FIGURA RASA
Inilah rindu. Ketika detak jantung bertemu dengan darah yang berdesir. Tidak ada lagi kata yang bisa diucap, semuanya seperti tercipta indah.
Mataku menyapu ruang tunggu yang luas. Ratusan pasang mata bergantian bersitatap denganku. Tetapi tidak satupun mata yang aku kenal.
Hari ini, ya ... hari ini seperti hari yang telah dijanjikan oleh perempuan yang telah melahirkan dua buah hasil kasih sayangku dengannya. Dia wanita tercantik yang telah mengisi hari-hari indahku sebelum memutuskan untuk pergi ke luar negeri.
Aku terus mencari dengan senyum yang mulai memudar. Sedari pagi buta hingga sore menutup senja, tak ada tanda-tanda dia akan tiba.
Tidak juga ada kabar dari dia lewat kata-kata ... atau setidaknya lewat suara di telepon genggam.
Padahal dua minggu yang lalu dia berjanji akan pulang dan kembali merajut kebahagiaan, tapi ... entahlah.
Aku mulai hilang rona.
Berusaha menahan kekecewaan. Apa yang harus aku katakan pada Mira dan Bayu? Bukankah mereka sudah tak tahan ingin kembali merasak pelukan hangat ibunya?
Oh, tidak!
Telepon bergetar, nyala layar membuat aku seketika menghanyutkan lamunan.
Sebaris kata yang aku baca lewat pesan singkat yang ia kirimkan, telah cukup menguatkanku tentang kabar itu. Bahwasannya aku telah menjadi bagian hidupmu yang tercampakkan.
"Aku tidak jadi pulang. Izinkan aku untuk minta bercerai. Soal anak-anak, biar ibu yang akan mengurusnya!"
Rdk/25/03/19
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar