“Bleep”

Tiba-tiba saja lampu di kamar Mini mati. Padahal baru saja Mini mau menutup matanya setelah selesai membaca doa.

“Duh mati lampu! Kamarku gelap ... aku takut. Katanya kalau gelap suka ada setan. Bagaimana ini?” Bisiknya dalam hati.

Ingin rasanya Mini berlari keluar kamar dan berteriak memanggil Mama. Tapi rasa takut mengalahkannya. Mini hanya bisa terdiam di atas kasur empuk. Mini bersembunyi di dalam selimutnya.

“Hallo Mini ... kenapa kamu bersembunyi di dalam selimut seperti itu?”

Tiba-tiba saja ada suara yang terdengar.

Deg!

Mini benar-benar kaget. Ia mengira jika suara itu adalah setan yang akan mengganggunya.

“Jangan takut Mini. Ini aku Cici, Cicak yang sering menempel di tembok kamarmu. Bukalah selimutmu. Kamu tidak usah takut,” ucap Cici.

“Benarkah kamu Cicak? ... eemmm ... jangan-jangan kamu setan yang menyamar menjadi cicak?” kata Mini. Tubuhnya tetap ditutupi selimut.

“Aku Cici, kamu tidak usah takut. Dengarkan kataku ya Mini, sebenarnya kamu hanya takut dengan gelap,” Kata Cici.

Mini masih tetap nenutup tubuhnya dengan selimut.

“Apa buktinya jika aku hanya takut dengan gelap? Katanya jika gelap pasti akan ada setan. Aku takut sama setan,” kata Mini lagi.

“Buktinya, siang dan malam aku berada di kamarmu. Bahkan ketika ibumu datang dan mematikan lampu kamar, aku tidak pernah menemukan setan. Sekali lagi kamu hanya takut dengan gelap,” kata cici meyakinkan Mini .

“Benarkah begitu Cici?” tanya Mini penasaran.

“Betul Mini. Kamu hanya takut gelap. Coba buka selimutnya. Kamu tidak sadar ya? Sedari tadi listrik sudah menyala. Kamu saja yang terus bersembunyi di dalam selimut, jadinya kamu menyangka jika listrik masih padam,” kata Cici lagi.

“Oh begitu ya Cici? Mulai besok aku tidak akan takut lagi dengan gelap. Ternyata yang membuat kita takut hanyalah gelap. Aku ingin jadi anak yang pemberani!” kata Mini sambil tersenyum.

“Oke, selamat malam Mini. Semoga mimpi yang indah ya ...” kata Cici.

Rdk-03/05/19