Mungkinkah Aku OTG?
Tiba-tiba ketika aku sedang melaksanakan tugas kurasakan tubuh ini meriang, panas dingin rasanya. Pada hal ketika berangkat bekerja kurasakan tubuh ini biasa-biasa saja. Aku menjadi tidak nyaman. Aku merasa kedinginan, dan dengan segera aku keluar dari ruangan kerjaku ke lapangan depan kantor untuk berjemur. Cukup lama aku berada di lapangan, terasa hangat tetapi tubuh.ini tidak nyaman. Lalu aku masuk ke ruangan lagi.
Sesampai di dalam ruangan aku benar-benar merasa tidak nyaman. Dengan segera aku menilpun suamiku, tetapi seperti biasanya hape suamiku sulit dihubungi, karena suamiku termasuk yang malas mengisi pulsa. Biasanya suamiku selalu mengandalkan hotspot dari hapeku. Namun, krn aku berada di kantor akhirnya hapenya tak bisa dihubungi. Langsung kuhubungi anakku, alhamdulillah segera terhubung. Aku meminta agar aku segera dijemput. Kusampaikan kalau aku ingin pulang.
Begitu sampai di rumah aku langsung istirahat di kamarku , sambil memesan kepada anakku agar aku dimasakkan atau dibelikan sayur asam dan lauk tempe goreng untuk makan siangku. Ternyata tidak mudah untuk tertidur karena tubuh terasa tidak nyaman. Aku dibangunkan karena aku belum sholat Dhuhur.
Usai sholat anakku menatakan makan siangku. Alhamdulillah, aku bisa makan lumayan enak. Apa yang kurasakan seperti yang kubayangkan ketika memsan menu kepada anakku. Aku bersyukur karena aku masih bisa merasakan asin, manis, dan kecut dari masakan anakku.
Ketika makan malam, menu pesananku sudah habis karena anakku masaknya sedikit. Saat itu aku berpikir enaknya makan apa. Kubayangkan makan rawon pasti enak. Suamiku dengan sabar mengantarkanku mencari makan malam sesuai keinginanku. Akhirnya kudapatkan warung yangblumayan ramai, aku memesan 2 piring nasi rawon. Begitu sudah tersaji di hadapanku aku senang sekali, dengan bismilah kuduapkan sesendok ke mulutku. Astaghfirullah rasanya benar-benar asin. Karena ingin sembuh kupaksa juga sampai 5 kali suapan. Ketika untuk yang keenam kalinya benar-benar tidak bisa. Aku sudah mulai mual dan ingin muntah. Biar tidak mengacaukan suasana aku bergenti dengan mulut terkatup. Aku mengambil nafas dalam-dalam lalu kukeluarkan pelan-pelan. Aku tidak tahu itu ide dari mana. Yang kuingat aku berupaya tidak muntah dan berhasil. Aku diam menunggui suamiku menyelesaikan makannya. Suamiku sudah paham.
Ternyata aku benar-benar sakit. Setiap makanan yang masuk ke dalam mulut terasa asin. Seyiap hari betpikir enaknya makan apa agar bisa masuk ke mulut tanpa terasa asin. Makan soto daging, soto ayam, sup, baso semua terasa asin. Karena aku sayur, maka kubayang makan salad sayur tentunya enak. Akhirnya kucoba membuatnya sendiri. Kubeli selada, mentimun, nanas , tomat, bawang bombay, dan mayoneise. Sebelum kumakan, kumasukkan semyanya ke lemari pendingin. Alhamdulillah, aku bisa makan tanpa gangguan rasa asin. Sejak itu aku seting membuat salad dengan berbagai variasi buah.
Ketidakhadiranku di tempat kerja, membuat beberapa teman menghubungiku melalui WA. Dia menyarankan agar aku mengkonsumsi habatus saudah dan madu. Sarannya bisa kuterima, karena sebelumnya aku memang mengkonsumsi tersebut. Aku heran kenapa aku tidak sembuh-sembuh. Aku takut kena Covid-19, walaupun kutepis kekhawatiranku kareba aku masih mencium dengan baik. Aku merasa senang ketika aku masih mencium parfum yang disemprotkan ke tubuhnya. Aku merasa bersyukur sekali jetika malam-malam aku terjaga dari tidur dan mencium bau ( maaf) kentut suamiku.
Kuputuskan aku mau ke rumah sakit. Ketika kusampsikan niatku anakku berkata, " Yakin mau ke rumah sakit? Kemarin Monik ( teman anakku yang kukenal) sakitnya seperti ibu, langsung rawat inap Bu, karena positif." Mendengar omongan anakku, nyaliku menciut aku putuskan tidak jadi ke rumah sakit.
Aku sudah mulai bosan sakit, karena hampir 2 minggu aku sakit. Entah mengapa baru terbersit di pikiranku untuk pasrah dan menerima semuanya. Di sholatku aku berdoa bahwa aku ikhlas menerima sakit yang kuderita ini, namun aku juga memohon agar aku tidak diuji melebihi dari kemampuanku. Aku menangis karena terbersit seandainya aku harus menghadap kepada-Nya. Ditambah lagi aku bermimpi duduk berdampingan dengan temanku yang telah meninggal. Dalam mimpiku aku memandangnya, namun dia tidak memandangku.
Entah karena sikap pasrahku, walau tidak ke rumah sakit aku berangsur-angsur membaik. Aku hanya mengkonsumsi buah dan sayur yang kubuat salad serta rujak uleg yang sarat dengan aneka buah dan sayur, sayur asam serta minum paracetamol bila panas, habatus saudah dan madu. Tepat di hari kedua puluh aku ingin makan baso, alhamdulillah sudah tidak terasa asin. Saat itu aku berucap syukur , aku merasa sehat. Dan, sejak saat itu sampai sekarang aku benar-benar sembuh.
-Gambar diambil dari Google-
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Terimakasih, Pak motivasinya. Salam literasi
Alhamdulilah