercurah. Sukses selalu dan barakallahu fiik

26 May
Balas

New normal, semoga semua memahami...

26 May
Balas

Inilah PR yang sangat berat. Terima kasih Bu kunjungannya.

26 May

Memang sangat fenomena memilih belajar Daring atau belajar di sekolah, klw saya boleh milih baiknya belajar d sekolah saja, jaga diri masing masing agar terhindar dari virus...sampai kapan rakyat bangsa ini harus diajar untuk disiplin, demi kesehatan diri disiplinkan diri

30 Jun
Balas

Memang sangat fenomena memilih belajar Daring atau belajar di sekolah, klw saya boleh milih baiknya belajar d sekolah saja, jaga diri masing masing agar terhindar dari virus...sampai kapan rakyat bangsa ini harus diajar untuk disiplin, demi kesehatan diri disiplinkan diri

30 Jun
Balas

Mau gimana lagi..serba membingungkan saat ini, anatar pendidikan dan kesehatan..mana yg duluan,..hanya saling mengerti, itu adalah solusi yg terbaik

18 Jun
Balas

ketakutan kita sama pak..anak anak masih belum displin nih..bisa memperparah pandemi..kita juga yg rugi..apik ulasannya

29 Jun
Balas

Semoga saja dg di berlakukan new normal ini, semua akan baik baik saja, Kita sama2 berdoa ya pak, walaupun akan terasa plus minusnya nanti dg kebijakan ini

30 May
Balas

Dilematis memang itu fakta yang kita, alami srkarang ini. Semoga Allah melindungi kita semuanya, Aamiin

24 Jun
Balas

Semoga semuanya bisa kembali normal..... salam literasi

07 Jul
Balas

Saya malah sedih lihat anak2 sepedaan, Pak.

13 Jun
Balas

Aamiinnn. Rindu mendengar suara celotehan anak-anak.disekolah.

16 Jun
Balas

Hmmm... New normal, mudah diucapkan. Tapi untuk pelaksanaan sepertinya akan tertatih tatih, Pak.Maaf kalau saya salah.

26 May
Balas

Betul sekali, jangan anak-anak orang dewasa saja berlomba-lomba melanggar. Terima kasih kunjungannya Bu.

26 May

Iya betul..pak

26 May
Balas

riskan ya

26 May
Balas

Sangat. Terima kasih kunjungannya.

26 May

Saya juga tertekan pak De.Super sekali artikelnya,sukses dan sehat selalu

23 Jun
Balas

Sangat disayangkan kalau masih moda daring. Mungkin antara guru dan murid baru tidak saling kenal jdnya, mereka cuma belajar lewar gawai. waduuuh gawat. Semoga corona cepat berlalu. amiiiin

24 Jun
Balas

Semoga keruwetan ini cepat berakhir

28 May
Balas

Semoga keruwetan ini cepat berakhir

28 May
Balas

Betul pak, semoga kebijakan yg diambil baik utk kita bersama

10 Jul
Balas

Semoga apapun kebijakan yang diambil, haruslah dengan pertimbangan yang matang demi kebaikan bersama.

22 Jun
Balas



search

New Post