Agus Suryadi

Anak bawang...

Selengkapnya
Navigasi Web
ANTARA KECEWA DAN BAHAGIA DI TNGP

ANTARA KECEWA DAN BAHAGIA DI TNGP

Setelah membaca kabar dari sahabat bahwa TNGP akan dihadiri oleh Bapak Mentri yang baru dan juga akan disambangi oleh Gubernur idola, hati saya langsung bergetar. Jujur, awalnya saya ragu untuk ikut acara keren di mana para sahabat dunia maya yang biasanya hanya bertegur sapa di kolom komentar dan bersua di ruang in-box bisa bertemu langsung, mengingat pada hari yang bersamaan saya sudah terundang untuk ujian PKP. Benar-benar buah simalakama. Dua-duanya penting dan dua-duannya seperti sudah terkunci untuk tidak bisa ditinggalkan.

Di menit-menit terakhir pendaftaran TNGP, entah mengapa jemari tangan saya membuka kembali ruang Face Book dan kembali ujung mata membaca tentang acara TNGP yang dipenuhi komentar dari sahabat-sahabat yang penuh semangat. Semua sudah euforia menyambut TNGP. Tentang oleh-oleh, tentang drescode, tentang masakan daerah, rencana jika nanti bersua dan macam-macam celoteh yang jujur saja membuat saya semakin bimbang antara ikut TNGP atau tetap bertahan di PKP!

Jemari ini terus menjelajahi layar telepon genggam hingga berujung pada pesan pendek kepada panitia jika saya berminat mengikuti acara TNGP, sedikit memaksa karena memang waktu pendaftaran telah ditutup dan kuaota sepertinya telah terpenuhi.

“Ditunggu sampai jam delapan pagi ya, Pak.” Jawab panitia ketika saya berusaha mendaftar.

Tentang PKP, untuk sementara saya abaikan. Karena saya pikir .. mungkin PKP masih ada ujian susulan tapi TNGP? Jika tidak bisa ikut hari itu maka saya harus ikut tahun depan. Tahun depan? Aduhhh kelamaan untuk acara seakbar begini sayang jika harus dilewatkan.

Allah Maha Baik. saya mendapat kabar dimenit-menit terakhir jika ujian PKP diundur!

Pukul tiga dini hari saya sudah bersiap-siap untuk berangakat ke Jakarta, walau sebelumnya sempat ingin mundur karena istri mendadak sakit. Demam dan Flu berat. Dengan berat hati, saya meminta izin kepada istri untuk berangkat, istri mengiyakan walau dengan anggukan yang bisa berarti “Ya” dan “Tidak”.

Diiringi gerimis dan suasana yang sepi, saya menunggang motor menuju stasiun kereta yang berjarak sekitar 20Km. Mengingat kereta yang akan membawa saya berangat ke jakarta berangkat pukul lima pagi.

Tiba di Stasiun Pasar Senen, lanjut menggunakan Ojek untuk bisa sampai ke Balai Kota.

Selama perjalanan menuju Balai Kota, hati sudah dag-dig-dug. Membayangkan dan berandai andai jika bertemu dengan sahabat-sahabat hebat saya yang selama ini hanya hadir di kotak telepon genggam.

Tiba di pintu registrasi, Aura positif langsung menyeruak dari Aula Balai Kota. Harum sahabat-sahabat hebat dan cahaya-cahaya literasi menyeruak dari hati penuh makna. Tidak henti mata menyapu pandang ketika tiba-tiba seseorang meyapa dan menyebut nama saya “ Pak Agus?” saya langsung menoleh dan ... ya Allah, saya langsung memeluk sosok yang selama ini saya ingin temui “Pak Ustad? Alhamdulillah ...” saya langsung memeluknya. Ustad Muhlisin. Sosok yang menurut saya Keren abis!

Hari pertama agak kecewa karena dua sosok yang saya gadang-gadang hadir berhalangan karena jadwal beliau mungkin sangat padat, tapi tidak apalah. Masih ada kemungkinan esok mereka bisa hadir menemui kami.

Hari pertama ditutup dengan kesan yang wow dan penuh dengan suka cita.

Kembali ke rumah dengan menggunakan kendaraan umum. Insiden salah naik jurusan membuat saya benar-benar syok dan panas dingin mengingat jadwal kereta yang tidak bisa kompromi. Berlari-lari dan tertatih-tatih naik dan turun tangga stasiun untuk beberapa kali transit kereta comuter line yang baru pertama kali saya naiki.

Tiba di rumah sekitar pukul Sebelas malam. Lelah, badan serasa remuk. Ada niat untuk tidak hadir di hari kedua. Mengingat jam duabelas malam mata belum juga terpejam dan istri yang sedang sakit.

Tapi akhirnya saya memutuskan untuk kembali hadir di hari kedua, mengulang ritme hari pertama.

Jarak Stasiun Pasar Senen menuju Lebak Bulus lumayan jauh. Telat? Sudah pasti. Tapi ternyata bukan hanya saya yang tertinggal, ada rekan dari Riau yang juga tertinggal rombongan.

Tiba di KeMenDikBud dengan, masih berharap bertemu Pak Mentri dan Pak gubernur Idola. Tapi ternyata hingga akhir acara beliau-beliau tetap tidak bisa hadir. Tapi tidak apalah, bagi saya bukan masalah yang besar tidak bisa berkesempatan bertemu dengan mereka berdua. satu yang pasti, Allah telah mengganti kekecewaan saya dengan kebahagiaan yang sangat luar biasa hebatnya! Bertemu denga 511 orang hebat! Ada Kecewa yang terbayar bahagia di TNPG.

Biodata

Agus Suryadi. S.Pd SD

Lahir di Kota pangkal Perjuangan, Karawang 16 Agustus 1978. Sekarang mengajar di SDN Rengasdrngklok utara 1. Anak bawang dalam dunia kepenulisan. E-mail : agus_suryadadie@yahoo,com.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren

11 Dec
Balas

terima kasih, bundaaa

14 Dec

Keren

11 Dec
Balas

hatur nuhun, bundaaa

14 Dec

Keren pak, mantap tulisannya. Inimah masuk kriteria juara masuk 10 besar.

11 Dec
Balas

Betulll... Pak guru

12 Dec

aminnnn .. aminn, kan belajar dari pak haji kaboel ..

14 Dec



search

New Post