Hari ini aku meluncur ke rumah promotorku untuk revisi terakhirku sebelum ujian terbuka, disertasi yang sudah kuperbaiki selama 4 bulan ini sungguh butuh waktu untuk segera diselesaikan. Setiba di depan pintu aku ketuk perlahan sambil berucap salam. Dari dalam keluar seorang perempuan .melihatku dia tersenyum dan bertanya “ ,” Mahasiswa mommy?”.

Setelah aku menjawabnya kemudian aku pun duduk di serambi. Ada ayunan dari bambu, ada juga meja kecil dan 4 kursi bundar dari kayu, di sampingku ada bangku panjang untuk lesehan dan di depanku ada taman dengan air mancur serta di sebelah kanan ada mobil yang terparkir rapi.

Kunikmati semua pemandangan itu sambil menunggu profesorku yang selalu memanggil “ my luv “ pada semua mahasiswanya. Untuk ukuran seorang profesor beliau tidak pernah jaim, bahkan terkesan ramah dan tidak membawa jarak antara seorang profesor dan mahasiswanya.

Berpenampilan sederhan namun tetap energik di usianya yang menginjak 66 tahun. Selalu penuh dengan ide- ide baru dan segar dan layak untuk ditindaklanjuti mahasiswanya. Dari dalam kulihat beliau keluar sambil tersenyum menyapaku. Kucium punggung tanganya tanda hormat dan sayangku pada profesorku yang sudah berumur ini. Seorang ibu dengan satu orang putri dan 2 orang cucu yang manis- manis.

Segera saja kusampaikan maksudku setelah berbasa – basi sebentar untuk memecah suasanan. Aku sampaikan disertasiku yang sudah 4 bulan lebih tidak disentuhnya. Setelah memberikan komentar sana dan sini maka akupun mencatat apa saja yang perlu aku perbaiki. Setiap halaman yang dia komentari aku tandai dengan lipatan kecil. Bagiku begitu berharganya komentar dia, kritikan dia, masukan dia dan semua nasehat yang keluar dari bibirnya. Aku yakin semua itu akan membuat disertasi ku lebih baik dan lebih hebat. “ Walaupaun kritik bagi sebagian orang membuat panas dingin tetapi itu membuat kita lebih hebat dan lebih baik..pujian membuat kita puas namun suatu saat akan membutakan kita...karena itu yang proporsional dan fair saja” . Demikian aku jadi ingat status WA ku sebelum aku berkunjung ke beliau.

Setalah mencatat semua input dan saran serta menandai halamann yang diinginkan maka kami lanjutkan dengan obrolan ringan.Ternyata beliau sedang menunggu salah satu mahasiswa S3 yang akan ujian sendiri karena pada saat ujian mahasiswa itu sedang sakit. Kuhargai komitmennya untuk membantu para mahasiswanya.

Sampailah kami pada pembicaraan tentang dunia pendidikan. Ini yang paling aku suka. Aku sampaikan ramainya berita kejahatan yang dilakukan oleh generasi muda usia sekolah,padahal kurikulum 2013 masih sedang berjalan di usia menginjak tahun ke lima. Namun gaung efek dari kurikulum itu belum terasa malahan jumlah kriminalitas dan tingkat pengguanaan narkoba juga tak kalah serunya.

Aku bertanya apa yang bisa kita lakukan sebagai pendidik untuk itu ? maka beliau pun menyampaikan bahwa sebaiknya ada muatan moral dalam silabus kita . ada yang harus disampaikan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya, karena kebetulan kami mengajar bahasa Inggris. Contohnya, beliau melanjutkan, usahakan dalam describing thing, people atau place itu tidak sekedar describing tetapi sampaikan moral value bahkan harus sampai pada creating something dan libatkan peserta didik untuk mengidentifikasi karakter dari teks yang dibuatnya. Wah ...aku jadi kepikiran membuat artikel yang berjudul “ Bedah silabus- bedah karakter “

Sebelum pulang kami mengobrol tentang beberapa orang yang sangat kaku dalam pergaulan dengan teman yang bergama lain . kurangnya toleransi dan indisipliner menyebabkann kinerja terganggu, demikian juga dengan sikap yang merasa benar sendiri dan baik sendiri sehingga seolah – olah orang lain itu banyak salahnya membuat suasana pergaulan menjadi tidak nyaman. Lalu aku tanya lebih lanjut . Bagaimana sikapnya dalam kondisi seperti itu ? Beliau jawab. “ Berbuat baiklah pada orang lain meskipun orang itu sedang berbuat jahat kepadamu “. Lalu beliau menceritakan beberapa orang yang mestinya bersikap lebih profesional di lingkungan kerjanya. Ada seseorang yang ditimpa kesulitan dan hampir – hampir gagal dengan apa yang dicita- cita kan, maka beliau pun memitanya untuk mengamalkan surat terterntu dari Al Qur’an untuk dapat dikabulkan hajatnya oleh Allah. Alhasil berkat RidhoNya semuanya lancar. Wah aku dapat hal istimewa pagi ini. Sesungguhnya nikmat mana lagi yang kamu dustakan ? Demikian aku jadi ingat penggalan ayat yang artinya demikian.

Maka dalam perjanalan pulang kembali ke sekolah pun aku rangkai plot dan sistimatika imaginatif dalam frame artikel dengan judul tadi. Wah kalau ide itu dibuat buku atau artikel pasti bagus.