AH BURHANUDIN

Karena bukan orang kaya, bukan pula anak raja. Sebab itu aku menulis...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sedikit Omong Kosong Jumat Legi

Harta bukan segalanya. Namun, sedikit dibutuhkan untuk menjaga stabilitas rumah tangga. Pun begitu juga pangkat dan derajat. Itu hanyalah bualan omong kosong dunia yang menipu. Jangan dikejar. Sia-sia.

Tidak selamanya ketenaran memberi ketentraman. Terkenal itu adalah cobaan. Sebab, titik akhir terkenal adalah dipuji orang. Kepala menjadi besar. Lupa daratan. Menganggap orang lain tidak lebih pintar.

Jenis akan berkumpul dengan jenisnya. Seperti halnya minyak yang tidak akan bisa bercampur dengan air. Begitu juga manusia, mereka akan berkumpul dengan jenisnya masing-masing. Untuk mengetahui kualitas diri. Lihat dengan siapa kecocokan dirimu. Dengan siapa kamu berkumpul dan bersahabat. Teman akrabmu adalah dirimu. Hati-hati memilih teman. Teman sejati itu menasehati. Bukan menjerumuskan. Bergaullah dengan semuanya. Namun, hati-hati dalam bergaul.

Kualitas diri juga ditentukan oleh tindakan dan perkataan. Jer lahir utusaning batin. Apa yang dikatakan itulah yang ada di pikiran. Ibarat kendi, yang dikeluarkan adalah yang ada di dalam. Banyak bicara bukan berarti pintar, tetapi akan lebih menunjukkan banyaknya kebodohan.

Sahabatku yang baik hati. Kemarin, aku mendengar cerita tentang fatamorgana. Orang yang masa mudanya begitu bergelimang harta, tahta, dan jabatan juga ada. Namun, masa tuanya menderita. Konon katanya, tidak pernah mendengar pendapat orang tua. Saudara apalagi. Di pikirannya cuma ada cinta.

Sekarang, hidupnya menderita. Sekarang, Mau mengadu pada saudara, malu. Dulu, saat mereka bicara tidak pernah didengarkan. Tiada guna, katanya. Iya, kalau nasi yang menjadi bubur, tinggal ditambah ayam dan sedikit bawang goreng serta bumbu. Enak. Lezat dirasa. Namun, apabila nasib yang sudah terlanjur hina. Hanya sesal yang diterima.

Cinta adalah segalanya. Cinta akan membuat hidup bahagia, katanya. Namun kenyataannya, banyak cerita yang dituturkan. Karena cinta, banyak hutang di mana-mana. Melanggar perintah agama juga demi cinta. Lantas, bahagianya dimana? Entahlah, aku juga bingung. Silakan tanya mereka saja.

Romeo dan juliet, yang katanya cinta sejati. Menjadi cerita abadi tentang cinta. Sampai dibela-belain mati minum racun segala. Alhasil, semua manusia memuji dan memuja. Akan tetapi, apakah pujian manusia dapat menolong nasibnya di alam kubur? Tidak tahu. Jangan tanya saya. Tanya mereka saja.

Banyak dari kita mengejar ketentraman dan kemuliaan dunia. Caranya? Iya, dengan mencari sebanyak-banyaknya harta. Berbagai cara dilakukan. Bermodal uang untuk memperoleh jabatan. Alasannya, prinsip ekonomi. Modalnya akan kembali dengan gaji yang diterima. Alhasil, berkah sudah tidak ada. Manfaat tidak dipikirkan. melupakan kebahagian akhirat. Yang ada hanya hitungan matematika dunia.

Kata motivator, Kebahagian sebenarnya itu ada di dalam proses. Bukan pada hasil. Nikmati setiap detik prosesnya. Tidak usah menunggu hasil untuk bahagia. Namun, bila hasilnya bagus itu adalah bonus penyempurna nikmat proses. Katanya.

Ada kalanya manusia yang sudah pernah merasakan segalanya, berada di dalam sebuah kebosanan. Titik jenuh. Tidak butuh pujian. Tidak butuh harta. Apalagi tahta. Di saat itu, tidak ada rasa iri, dengki, atau merasa susah dengan kebahagiaan orang lain.

Di saat itu, mereka sadar bahwa hakikat hidup berkembang menurut irama masing-masing menuju ke kesempurnaan. Orang lain yang sedang berproses tidak pernah dihina. Begitu pula sebaliknya. Tidak sakit hati dengan hinaan orang yang sedang berproses.

Sadar dengan sesadar-sadarnya, ternyata yang selama ini dikejar-kejar itu berada tidak jauh. Adanya bukan pada harta, tahta, dan pujian manusia. Ternyata apa yang dicari-cari selama ini ada di lubuk hati sanubari terdalamnya. Sekali lagi bukan harta, tahta, dan cinta. Apalagi pujian manusia.

Kaya boleh, tetapi bila kaya jangan sombong. Pintar juga boleh, sangat disarankan. Namun, merendahkan orang lain, jangan. Punya jabatan juga boleh, lupa diri jangan. Pun begitu juga cinta itu boleh, tetapi goblok, janganlah.

Masa bodoh apa ucapan manusia. Masa bodoh apa pendapat mereka. Perut tidak akan kenyang karena pujian. Banyak harta belum tentu mulia. Jabatan dan tahta bukan segalanya. Suatu saat semua akan sirna.

Andaikata seluruh dunia menghina, bila Allah menjadikan mulia, mau apa? Andaikata seluruh dunia memuji dan memuja, tetapi bila Allah menghinakan, tidak akan ada satupun yang tampak mulia.

Terus, Istri muda? Jangan tanya saya. Istri saya masih muda, anaknya dua. Tanya yang mau saja. Eh, tapi lihat-lihat orangnya dulu deh...

Kunjang, 220319

Bukan ringkasan khotbah jumat. Penulis adalah orang biasa. Teman bermain anak SD. Agak imut (item mutlak) dan sedikit eksotis.

#abn

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Btw, saat ini yang viral, orang yang punya Harta, Tahta, Wanita dan Toyota. sedangkan yang kurang, dipandang sebelah mata....

24 Mar
Balas



search

New Post