AGUS SUDJONO

Drs. H. AGUS SUDJONO, M.Pd. Pengawas SMP Kabupaten Cirebon Alamat Kantor : Jl. Sunan Drajat No.10 Sumber ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Binatang yang Alat Kelaminnya di Punggung

Pergantian jam pelajaran di Kelas VII-B sudah berlangsung. Jam pertama dan kedua telah berakhir, guru IPA (Biologi) ibu Ratna telah meninggalkan kelas VII-B digantikan oleh pak Agus guru Mata Pelajaran Matematika. Dengan senyum ramah pak Agus memberi salam kepada seluruh siswa yang disambut penuh keceriaan oleh seluruh siswa. Pak Agus menanyakan kepada siswa apakah ada tugas yang diberikan masih mengalami kesulitan. Seorang siswa bernama Andi mengacungkan tangan dan bertanya : “boleh tidak bertanya, tetapi tidak ada kaitannya dengan tugas kemarin ?”. Pak Agus menjawab :”silahkan “. Kemudian Andi melanjutkan :”Pak Agus kan guru Matematika, secara Matematika apa fungsi ekor pada monyet ? “. Pak Agus menjawab :”untuk pegangan, bergelantungan di pohon, menjaga keseimbangan.” Spontan Andi berkata : “salah, bukan itu. Yang benar fungsinya adalah untuk menghitung.” Pak Agus tertegun. Belum sempat berucap, Andi melanjutkan : “ Coba saja kalau pak Agus meyuruh saya menghitung banyaknya monyet yang ada di jalan, saya akan menghitung mulai dari satu ekor, dua ekor, tiga ekor dst .... “. Pak Agus hanya tersenyum.

Masih dalam penasaran campur malu, siwa lain bernama Budi bertanya : “Pak Agus kenapa nyamuk senangnya terbang di sekitar manusia saja ?”.”Kamunya saja yang tidak tahu terbang ke binatang juga ada”. Jawab pa Agus tenang. “Bukan itu jawabannya”. kata Budi. Ia melanjutkan :”Kalau orang merasa sekelilingnya ada nyamuk, maka ia akan tepuk tangan terus.” Akhirnya Budi menyimpulkan :“ Karena apabila nyamuk terbang sekitar manusia dan selalu mendapat tepuk tangan, maka nyamuk tersebut merasa senang dan bangga dapat tepuk tangan dari manusia”.

Belum sempat menghela napas panjang, siswa lain bernama Dedi bertanya ke pa Agus : “ Maaf, bapak tahu lambang negara Indonesia Burung Garuda, pertanyaannya Burung Garuda tersebut jantan atau betina ?”. Pak Agus berpikir sejenak. Dalam benaknya berkecamuk rasa penasaran campur sedikit malu, sudah dua pertanyaan dia jawab kurang memuaskan. Dengan rasa percaya diri yang tinggi karena dia menganggap kali ini dia akan menjawab benar, dia menjawab : “ Jelas dong burung garuda tersebut jantang, lihat betapa gagah dan besar.” Jawab pa Agus mantap. Tetapi Dedi menjelaskan : “ Bukan itu alasannya, bapak. Jawabannya betul jantan, tetapi alasannya dari sayapnya, Sayapnya kan dikepakkan ke samping itu artinya jantan, kalau betina sayapnya tidak dikepakkan ke samping tetapi dilipat ke tengah.”

Suasana kelas menjadi ramai, beberapa siswa senang karena merasa menang, tiga pertanyaan tidak dijawab dengan baik oleh pak Agus. Pada saat pak Agus menulis di papan tulis tiba-tiba mendapat ide, segera membalikkan badan berhadapan dengan siswa. Segera dia mengatakan : “Sekarang giliran bapak yang bertanya kepada kalian ”. Dia melanjutkan “ Sudah siap ?”. “Dengarkan baik-baik, binatang apa yang alat kelaminnya di punggung ?” Kali ini pak Agus merasa sumringah senang bukan kepalang, wajahnya merona menampakkan kebahagiaan, dia berkeyakinan pasti siswa kebingungan dan tidak ada siswa yang dapat menjawab. Selang beberapa lama ada seorang siswa menjawab : “Jawabanya binatang yang sedang tiduran.” “Salah, bukan itu jawabannya.” tegas pa Agus. Di belakang ada siswa lain menjawab : “binatang yang sedang kawin”. “Masih salah ... “. lanjut pa Agus dengan tenang. “Mau tau jawabannya ?” “Jawaban yang benar adalah kuda lumping”. Hampir semua siswa dalam kelas merasa tercengang, merasa kebingungan apa yang ia bayangkan dengan jawaban dari pa Agus jauh dari perkiraannya. Pak Agus melanjutkan “Biar kalian tidak bingung, perhatikan orang yang naik kuda lumpingnya. Kan berada di atas punggung kuda lumping, artinya juga anunya ada di punggung kuda lumping.”. Seorang siswa yang masih kebingungan bertanya : “ itu kan kalau yang naiknya laki-laki, pak. Bagaimana kalau yang naiknya perempuan ?”. Dengan penuh kesabaran pa Agus menjawab : “ ya sama saja. Nempel di punggung kuda lumping juga.” Kemudian pak Agus melanjutkan “ Sudah sekarang kerjakan latihan soal-soal latihan, jangan mikirkan kuda lumping terus, masa belajaran Matematika mikirkan kuda lumping, ya tidak nyambung”. Beberapa siswa masih memikirkan kuda lumping dan orang yang menaikinya. Nempel di punggung kuda lumping. Pembelajaran penuh keceriaan. Dua jam pelajaran tidak terasa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

good, pa agus sbg ice breaking dlm pembelajaran, idenya mantap tuh

08 Nov
Balas

Kisahnya asyik nih Pak. Lucu lucu pertanyaannya..

05 Apr
Balas



search

New Post