Perfektif Lain Sejarah Indonesia
Oleh: Awaluddin Hidayatulloh
SDN 001 Balikpapan Tengah
Judul : Api Sejarah
Penulis : Ahmad Mansur Suryanegara
Tebal : 584 Halaman
Cetakan : Kedua, Oktober 2009
ISBN : 978-602-8458-24-5
Penerbit : Salamadani Pustaka Semesta
Buku yang ditulis oleh Ahmad Mansur Suryanegara menjawab pertanyaan yang lama tersimpan dalam benak saya. Tentang kebenaran teori Guzarat. Islam masuk ke Indonesia melalu jalur Guzarat. Fakta-fakta yang disajikan dalam buku ini membantah teori tersebut. Penulis dengan runtut menjelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia di bawa langsung oleh para saudagar Arab. Bahkan sejak zaman para sahabat.
Fakta sejarah yang selama ini tertutup rapat mulai terkuak. Sejarah palsu tentang perkembangan Islam di Indonesia dibongkar dengan sangat rapi. Didukung dengan fakta yang terbuka lebar di depan mata. Banyaknya nama tempat di Indonesia yang berasal dari bahasa Arab membuktikan bahwa Islam di bawa langsung oleh orang-orang Arab. Maluku brasal dari bahasa Arab yang berarti kerajaan. Daerah tersebut dalam bahasa Arab disebut sebagai Jazirah al Muluk. Kawasan kerajaan. Karena di sana terdapat beberapa kerajaan. Istilah pasar berasal dari bahasa Arab Bazaar.
Corak madzhab yang berkembang di Indonesia identik dengan madzhab yang dipakai muslim Makkah. Bukan muslim Guzarat. Madzhab terbesar yang tersebar di nusantara adalah Syafi’i bukan Hanafi seperti kebanyakan orang Guzarat. Inilah beberapa contoh fakta yang membantah teori Guzarat.
Penyebaran Islam didukung oleh kekuatan ekonomi, pendidikan, politik, hukum, dan maritim. Kekuatan yang terakhir ini jarang dibahas oleh para sejarawan bahkan sejarawan Muslim. Islam di Indonesia tidak mungkin tersebar tanpa ada kekuatan maritim. Islam menyebar ke seluruh dunia didukung oleh kekuatan maritim.
Buku ini juga menjelaskan peranan penting umat Islam dalam memerdekakan bangsa ini. Peran pesantren, masjid dan komunitas Islam sangat berarti bagi lahirnya bangsa Indonesia. Hubungan nasab antara dua tokoh pendiri dua ormas Islam terbesar di nusantara diulas dengan apik. Yang semula tidak banyak orang tahu. KH. Ahmad Dahlan dengan KH. Hasyim Asy’ari bertemu nasab mereka dan tersambung dengan para habaib terbelakak. Betapa kedua tokoh tersebut memiliki nasab yang mulia. Belajar kepada guru yang sama. Berkiprah di dunia yang sama. Dengan corak perjuangan yang sama. Yang satu melalu jalur pendidikan dan sosial. Satunya lagi melalui jalur pendidikan pesantren. Sungguh kolaborasi yang sangat serasi.
Setelah membaca buku ini Anda akan mrindukan kembali bersatunya kekuatan umat Islam Indonesia seperti masa perjuangan. Semangat membangun Negara Keatuan Republik Indonesia dengan dasar aqidah yang sama. Di sini sebenarnya teologi nasinalisme dibangun. Dengan semangat ilahiah terlahir kesadaran kebangsaan yang sanat dalam.
Maka, para pegiat pendidikan karakter hendaknya juga membaca buku ini. Belajar kepada para pejuang. Pendahulu dan pembangun negara ini. Bagaimana mereka menanamkan pendidikan karakter kepada para muridnya. Kepada anak dan istrinya. Bagaimana mereka bisa keluar dari kesusahan yang berkepanjangan. Hingga mampu meneriakkan kata Merdeka. Sungguh perjuangan yang tidak mudah.
Beragam cara kaum penjajah mencoba memecah belah persatuan. Tapi dengan semangat kesatuan aqidah tidak menyurutkan umat Islam untuk bersatu. Penyimpangan sejarah terjadi karena mereka tidak suka kaum milenial akan melek sejarah. Seandainya kaum milenial atau manusia zaman now tahu arti penting perjuangan usaha untuk menanamkan pendidikan karakter tidak terlalu sulit dilakukan.
Kampanye untuk kembali menguasai pasar dan membangun ekonomi umat tersirat dalam buku ini. Islam dibawa oleh saudagar Arab yang melakukan perniagaan di nusantara. Dari perniagaan itu terjadi interaksi sosial. Di situ terjadi pertukaran bahasa bahkan keyakinan. Kalau pasar sudah dikuasai maka komunitas terbangun. Kalau komunitas sudah terbangun maka akan butuh suatu wadah. Dibangunlah masjid. Masjidnya ada tentulah memerlukan ahli agama. Dibangunlah lembaga pendidikan. Di dinilah kemudian lingkaran itu terus bergulir. Kebutuhan akan sesuatu yang baru senantiasa memunculkan ide-ide baru. Dan ini berlaku kebalikannya. Masjid dan pesantren tidak mungkin dibangun tanpa kekuatan ekonomi umat.
Sejarah panjang bangsa yang tidak memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri. Sampai mampu meneriakkan kata merdeka. Ditulis dalam buku ini dengan gaya khas sejarawan. Didukung dengan fakta yang tak terbantahkan. Saya yakin Anda akan terus ketagihan untuk melanjutkan halaman demi halaman dalam buku ini. Rasa penasaran Anda semakin dalam ketika menikmati kalimat demi kalimat dalam buku ini.
Membaca buku ini membuat Anda harus selalu membolak-balik halaman. Loncat ke halaman sebelumnya. Loncat ke halaman selanjutnya dan seterusnya. Karena fakta-fakta yang saling berkaitan. Kecuali penikmat sejarah Anda akan merasa lelah membaca buku ini. Terutama ketika melihat angka-angka yang tertera. Membuat Anda harus mengingat banyak tahun kejadian. Tapi itulah fakta yang ingin disampaikan. Tahun-tahun yang memenuhi memori Anda itulah yang menjadi fakta yang membantah teori Guzarat.
Bagi saya pribadi buku ini begitu mengesankan. Dahaga akan ilmu baru dan kecintaan saya akan sejarah terobati oleh buku ini. Menghkhatamkan buku ini dan memahami isinya membuat Anda menjadi ahli sejarah.
Penulis adalah Peserta Workshop Menulis Kota Balikpapa
Penulis adalah Peserta Workshop Menulis Kota Balikpapan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap
Semangat..
Semangat..