16, SEPENGGAL CERITA
Bangau-bangau itu bergerak cepat mencari anak katak di sepanjang pematang sawah. Seolah menemani orang tua itu yang sedang mengairi sawahnya. Sawah peninggalan dari kakeknya yang tak seberapa luas. Tapi dengan selalu memanjatkan syukurnya dia menikmati semua itu.
Sawahlah harapan yang tersisa untuk penghidupannya bersama istri dan anak-anak tercintanya. Karena gaji pensiunan yang ia terima sudah habis untuk keperluan-keperluan sebelumnya. Penghasilannya bertanipun dia rasa cukup untuk dia makan keseharian. Meski hanya dengan lauk seadaanya. Kadang memetik sayuran dari kebunnya sendiri. Tapi terkadang kalo mempunyai uang lebih, dia gunakan untuk membeli sekedar tahu atau tempe.
Dia menikmati kehidupannya sehari-hari dengan bersyukur. Karena mungkin hanya dengan selalu berpikir positif yang membuatnya selalu sehat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar pak.Bersyukur adalah jalan terbaik.Salam sehat dan sukses selalu
Sukses juga untuk bapak.
Tulisan yang inspiratif, salam literasi
Terima kasih bu. Salam literasi, mohon ijin belajar.