Oleh : Agus Sutono, S.Pd

Guru SMK Muh. Bobotsari, Purbalingga

Covid-19 rupa-rupanya belum ada tanda-tanda berakhir. Entah sampai kapan pandemi ini akan dinyatakan selesai. Semakin meningkatnya orang yang terpapar covid-19 dan semakin banyaknya daerah yang dinyatakan menjadi zona merah menjadikan kita harus tetap melakukan semua tindakan sesuai dengan protokol kesehatan.

Pemerintah sudah menyerukan untuk berkehidupan baru atau sering kita dengar dengan istilah new normal, namun beberapa tempat/instansi dinyatakan belum boleh melakukan aktifitas secara normal seperti halnya sebelum adanya covid-19. Sebut saja sekolah, belum dapat melakukan pembelajaran tatap muka.

Banyak pesan dari murid, orang tua murid, bahkan dari tenaga pengajar sendiri untuk dapat belajar dengan cara tatap muka. Namun pemerintah belum memberikan ijin dengan pertimbangan dan alasan kesehatan juga keselamatan. Surat edaran perpanjangan pembelajaran jarak jauh yang dikeluarkan kembali dinas pendidikan menjadi dasar sekolah untuk tetap melakukan pembelajaran jarak jauh.

Tenaga pendidik "dipaksa" atau "terpaksa" melakukan pembelajaran dengan cara yang baru. Padahal pembelajaran baru dengan cara jarak jauh, di Indonesia masih banyak kelemahan-kelemahan. Memang yang sedang dialami saat ini merupakan sesuatu yang baru dan masih berproses untuk menjadi lebih baik lagi tentunya. Namun kalau kita lihat kondisi dilapangan saat ini belum dapat dilaksanakan seperti harapan. Banyak kendala yang dialami oleh guru maupun siswa.

Beberapa kendala yang dapat kita lihat dilapangan diantaranya kondisi sinyal antara satu dengan daerah lain belum sama. Kondisi sinyal yang tidak stabil tentu saja akan menghambat pembelajaran jarak jauh. Kelancaran tatap muka dalam aplikasi sangat diperlukan sehingga baik guru ataupun siswa dapat berinteraksi dan bersinergi dengan lancar tanpa hambatan.

Belum semua siswa memiliki android yang "suport" digunakan untuk pembelajaran jarak jauh. Ini juga kendala yang harus dihadapi oleh guru dan siswa. Ketika smartphone diinstal aplikasi pembelajaran menjadikan handphone error. Lagi-lagi siswa tidak dapat mengoperasikan android yang dimilikinya.

Ada lagi beberapa anak yang belum beruntung yang tidak memiliki android. Ini adalah satu kenyataan dilapangan yang kita tidak dapat menutup mata, bahwa memang ada beberapa anak yang tidak memiliki android. Ketika ada beberapa anak tidak dapat mengikuti pembelajaran, akan berkendala karena antara satu anak dengan anak yang lain tidak dapat menyerap pelajaran secara sama.

Banyak juga siswa menyampaikan tidak mempunyai kuota, sehingga pembelajaran hanya diikuti beberapa anak saja dalam satu kelasnya. Bantuan kuota data dari sekolah yang diberikan rupanya belum cukup dipakai untuk pembelajaran satu bulan. Ada secercah harapan ketika pemerintah memberikan bantuan kuota data kepada siswa walaupun inipun belum dapat maksimal.

Beberapa kendala diatas tidak akan dapat dihindari oleh semua pendidik, sehingga sebenarnya baik siswa, guru maupun orang tua murid berharap pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan kembali. Semoga pandemi ini cepat berlalu sehingga sekolah kembali dapat beraktivitas seperti sedia kala. Karena sejatinya tidak hanya pembelajaran saja yang dapat dilakukan, tapi banyak hal yang dapat dilakukan ketika pembelajaran tatap muka, salah satunya dapat saling bersilaturahmi satu sama lain.

Purbalingga, 1 Nopember 2020