AGUS SUTONO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENDOAN MAK NYOSS

MENDOAN MAK NYOSS

Oleh : Agus Sutono, S.Pd

Guru SMK Muh. Bobotsari, Purbalingga

_________________

Indonesia yang subur jibar jibur ini, gemah ripah loh jinawi memang sangat luar biasa tidak dapat diungkap dengan kata. Tidak heran kalau negara kepulauan yang dipisahkan oleh lautan ini beberapa kali diperebutkan oleh beberapa negara asing untuk dapat menguasainya.

Belanda, Jepang, Perancis dan beberapa negara lain ingin sekali menguasai negara dengan julukan zamrud katulistiwa ini. Karena begitu suburnya tanah Indonesia, Koes Plus band legendaris menulis dalam liriknya "bukan lautan hanya kolam susu”, “tongkat kayu dan batu jadi tanaman".

Tidak hanya kekayaan alamnya, Indonesia juga kaya akan suku, bahasa, budaya dan makanannya. Dapat kita lihat dan dengar ketika kita beringsut sedikit saja padahal masih dalam satu kawasan kabupaten, kata yang sama dapat berlainan arti. Ini menunjukkan betapa kayanya perbendaharaan kata di Indonesia tercinta ini.

Menilik makanan di Indonesia, beribu makanan khas dapat disajikan. Di Banyumas sendiri ada satu makanan yang menjadi icon, seolah harus ada dalam setiap jamuan atau diberbagai kesempatan. "Mendoan",,,,,,, ya itu makanan sangat sederhana, berbahan baku kedele yang telah diproses menjadi tempe.

Sangat sederhana dan sangat mudah cara membuatnya, tempe diiris tipis dibalut dengan tepung terigu, digoreng setengah matang namun dapat menghasilkan rasa yang "mak jleb" dihati. Menjadi satu pertanyaan mengapa ketika mendoan diolah bukan orang asli Banyumas rasanya menjadi beda? Inilah uniknya mendoan.

Dimakan disetiap saat, disetiap waktu akan tetap menghasilkan chemistry dengan penikmatnya. Dalam keadaan hangat, mendoan dinikmati dibarengkan dengan "cengis ijo" dalam bahasa Banyumas sering disebut "nyigit cengis" menghasilkan rasa yang amazing membuat mata merem melek. Memang luar biasa makanan yang satu ini, makanan rakyat namun mempunyai sensasi layaknya makanan orang berada.

Dalam perkembangan zaman, sekarang ini banyak inovasi yang dilakukan oleh pelaku bisnis. Dengan berbagai tujuan atau sekedar coba-coba sehingga mendoan menjadi banyak varian. Cara pemasarannya juga sudah dipasarkan dengan modern, minimal menggunakan media sosial sebagai media untuk pemasarannya. Di instagram atau facebook contohnya mendoan yang kita lihat sehari-hari biasa saja akan terlihat menjadi sangat menarik hingga kita harus menahan air liur. Jenis mendoan juga sudah bermacam-macam dari yang biasa hingga yang berwarna warni, bahkan ada yang dibuat begitu lebar dan tebal.

Diluar Banyumas mandoan banyak dijajakan, dan sebagian besar penjual berasal dari tlatah Banyumasan. Alhamdulillah mendoan menjadi satu brand yang dapat mendatangkan rizqi bagi orang-orang Banyumas yang mengais "receh" diberbagai tempat. Pertanyaannya bagaimana kita dapat mem-branding mendoan ini dari makanan biasa menjadi makanan yang "berselera raja"? Tentu ini membutuhkan pemikiran cerdas dari para praktisi pemasaran.

Tulisan ini dibuat bukan berarti karena ego kedaerahan namun ketika mendoan dapat terangkat, ekonomi masyarakat juga akan semakin meningkat. Semoga tulisan ini juga akan diikuti oleh pembaca diluar Banyumas untuk dapat mengangkat makanan daerah masing-masing sebagai potensi lokal yang dapat dibanggakan.

_________________

Purbalingga, 5 Nopember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post