AGUS SUTONO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BERMUSIK DAPAT MENGOLAH JIWA

BERMUSIK DAPAT MENGOLAH JIWA

Oleh : Agus Sutono

Guru SMK Muhammadiyah Bobotsari, Purbalingga

_________________

“Dengan seni hidup menjadi indah” satu kalimat yang sering kita dengar. Apapun, bagaimanapun dan dimanapun seni tetap indah dan asyik dinikmati. Vokal, lukis, tari, pahat, atau apapun yang berbau seni tetap tidak akan membosankan.

Musik merupakan salah satu bagian dari seni. Bermusik atau bermain musik satu hal yang menyenangkan bagi siapapun. Sekalipun orang itu tidak dapat memainkan alat musik, minimal akan menjadi penikmat. Banyak pagelaran musik dipertontonkan dengan tiket yang super mahal, tapi anehnya seluruh tiket terjual bahkan habis sekian bulan sebelum pertunjukan digelar.

Bermain musik grup berbeda dengan bermain musik solo. Katakan saja solo orgent atau orang sering mengatakan orgent tunggal. Seorang player solo orgent akan mengexplore segenap kemampuan sehingga menjadi arrangement tunggal bagi semua jenis suara alat musik dalam lagu yang dinyanyikan. Akan menjadi sangat indah ketika player bisa mengkombinasi beberapa style dan voice pada keyboard bahkan mungkin akan lebih indah dari musik aslinya. Player orgent menjadi satu-satunya kombinator dan arrangement pada keyboard yang ada dihadapannya. Ketika permainan dan arrangement yang dihasilkan enak dinikmati akan banjir pujian dari penikmat musik. Ketika "amburadul" dia akan menjadi pusat “celetukan” yang tidak mengenakan.

Bermain musik dalam grup diperlukan kekompakan satu personil satu dengan lainnya. Semua personil harus mempunyai mindset yang sama. Bermusik dalam grup perlu ada "kelegowoan" setiap personilnya. Mindset yang dibangun dalam grup bagaimana bisa menciptakan harmonisasi dari suara semua alat musik yang dimainkannya. Pada nada tertentu kadang dibuat smooth, namun pada paragraf berikutnya dibuat agak keras sehingga akan ada dinamika dalam alunan nada yang dimainkan.

Chemistry antar personil harus ditumbuhkan. Akan merasakan sulit bermain musik ketika baru bertemu satu sama lain. Apalagi ketika personil dalam satu grup berasal dari genre musik yang berbeda. Penyesuaian akan berlangsung lama, biasanya satu dengan yang lain akan saling "mengintip" permainan masing-masing. Satu sampai tiga kali "jeng-jeng" bareng baru akan bisa dirasakan keselarasan. Bermusik memang memerlukan rasa dan mengolah filling dalam setiap lagu yang dimainkannya. Bagaimana tidak, karena satu lagu dengan lagu berikutnya menggunakan nada dasar yang berbeda. Hal ini memerlukan ketajaman filling dalam memainkan acord.

Kekompakan grup dalam memainkan lagu mutlak diperlukan tanpa ada tawar menawar. Kekompakan mengiringi lagu dapat disaksikan pada opening dan ending sebuah lagu yang dimainkan. Pembuka dan penutup lagu inilah keriskanan tingkat tinggi sering terjadi dalam bermusik. Fokus audience dalam menikmati lagu akan terjadi diawal dan akhir pertunjukan lagu yang disajikan. Ditengah lagu audience lebih pada "manggut-manggut" menikmati alunan nada yang meliuk-liuk tanpa fokus pada permainan musisi.

Bermain musik tidak sesederhana yang dibayangkan. Rasa, ketajaman, skill semua dikeluarkan untuk menghasilkan keharmonisan. Satu kepuasan batin dan value tersendiri apabila dapat menyuguhkan tampilan yang membuat pendengar bahagia.

_________________

Bobotsari, 12 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post