AH BURHANUDIN

Karena bukan orang kaya, bukan pula anak raja. Sebab itu aku menulis...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berteman dengan Hati

Sumpah, hidup menjadi manusia dengan benar itu sulit. Bertahan di jalan lurus tanpa menyakiti orang lain itu juga sulit. Layaknya piring. Pasti ada gesekan yang menimbulkan suara.

Manusia, iya manusia. Mahluk rumit yang terdiri dari ratusan tulang, ribuan otot, dan puluhan kilogram daging. Namun, tidak itu saja. Ada bagian terkecil dari tubuh manusia yang rentan bergejolak. Bagian itu bernama hati.

Banyak manusia terluka parah di tempat ini. Lukanya tidak tampak. Namun, meninggalkan tangis seumur hidup. Senjata paling sering yang melukainya adalah lidah. Benar kata orang, lidah tak bertulang, tetapi bisanya lebih beracun dari pada ular. Jaga lidah. Jangan sakiti orang.

Hati itu halus. Sehingga, untuk memahami hati harus menggunakan rasa. Tidak akan bisa memahami rasa, seorang manusia yang tidak punya perasaan. Rasa berbeda dengan rasa diri. Rasa diri adalah sombong. Sedang rasa adalah rasa hati yang kenal dengan diri.

Jika dicaci sakit, maka jangan mencaci. Apabila direndahkan di depan orang itu memalukan. Jangan merendahkan. Tidak usah ngurusin orang lain. Belum tentu orang lain mau dikurusin. Jaga lidah, Urus diri sendiri.

Di dalam bekerja, selain menggunakan akal, hendaknya juga menggunakan hati. Bekerja dengan hati hasilnya pun akan sampai ke hati. Nafsu adalah kebalikannya, bekerja dengan nafsu pasti dengan ngongso-ngongso. Apabila tujuan yang dicita-citakan tercapai, hasilnya menambah sombong diri. Dan tatkala gagal, kecewanya membuat hina diri. Sabar. Tiada kata lain yang pantas diucap.

Teman dalam bekerja adalah manusia. Jika bukan manusia, berarti Anda dukun, peternak. Atau juga bisa mekanik mesin. Bekerja dengan manusia juga harus menggunakan hati. Karena mereka punya hati. Beda dengan jin, hewan ternak, dan mesin.

Teman perlu di anggap teman. Bukan pesaing, apalagi musuh. Bekerjasama dengan teman itu perlu. Apapun Anda tidak akan bisa hidup sendiri. Anda dianggap baik karena ada teman yang kurang baik. Berterimakasihlah pada teman itu.

Anda dianggap pintar karena ada teman yang kurang pintar. Maka berterimakasihlah pada teman Anda. Sebab, tidak ada manusia yang sempurna. Semua kelihatan sempurna karena Allah menutupi aib kita. Jadi, tatkala tidak bisa berkata dengan baik dan menyenangkan hati teman, diam.

Saya yakin. Bangsa ini akan menjadi besar bukan karena kepintaran individu. Namun, tatkala ada hati di antara penduduk negeri. Ada tatakrama dan saling asah, asih, dan asuh di antara sesama.

Sudah, sekian. Loket sudah buka. Saatnya antri pajak tahunan motor. Akhir bulan tetap laksanakan kewajiban, walaupun dompet sudah sepi penghuninya. Dan inilah hidup, satu kewajiban tertunaikan, kewajiban lain terabaikan. Jadi, maafkan saya ya, Bang Kredit. Terpaksa cicilan panci dan sendal nunggak bulan depan.

#abn

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post