Ahmad A. Pahu

Gemar membaca, menulis, menggambar dan berdiskusi. Menyebut diri sebagai Penulis, Konsultan Pembangunan Desa dan Petani Berkacamata. Berdiam di Simpang Puncak P...

Selengkapnya
Navigasi Web
Brohaj Dev dan Awal Kisah Wakafan Bibit

Brohaj Dev dan Awal Kisah Wakafan Bibit

Sebagai awalan catatan ini harus kukatakan bahwa aku tidak pernah bisa melampauinya. Tidak dari dulu dan tak juga sekarang. Yaitu semenjak pertama sekali kami berjumpa, berteman, bersahabat dan berkarib hingga kini. Itu berarti sudah terentang selama hampir tiga dekade. Selama itu aku tak pernah kunjung berhasil melebihi pencapaiannya, mulai dari nilai-nilai di rapor hingga pekerjaan, kehidupan serta kesejahteraannya.

Tak pernah. Sama sekali tak pernah.

Baiklah kuperkenalkan pada kalian salah satu diantara (yang sedikit) sahabat terbaikku: Deviwal Endri. Aku biasanya memanggil dia "Dev", atau kini menjadi "Brohaj Dev" setelah dia naik haji sekitar empat tahun yang lalu. Ya, dia sudah merampungkan rukun Islam pamungkas dalam usia (saat itu) masih 30-an akhir. Tanpa heboh, kalem-kalem saja lalu tetiba sudah berada di Mekkah.

Itu memang sudah menjadi tipikal Dev sejak kami menjadi siswa Kelas 1 jurusan Bangunan lokal 2 STM Negeri 1 Pekanbaru di tahun 1993 dulu. Tentu saja dia tidak eksklusif dalam bergaul, hanya saja dia tak mau mendominasi. Toh tak ada juga perlunya, Brohaj ini bukan sesiapa, keluarganya pun besar dan bersahaja (cenderung miskin) --lalu apa yang mau disombongkan?

Deviwal hanya juara satu saat itu, aku di rangking tiga, slot kedua diraih oleh Muhammad Idris. Bertiga kami kemudian membuat geng bernama ADM Team. Singkatan itu berasal dari inisial nama depan kami sendiri. Maka meski kebersamaan kami hanya berlangsung selama setahun itu sahaja (di kelas dua kami terpisahkan oleh pembagian lokal), namun itu adalah masa-masa terbaik dalam kehidupan remaja kami.

Sejak itu kami kemudian tak pernah benar-benar berada dalam lingkungan kegiatan yang sama. Tak ada momen-momen kehidupan dan rumus kimiawi yang memungkinkannya. Tidak dahulu dan tak juga sekarang. Demikian pula halnya dengan Muhammad Idris. Masing-masing dari kami telah menempuh perjalanan sendiri-sendiri.

Akan halnya Dev kini telah berkembang menjadi seorang kontraktor sukses di Pekanbaru. Dia menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Teknik (Sipil) Universitas Riau dan telah mendarma baktikan ilmunya --bukan hanya gelarnya-- di dunia yang sesuai. Mula-mula dia rutin membangun beberapa SPBU di seluruh Riau, belakangan dia pula menjadi mitra terpercaya dari sebuah bank nasional dengan fokus membangun aneka kebutuhan bangunan --lagi-lagi di sepanjang ruas Negeri Lancang Kuning. Hal itu membuatnya sering melakukan perjalanan, termasuk tentu saja ke wilayah Duri di mana aku tinggal.

Setiap kali ke sini dia akan berusaha mengontak aku meski tak selalu bisa singgah. Namun sebenarnya cukup sering dia mampir ke rumahku. Dia tak harus melakukan hal itu, tapi nyatanya Dev selalu begitu. Itu sudah terjadi selama bertahun-tahun, mulai dari sejak dia baru sebatas merental mobil, hingga mampu membelinya sendiri, lalu mencari pengemudi hingga saat ini ketika dia sudah berganti kendaraan yang lebih mewah lagi.

Tapi Bro-Dev ini masih saja tetap kalem. Dia bersahaja dengan caranya, puas dengan pencapaiannya dan bahagia dengan sendirinya. Aku menyebutnya sebagai contoh Neo-Sufi yang tumbuh subur di perkotaan, hanya saja tanpa tirakat dan tarekat.

Aku yang tinggal di pelosok ini masih begitu-begitu saja. Hampir tak ada progres. Tapi satu hal yang kubanggakan adalah ketika aku menginisiasi Taman Buah Baca "Puan Xima". Ialah sebuah aktivitas yang diniatkan sebagai perpustakaan outdoor, di mana pohon buah-buahan berkait-paut langsung dengan buku-buku. Lalu ketika Brohaj ini bertandang ke rumahku tiba-tiba saja terpikirkan untuk "menodong" berwakaf bibit durian.

Inisiatif demikian muncul begitu saja, dan Dev langsung mengiyakan. Kami pun beranjak ke toko supplier bibit dan dia membeli bibit durian dimaksud, tanpa banyak cincong dan bahkan tidak menawar sama sekali. Selepas itu kami bergegas ke halaman belakang rumah, sebuah titik tanam sudah lama kusiapkan dengan lubang tanah yang sudah tergali. Menurutku itu adalah titik tanam paling strategis, terletak tepat di tepian bagian tengah kolam dan di belakangnya suatu saat nanti akan kubangun sebuah pondok baca.

Peristiwa itu adalah sebuah sejarah, meskipun hari itu sebenarnya biasa saja. Kenapa? Sebab Deviwal Endri adalah orang pertama yang berwakaf untuk proyekku tersebut. Sebelumnya aku tanggulangi sendiri dengan dana mandiri. Brohaj Dev-lah yang mengawali rencana "tanpa rencana"-ku untuk melibatkan pihak luar berpartisipasi di "kebun pustaka pustaka kebun" ini. Setelahnya ada banyak kawan-kawan lama yang juga urun rembuk dan patungan mendonasikan bibit sejenis.

Mendadak-mendadak saja, namun berketerusan. Adalah Agustina Ramadhani --teman sekelas kami dulu-- yang membuatku merapikan ulang skema perwakafan ini. Yaitu ketika dia ikutan menyumbang bibit --dia adalah donatur kedua setelah Devi-- tepat di hari ulangtahunnya Agustus kemarin dan secara khusus meminta dibuatkan tulisan atas momen itu.

Aku menyanggupinya tentu saja. Lagipula semua ini adalah kegiatan literasi, normal belaka jika di dalamnya ada tulis-baca. Maka setelahnya hal-hal demikian menjadi SOP bagiku: tanam di hari baik wakif Ybs dan kemudian (sebagai penghargaan) kutuliskan sesuatu tentangnya.

Hanya saja untuk Brohaj Deviwal hal itu tidak terjadi. Di hari inilah aku menggoreskan sesuatu catatan tentang dia dan partisipasinya. Soalnya hari ini adalah hari baiknya, 6 Desember 2021, yakni hari ulang tahunnya. Tak berlebihan pula pagi tadi sudah kutanamkan satu batang bibit Mangga Madu sebagai pertanda kelahiran tersebut, setidaknya untuk mengimbangi bibit durian yang dulu ditanamnya sendiri.

Selamat hari lahir bro, sehat selalu dan berkah umur.

Keterangan foto:

1). Atas: Deviwal menyumbang bibit Durian Timbago berkaki tiga, 11 Agustus 2021

2). Deviwal menanam langsung bibit durian sumbangannya.

3). Durian Timbago sumbangan Deviwal setelah 3,5 bulan.

4). Bibit Mangga Madu yang kutanam hari ini.

5). Idem.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post