Matahari belum bersinar. Arip sudah bersiap menuju ke sekolah. Dengan berbekal SK dari bupati dia mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru di sebuah sekolah. Di surat tugas menyebutkan bahwa dia ditempatkan di salah satu sekolah kecil. Dengan berbekal google maps dia mengetahui letak sekolah itu. Sekolah itu terletak di pinggir kota. Tepatnya di kaki gunung kendeng. Sang surya mengintip dari timur saat Arip sampai di sekolah. Sekolah masih sepi. Daun kering berserakan memenuhi halaman. Mungkin, liburan membuat sekolah jadi tidak terawat. Hanya ada seseorang berkaos oblong putih kecoklatan sedang menyiram bunga di taman kecil di depan ruang guru.

“Utamakan kebersihan dulu, Pak. Lihat itu sampah dedaunan berserakan. Seharusnya disapu dulu itu,” nasihat Arip pada lelaki berjenggot putih itu. Setelah bertanya dan mengutarakan maksud kedatanganya Lelaki berkacamata itu mengantarnya ke ruang guru. Setelah membuatkan minum untuk arif, lelaki tua itu pamit meninggalkannya.

Lama Arif menunggu di ruang tamu. Sampai anak sekolah mulai berdatangan. Beberapa guru yang datang dan ditanyainya selalu menjawab agar menunggu sebentar. Hingga akhirnya seorang guru datang menghampirinya. Kemudian mengantarkan Arif ke sebuah ruang. Di sana sudah duduk lelaki tua berkacamata dan berjenggot putih yang ditemuinya tadi pagi. Kini, lelaki tua itu sudah berpakaian rapi. Memakai seragam Keki lengkap dengan atributnya. Di depan meja ada papan nama bertuliskan kepala sekolah.