Agustianur Hutapea

Aku si pembelajar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Masih Pantaskah Disebut Guru?

Tantangan Hari Ke-5

#TantanganGurusiana

Part 3

Setelah kelulusan SMP, Rani memilih SMA pilihannya yang tentunya sesuai dengan keuangan keluarganya. Akhirnya Rani memilih sekolah kejuruan. Pada zamannya, sekolah negeri justru lebih mahal, apalagi sekolah favorit atau unggulan.

Jarak antara rumah ke sekolah Rani cukup hanya dengan berjalan selama 30 menit. Hal itulah yang membuat Rani memilih sekolah tersebut meski sebenarnya nilainya masuk untuk sekolah negeri unggulan. Tetapi karena harus menggunakan angkutan umum dua kali ganti, membuat dia mengurungkan niatnya tersebut.

Rani sadar dia bukanlah anak orang kaya. Tapi Rani tetap bersyukur karena masih bisa melanjutkan sekolahnya hingga SMA.

Satu bulan menjadi siswi di SMK Putih Abu membuatnya semakin mengenal teman-temannya. Tidak hanya yang di kelas, tetapi juga kakak kelas. Rani yang mewarisi kecantikan ibunya. Bertubuh tinggi 165 cm dengan berat badan 48 kg, kulit putih bersih, dan rambut hitam panjang sepinggang ditambah dengan lesung pipi yang membuatnya menjadi salah satu primadona di sekolah tersebut.

Hari Senin pada bulan kedua di awal tahun ajaran yaitu bulan Agustus, ada pelajaran komputer seperti biasanya. Pelajaran komputer dilaksanakan di ruang Lab. Komputer dengan kapasitas 25 unit komputer. Masing-masing siswa memegang satu komputer.

Terdengar suara kasak-kusuk dari bangku depan. Ternyata mereka sedang membicarakan guru komputer yang baru. Ya, guru komputer yang lama mengundurkan diri dengan alasan ingin menemani ibunya yang sakit di kampung. Sekolah tak bisa menahannya jika sudah menyangkut kesehatan orang tua.

Guru baru tersebut memperkenalkan dirinya. Namanya Pak Doni. Dia berasal dari wilayah di dataran Jawa Tengah. Dia mengenalkan dirinya masih single, sehingga kembali membuat ruang lab menjadi heboh dan berisik. Maklum lah, usia SMA memang begitu.

Rani hanya memperhatikan sambil sesekali tersenyum melihat aksi teman-temannya yang berusaha menggoda Pak Doni. Aduh, baru pertama bertemu saja sudah seberani itu. Pikir Rani.

Rani merasa Pak Doni selalu melihat ke arahnya. Hal itu membuat Rani segera menunduk karena malu. Ketika Pak Doni berkeliling untuk mengecek dan memastikan kalau siswanya mampu mengoperasikan komputer dan mengerjakan tugasnya. Setiap tiba di kursi Rani, pastilah Pak Doni lebih lama disana, mengajak ngobrol Rani, bertanya ini itu yang justru membuat Rani menjadi salah tingkah karena ada beberapa temannya yang melirik le arahnya sambil nyengir menggoda.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post