Karena Menulis Buku Itu Sesuatu
Jejak keabadian dengan tulisan. Kata-kata itu saya dapatkan ketika saya ikut pelatihan menulis pertama kalinya, tahun 2018. Suatu saat ketika kita meninggalkan dunia ini, jejak karya tulis kita masih ada. Masih bisa dibaca, dinikmati, dan dikenang orang banyak.
Sudah sekitar 8 tahun saya meninggalkan kegiatan menulis karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan guru. Dari pelatihan itulah, saya menyadari bahwa saya harus kembali menulis. Sejak kecil saya memang suka menulis, berawal dari buku harian kecil sampai jadi sebuah puisi. Setelah dewasa dan bekerja, saya beberapa kali mencoba membuat opini, esai, cerpen, dan kumpulan pantun. Entah itu bagus atau tidak tulisan saya, yang penting saya sudah pernah mencobanya. Pernah suatu hari saya mendapat respon berupa surat dari Kementrian Pendidikan untuk merevisi buku kumpulan pantun yang sudah saya tulis. Kemudian saya mendapat penghargaan sejumlah uang. Hal itu merupakan pengalaman yang tidak saya lupakan. Pengalaman itu mengajarkan saya untuk menulis lebih baik lagi.
Dari pelatihan itu pula saya jadi termotivasi untuk menulis. Semangat yang membara. Apalagi saya merasa tertantang melihat dan membaca karya tulis teman-teman sesama pelatihan. Pastinya saya ingin punya karya tulis buku. Untuk memulai kembali terasa berat. Sempat galau merana memikirkan apa yang ingin ditulis dan bagaimana memulainya. Menyesal karena terlalu lama terlena tidak menulis. Menurut saya kegiatan menulis itu diibaratkan sebilah pisau. Jika diasah semakin tajam. Sementara saya seperti pisau yang tumpul, harus mengasah kembali. Mengasahnya dengan banyak membaca, mengamati, dan menulis.
Ada sedikit keraguan di hati saya, apakah saya bisa mempersembahkan sebuah buku. Saya mencoba melacak keberadaan karya tulis saya, termasuk coretan pusi saya beberapa tahun silam. Ternyata saya bisa menulis puisi. Saya akan mencoba menulis buku puisi. Menulis puisi itu ternyata mampu mengungkapkan perasaan-perasaan saya menjadi untaian kata-kata indah. Mampu mengobati kekecewaan, mengungkapkan kebahagian, dan kekaguman. Alhasil, saya merasa mendapatkan obat mujarab untuk mengusir kegalauan hati. Jadi lega rasanya setelah menuliskannya menjadi bait demi bait dalam puisi. Lembar demi lembar terlewati, terbitlah karya buku ber-ISBN pertama saya berjudul Butiran Tasbih di Padang Pasir.
Saya mulai mencari komunitas menulis melalui media sosial. Tahun 2019 saya berkenalan dengan Media Guru Indonesia. Berkenalan pula dengan Pak Mohammad Ihsan, Pak Eko Prasetyo, Ibu Nuraeni. Berseliweran foto beliau sebagai instruktur kegiatan Sagusabu di berbagai daerah. Berseliweran pula karya buku keren teman-teman guru di Indonesia. Kendala saya waktu itu adalah sulit untuk menjangkau daerah tempat dilaksanakan pelatihan Sagusabu. Akhirya saya bisa bergabung dalam Sagusabu 1 Online pada tahun 2020. Saya bisa belajar lagi, mengasah lagi, dan harus semangat.
Awal menulis buku di Media guru saya bergabung dengan Pak Ahmad Syaihu. Lahirlah buku antologi yang berjudul Catatan Guru Penulis:Guru Mulia Karena Karya dan Dari Film Pendek Hingga Pandai Sikek (Bestpractice). Sebenarnya kehadiran buku itu bukan bertujuan materi semata, saya malah banyak belajar dari tulisan guru se- Indonesia.Banyak mendapat ilmu baik ilmu kependidikan maupun ilmu menulis. Saat ini saya sedang berusaha menyelesaikan satu buku nonfiksi tentang komunikasi dalam cinta guru, siswa, dan orang tua. Saya masih bermimpi mempunyai buku tunggal yang diterbitkan di Media Guru.Semoga bisa terwujud dalam waktu dekat ini.
Dalam menyelesaikan sebuah buku tidak hanya memerlukan keberanian untuk mengungkapkan pikiran dan opini kita tapi harus memiliki wawasan yang luas. Harus mengisi amunisi diri kita dengan membaca dan terus membaca.Lahirnya ide yang tiba-tiba terlintas juga harus segera dijadikan coret-coret agar tidak berlalu begitu saja. Kekayaaan kosa kata juga menjadi modal kita untuk merangkai kalimat demi kalimat agar maksud dapat dipahami pembaca.
Karya buku saya di Media Guru memang belum banyak dan sekeren menewen karya teman-teman karena saya masih ingin terus belajar dan mencoba. Motivasi saya semata-mata bukan materi namun terus berkarya tulis dan berbagi kebaikan. Semoga di kemudian hari saya bisa menghasilkan buku yang bermanfaat untuk orang lain. Karena menulis buku itu sesuatu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sama2 bun....amiin
Keren ulasannya bund
Baru belajar bund. ....trims
Mohon maaf lahir dan batin Bu Agustinasulistyawati. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Semoga kita kembali ke fitrahnya.