Agustin Sulistyawati,S.Pd

Guru SD Alam Baiturrahman, Bontang, Kalimantan Timur. Ingin terus menulis, belajar, dan berkarya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Senyum di Balik Pandemi

Senyum di Balik Pandemi

 

 

Pandemi Covic 19 menciptakan duka untuk kita semua. Wajah-wajah karyawan dan buruh yang terpaksa berhenti bekerja, guru dan anak  muridnya yang tidak bisa ke sekolah, pedagang yang tidak bisa berdagang, pengusaha yang harus gulung tikar. Tak luput pula seorang anak yang menunggu ayahnya tak juga pulang. Seorang ibu tenaga medis yang rindu bertemu keluarganya. Kita semua pasti bersedih dan prihatin. Namun ini semua tidak bisa kita biarkan dengan mengeluh dan meratap. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus kita hadapi. 

 Perasaan takut, bosan, letih pasti pernah bergelayut ketika Social Distancing dan Stay at Home.  Lambat laun saya sudah mulai berdamai dengan keadaan. Tetap optimis, berdoa, dan berusaha mengikuti protokol kesehatan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. 

Apa lagi ya yang bisa saya lakukan? Selain memberi belajar online dan  motivasi untuk murid-murid. Apa ya kira-kira. Itu pikiran saya.  Supaya tidak bosan, akhirnya bergelutlah saya dengan hobi. Kebetulan hobi saya ngecraft. 

Keluarlah perlengkapan dan pernak-pernik craft saya dari lemari. Tak lupa si bungsu pun ikut serta. Senang juga melihatnya berhasil membuat sesuatu ari kardus atau barang bekas. Ada senyum kepuasan ketika berhasil melihat dia berhasil membuat sesuatu. Ya, hasil youtube tentunya. 

Sementara saya sendiri asyik dengan membuat aksesoris seperti bros dan pita-pita yang biasanya saya titipkan di toko. Keasyikan itu membuat saya lupa  dan tidak ingin keluar rumah. 

Ternyata bukan aksesoris yang dibutuhkan tapi masker.  Langkanya masker membuat orang berburu masker kain. Akhirnya keluarlah mesin jahit saya yang rapi di kardusnya. Tak lupa koleksi kain-kain perca di lemari. Terciptalah masker buat  keluarga. Awalnya ada seorang teman juga yang pesan. Dari dialah ide untuk donasi masker. Dia pun  mengajak teman-teman  satu RT untuk donasi masker. 

Saya yang biasanya mengajar, akhirnya membuat masker untuk donasi. Masker itu  dibagikan untuk pengendara mobil dan motor  di lampu merah. Ternyata ada rasa tersendiri ketika kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Apalagi karya kita digunakan orang. Kira-kira apalagi ya yang akan saya lakukan di tengah pandemi ini? Saya ingin bisa berkarya tulis. Tentunya harus belajar melalui Sagusabu. Okelah kalau begitu. Siapa takut? Semoga pandemi ini segera berlalu. Amin. 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

masih harus banyak belajar adekku......

17 May
Balas

Bagus bund bisa berbagi

14 May
Balas

trims bu Yayuk....

15 May

Wah keren mbak. Semangat terus ya mbak untuk berkarya. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

15 May
Balas



search

New Post