Ahmad Amin Udin

Lahir di Banyuwangi, 24 April 1972 sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Belajar menulis puisi dan cerpen secara otodidak dan karya di tempe...

Selengkapnya
Navigasi Web
Paragraf Patah Hati
Paragraf Patah Hati

Paragraf Patah Hati

Malam semakin larut, aku berjalan pasti menyusuri jalan yang sudah sepi dan hanya satu, dua kendaraan yang lewat. Apa yang terjadi malam ini dengan bertemu Shinta tentunya bukan kabar baik bagi diriku, saat pertemuan di kedai Makmoer sekilas nampak Yana teman dekat Larasati terlihat mengambil gambar diriku dan Shinta. "Ah, pasti masalah ini masih tetap gelap dan susah untuk dijelaskan, dan dijadikan dasar Larasati memutuskan cintanya," gerutu Rama sambil terus berjalan menghitung setiap masalah dan memperhitungkan apa yang nantinya terjadi. Percayakah jika aku terangkan masalah Shinta menemuiku karena butuh pertimbangan dariku? Ya, pertimbangan karena dia harus menikah di saat masih harus berkuliah. Tidak semudah bayangan menjelaskan masalah ini semua, karena sudah seminggu ini dunia serasa hanya selebar daun kelor, keujung mana pun ceritaku dengan Larasati tidak akan pernah berakhir bahagia. Entah malam ini Larasati apa sudah jalan bareng Tio? Mahasiswa jurusan matematika yang dikenal Larasati saat kegiatan KKN di desa Sukosari, wajah lumayan dengan penampilan yang rapi tidak seperti diriku yang amburadul, masalah kecerdasan mungkin masih cerdasan Tio karena jurusan matematika sedangkan aku hanya di jurusan geografi yang selalu blusukan di gunung dan hutan sebagai rumahku.

Hari ini profesor Darno dalam mata kuliah geologi mengungkapkan masalah tanah yang merupakan lapisan permukaan bumi berasal dari bebatuan yang mengalami serangkaian pelapukan. Menurutku apa yang disampaikan profesor Darno masuk akal, wanita yang keras kepala dapat ditaklukan dengan waktu. Waktulah yang meluluhkan kekerasan batu hingga menjadi butiran-butiran tanah dengan berbagai cobaan-cobaan yang harus dilewati. Dengan semangatnya setelah profesor Darno menutup mata kuliah geologi, Rama langsung menghampiri Larasati. Namun Larasati menghindar diri untuk bertemu dan semakin menjauh hingga sampailah di ujung jalan ruang kuliah, seorang pemuda berbaju rapi. Tio menyambut tangan Larasati dan mereka berdua segera bergandengan dengan penuh kemesraan. Begitu lemas kaki dan keluh bibir tak dapat bicara, akhirnya hanya paragraf-paragraf patah hati saja yang terukir di suramnya siang itu. Lagu lama Biar Kusendiri mengukir paragraf patah hatinya Rama. "Terlalu cepat kau tergoda kasihku, Terlalu cepat kau serahkan cintamu, Tak dapat lagi ku maafkan salahmu, Sayang biar ku sendiri," lirih suara tersembunyi Rama menyusuri jalanan kampus.

Paragraf patah hati masih terus menggelayut, perpisahan memang harus terjadi tanpa sepenggal penyelesaian. Hari-hari terlalui dengan menahan sesaknya tersiksa oleh cintanya Larasati. Rama pun berlari sekuat tenaga di atas pasir putih Balaikambang, terus-terus berlari sekencang mungkin dan berteriak sekeras mungkin, "Aku patah hati, aku patah hati ......., aku sekarang jadi cerita paragraf patah hati ........, Larasati kamu ....... jahat........" suara keras itu melengking memantul hingga membuat pengunjung di Balaikambang menggelengkan kepala tanda simpati dan berujar, "kasihan." Kapankah cerita ini berakhir? Rama pun terus berlari dengan peluh keringat yang semakin membasahi tubuh. Lari Rama pun semakin pelan, akhirnya dia pun bersimpuh dalam hamparan pasir putih, dia pun sadar tiada mungkin mengharapkan cinta yang tak mungkin bisa kembali, biarlah aku cari satu, dua, tiga cinta lagi tanpa harus menunggu cintanya lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen pentigrafnya, Pak. Salam literasi!

06 Feb
Balas



search

New Post