Agus Suryadi, SDN Rengasdengklok Ut

Masih belajar menulis dan merangaki kata....

Selengkapnya
Navigasi Web
RAJA YANG SOMBONG (Dongeng Anak)

RAJA YANG SOMBONG (Dongeng Anak)

RAJA YANG SOMBONG

Kerajaan Sasana dipimpin oleh seorang Raja yang terkenal gagah berani bernama Raja Sudarna. Tetapi kegagahan dan keberaniannya hanya dipakai untuk kesombongan semata. Kerajaan Sasana juga mempunyai tanah yang sangat subur, itulah mengapa Kerajaan ini menjadi sangat kaya dan makmur. Tak sedikitpun kekurangan dalam hal sandang dan pangan.

Raja Sasana sangat bangga dengan Kemakmuran wilayah yang dipimpinnya.

Tak sedikit kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar kerajaan Sasana mengagumi Kemakmuran kerajaan Sasana. Banyak diantaranya yang sengaja datang dan ingin menjalin kerjasama. Tapi tak satupun yang diterima.

“Wahai Raja yang tangguh dan bijaksana. Hamba adalah patih yang diutus oleh kerajaan Sedanu. Adapun maksud hamba datang menghadap Raja yang bijaksana adalah untuk menyampaikan pesan dari Raja kami,” ucap Patih, utusan Raja Sedanu.

Badan patih setengah membungkuk sebagai tanda hormat.

“Aku terima sembahmu patih utusan dari Sedanu. Ada apa gerangan engkau menghadapku? Adakah kabar yang penting yang akan engkau sampaikan padaku?” tanya sang Raja Sudarna.

“Ampun beribu ampun Raja, hamba akan memberikan ini sebagai perintah dari Raja kami.” Patih kerajaan Sedanu memberikan segulung surat yang diikat oleh tali yang di dalam nya tertulis pesan dari Raja Sedanu.

Surat itu berisi ajakan kerjasama dari Raja sedanu kepada Raja Sedana. Kerjasama dalam bidang apapun yang akhirnya akan menguntungkan kepada ke dua kerajaan.

Bukan rasa bangga yang digambarkan dari raut wajah Raja setelah membaca surat dari Raja Sedanu. Melainkan raut muka yang teramat tersinggung. Wajahnya sangat tidak bersahabat.

“Hai patih! Katakan kepada Raja penguasa kerajaanmu. Aku tidak akan pernah bekerja sama dengan kerajaan manapun. Katakan padanya bahwa kerajaanku adalah kerajaan yang sangat kaya raya, makmur dan tidak akan kekurangan apapun ... dan ingat! Ini adalah terakhir kalinya engkau datang ke sini. Sekarang pulanglah! Dan jangan pernah kembali lagi.” Kata-kata Raja penuh amarah.

“Biaklah Raja. Akan aku sampaikan apa yang telah Engkau katakan. Sekarang aku pamit mundur,” kata sang Patih. Wajahnya begitu kecewa.

Tak ada yang salah sebenarnya dengan isi surat yang di sampaikan oleh Raja Sedanu. Tetapi karena kesombongan dan keegoisan Raja Sasana yang merasa dirinya sangat kaya dan makmur itulah yang menjadikan Raja Sasana marah. Ia mersasa, sanggup menghidupi kerajaannya sendiri dengan hasil bumi dari wilayahnya. Ia merasa bahwa kekayaan wilayahnya tidak akan pernah habis sampai kapanpun. Dan jikapun ada yang mau bekerja sama, itu hanya akan merugikan kerajaan sasana. Raja takut jika hasil kekeyaannya di manfaatkan oleh kerajaan lain.

Utusan dari Sedanu bukanlah utusan yang peertama yang ditolak mentah-mentah. Setiap ada utusan yang datang untuk mengajak kerjasama pasti hasilnya akan sama. Diusir dari hadapan Raja.

Apakah mereka tidak tahu jika kerajaanku adalah kerajaan yang kaya raya? Aku tahu mereka hanya akan merugikanku saja. Apa yang dapat mereka berikan untuk kerajaanku? Sedangkan semua keperluan sudah dapat aku penuhi. Bahkan berlebih dan berlimpah.

Akulah Raja yang hebat karena dapat membuat rakyatku hidup makmur dan berkecukupan. Raja berkata dalam hatinya dengan penuh kesombongan.

Hingga suatu mangsa. Kerajaan Sasana terkena musibah yang dahsyat. Musim panas yang terjadi sangat tidak wajar. Cahay matahari memancar dan menghasilkan panas yang sangat tidak biasa. Panasnya benar-benar menyiksa. Hampir satu bulan kerajaan Sasana ditimpa bencana ini.

Sungai- sungai dan telaga yang jernih dengan air yang berkilau, sekarang kering kerontang. Tanaman palawija yang tadinya subur kini seakan tak berjiwa. Dan sawah yang terlihat hijau bak permadani kini terlihat gersang serta kebun-kebun yang berbuah ranum kini meranggas.

Hewan-hewan piaraan para penduduk sangat menderita, tak ada lagi rumput hijau yang segar. Hanya ada ranting yang mulai mengering.

Bencana ini membuat kerajaan Sasana seperti kerajaan yang tak berpenghuni. Gersang dan kering kerontang. Tak ada yang dapat dibanggakan lagi dari kerajaan. Kesuburan yang dulu dibangga-banggakan kini musnah. Dan kemakmuran yang dulu sangat di agung-agungkan kini berangsur pudar.

Raja terdiam di depan jendela kamarnya. Memandang hamparan rumput yang mulai menguning. Raja hanya tertegun. Matanya menerawang jauh. Bencana ini benar-benar melumpuhkan segalanya.

Apakah bencana ini kutukan bagiku? Karena aku telah berlaku sombong dan merasa paling hebat. Padahal baru beberapa hari saja bencana ini menimpa kerajaanku. Tapi akibatnya sudah sangat seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku meminta pertolongan kepada kerajaan lain. Karena aku telah berlaku kasar kepada mereka dengan tidak mau bekerja sama. Mungkin mereka sekarang sedang mentertawakan penderitaan kerajaanku. Kata Raja dalam hatinya.

Sepertinya Raja sangat menyesali perbuatan sombongnya. Jika saja dulu ia mau bekerja sama, mungkin hari ini akan datang bantuan dari kerajaan lain sekedar untuk meringankan penderitaan Rakyatnya.

Mata sang Raja terus menerwang jauh.

Tiba-tiba, dari kejauhan terlihat segerobolan penunggang kuda yang menuju kearah kerajaan. Raja tercekat dari lamunannya. Ia bertanya-tanya, siapakah rombongan berkuda yang akan memasuki wilayak kerajaannya? “Jangan-jangan itu adalah utusan kerajaan lain yang akan menyerang kerajaanku ...” pikir sang Raja.

Buru-buru sang Raja keluar Istana, ia menunggu di pintu istana di temani oleh beberapa ponggawa.

Tak berapa lama datanglah puluhan ekor kuda, lengkap dengan bawaan-bawaannya yang di simpan di kiri dan kanan badan kuda.

“Salam sejahtera bagi Raja Sasana” kata sang utusan berkuda dengan penuh hormat.

“Salam-mu aku terima wahai orang asing, siapakah kau dan dari mana asalmu” tanya Raja Sasana.

“Aku adalah utusan dari kerajaan Sedanu, mendapatkan titah dari sang Raja untuk mengantarkan bantuan untuk Kerajaan Sasana. Sudikah kiranya Paduka Raja menerimanya,” kata utusan itu.

Ada ragu yang tersirat dari wajah Raja Sasana. Apakah ini adalah bentuk penghinaan, atau kah ini suatu ejekan yang diberikan oleh Kerajaan lain untuknya? Karena selama ini ia selalu menolak kerjasama dengan Keraan lain karena mersa Kerajaannya adalah kerajaan yang sangat subur dan makmur? Ataukah ini adalah murni bantuan yang diberikan karena memang merasa iba dan kasihan? Banyak sekali yang berkecamuk dalam pikiran sang Raja.

Sekarang ia adalah Raja yang sangat tidak berdaya. Ia sangat malu dengan kesombongannya. Padahal jika saja ia mau bekerjasa sama dengan Kerajaa lain, mungkin saja penderitaan rakyatnya tidak akan separah ini.

Raja sangat malu dengan kejadian hari ini. Kesombongannya ternyata tidak dapat membantu rakyatnya lepas dari penderitaan karena bencana yang menimpanya. Tetapi, kerajaan tetangga yang dulu pernah ia usir malah datang memberikan bantuan tanpa ia minta.

“Sampaikan beribu maap pada Raja-mu wahai patih. Aku telah menolak dan merendahkan ajakan kerjasama darinya. Sekarang aku sangat merasa bersalah, kesombonganku telah membuat aku menjadi lemah,” kata sang Raja. matanya berkaca-kaca.

Tidak berapa lama, datang juga rombongan dari kerajaan lain yang datang. Mereka juga membawa bantuan untuk kerajaan Sasana. Ini membuat Raja Sasana semakin merasa bersalah ...

“sekarang aku sadar. Jika aku mau bekerjasama dan mau hidup berdampingan dengan Kerajaan lain, mungkin akan terasa lebih indah. Jika aku terkena Musibah maka kerajaan lain akan membantu tanpa diminta. Sedangkan aku ... aku telah sombong dan sekarang aku malu dengan kebaikan-kebaikan mereka ...” Raja Sasana tidak dapat menahan tangisnya.

Kesombongan hanya akan membawa diri menuju kesengsaraan, dan bekerjasana dengan orang lain akan menjadikan hidup lebih bermakna.

=SEKIAN=

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul tepat sekali. Sukses Pak Agus

04 Jun
Balas

Keren Pa. Mantap. Tapi ada typo: maap/maaf, kerjasana/kerjasama. Salutlah sama Agus.

03 Jun
Balas

Kerem pak agus, sukses buat bapak.

04 Jun
Balas



search

New Post