PUASA SEDIKIT-SEDIKIT
PUASA SEDIKIT-SEDIKIT
Mempunyai anak lelaki dengan usia yang masih enam tahun, tentunya punya tantangan tersendiri dalam memberikan pengertian puasa. Tidak semudah ketika saya memberikan pengertian kepada siswa yang ada di dalam kelas.
Anak saya, Fatah yang baru beusia enam tahun, sangat antusias menyambut bulan puasa. Hampir setiap menit dia bertanya tentang puasa.
“Yah, kalau puasa itu, berarti tidak boleh jajan ya?” tanyanya.
Saya jawab “Iya.”
“Terus kalau puasa juga, enggak boleh jajan ya?”
Saya jawab lagi “ Iya.”
“Nanti laper atuh, yah, ... kalau minum? Boleh?” pertanyaannya terus memburu.
“Aa, kalau puasa itu berarti kita harus menahan rasa lapar dan rasa haus, berarti Aa enggak boleh makan sama enggak boleh minum,” kata Saya dengan kata-kata yang pelan.
Matanya menatap saya dengan penuh banyak pertanyaan. Jujur, saya harus sangat hati-hati menjawabnya. Karena saya yakin, jawaban pertama adalah jawaban yang akan ia simpan di dalam memorinya.
“Yah ... mmm, kalau makannya sedikit atau minumnya sedkit .. puasanya batal gak?”
“Puasa itu menahan rasa haus dan lapar setelah sahur hingga berbuka, jadi sedikit juga enggak boleh. Nanti puasanya batal,” kata saya sambil tersenyum.
“Yah, sedikiiittttt ... supaya enggak haus,” katanya sambil melentikanjari manisnya. Sambil matanya disipit-sipitkan.
saya tersenyum sambil mengelengkan kepala.
Fatah meringis.
“Aa gak mau puasa ah, takut haus.” Katanya dengan mulut manyun.
“Heyy .. puasa itu wajib. Tapi khusus buat Aa, boleh puasanya sampai jam 12 siang. Boleh minum sedikit supaya tidak haus.” Kata saya sambil mengelus rambutnya.
“Horee ...” Fatah tersenyum.
#####
Hari pertama puasa, di jam-jam awal Aa masih semangat.
Libur sekolah membuat saya dan istri menghususkan diri untuk beraktifitas di rumah saja. Istri sibuk menyetrika baju di ruang belakang dan saya sibuk mengasuh si bungsu sedangkan Aa asik bermain sepedah di jalan depan rumah bersama dengan teman-temannya. Padahal hari lumayan panas.
Sesekali dia masuk ke dala rumah sambil bilang, “Yah ... Aa main pedahan lagi ya?”
Saya lumayan suprise, ternyata Aa masih kuat tanpa mengeluh lapar atau haus, padahal hari yang lumyan panas dan subuh tadi makan sahurnya hanya sedikit. Kelihatannya dia tetep segar tanpa terlihat haus sama sekali.
Jam sudah menunjukan pukul dua belas siang, sesaat lalu azan dzuhur sudah berkumandang, tapi Aa tidak minta berbuka puasa.
Tidak lama kemudian dia Aa Fatah datang, reflek aku bilang “A, mau buka puasa?” tanya saya.
“Boleh?” Aa balik bertanya.
“Sok boleh, Aa boleh minum.”
“Kalau munum mah udah tadi,” jawabnya polos.
“Tadi? Kapan?” tanya saya heran.
Istriku tersenyum.
“Kan kata Ayah kalau puasa, boleh minum sedikit supaya tidak haus ....” jawabnya.
“Jadi?” tanya saya lagi.
“Ya .. Aa tadi minumnya sedikit sedikit ... kalau haus Aa tadi minum sedikit ... haus lagi minum lagi sedikit.” Jawabnya polos.
Bergegas saya menuju lemari pendingin, sekedar mengecek isi botol minum. Saya langsung menggelengkan kepala sambil menahan senyum. Satu botol penuh minuman botol telah raib isinya ... mungkin tadi Aa setiap kali masuk ke dalam rumah langsung membuka lemari pendingin dan minum sedikit, beberapa kali masuk rumah beberapa kali pula ia minum sedikit yang akhirnya satu botol habis ia minum.
Saya langsung menghampiri Aa dan bertanya lagi “Tadi Aa makan sedikit gak,” tanya saya sambil melirik ke arahnya. Aa menggeleng.
“Mulai besok, Aa tidak boleh minum atau makan walau hanya sedikit. Paham?” Kata saya sambil menepuk pundaknya.
Aa Fatah hanya melongo.
Rdk-17/Mei/2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pak Agus Suryadi, gabung di antologi Ramahan bersama anak, naskah ini kan bisa dikirim sama pak Mahfud. tanggal 5 juli terakhir.
Alhamdulillah, bembelajaran yg bagus