Ahmad A. Pahu

Gemar membaca, menulis, menggambar dan berdiskusi. Menyebut diri sebagai Penulis, Konsultan Pembangunan Desa dan Petani Berkacamata. Berdiam di Simpang Puncak P...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hari Ayah Nasional, Mengenang Ayahanda dan Wasiat Kebun Durian

Hari Ayah Nasional, Mengenang Ayahanda dan Wasiat Kebun Durian

Kemarin hari Jumat mubarak tanggal 12 November 2021 ternyata adalah peringatan Hari Ayah Nasional. Telah diperingati semenjak tahun 1996, tapi aku sama sekali tak tau perihal itu. Dan mengingat dan konteks dan nilai filosofi peringatannya maka itu sangat memasygulkan bagiku.

Seketika aku teringat kepada almarhum ayahanda H. Uluan Siregar, juga kepada azamnya membangun kebun durian di tahun-tahun terakhir kehidupannya. Kini beliau sudah tiada, namun lahan itu masih ada dan menjadi tanggungjawabku untuk melanjutkannya. Aku kemudian memodifikasinya menjadi Taman Buah Baca (TBB) "Puan Xima", yakni sebuah perpustakaan outdoor di bawah kerindangan aneka pohon.

Mengingat semua itu, bukankah wajar dan amat layak aku menanam sesuatu pohon demi perayaan Hari Ayah sembari mengenang perjuangan sang ayah sendiri?

Maka begitulah, pagi ini aku dan istri kemudian bergegas ke belakang. Sebuah lubang di atas tanah sudah sejak lama kusiapkan, juga beberapa bibit durian selalu standby tersedia. Jadi sesungguhnya tak ada masalah tentang kapanpun aku hendak menanam sesuatu tanaman. Aku toh selalu membumikan pohon-pohon kapan perlu di hari-hari baiknya.

Apatah lagi jika hal tersebut menyangkut tentang seorang penggagas dari kebun itu sendiri. Dulu niatanku adalah sempena ulang tahun kelahiran beliau saja, tetapi itu masih lama, 5 Maret 2022. Sekarang saja akan lebih baik. Bibit Durian Bawor kemudian merayap ke dalam pelukan tanah, tepat di sisi sebuah sungai kecil.

Jadi kenapa mesti durian? Yap, tentu saja karena aslinya TBB Puan Xima ini adalah kebun durian. Lalu kenapa mesti kebun durian? Nah, hal itu mungkin karena ayahanda menyukai durian dan karena selama ini stok buah durian yang memenuhi Duri ini selalu datang dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Khas ayah kami beliau kemudian memiliki ide: mengapa tidak tanam sendiri saja?

Namun awal mula ide itu sendiri adalah dari lawatan orangtua kami itu ke sebuah daerah di Padanglawas Utara, Sumatera Utara. Beliau mengunjungi "pareban" alias kawan sepengambilan istri di sana. Sang pareban kemudian menjamu ayahanda dengan mengajaknya ke kebun durian milik mereka di sebuah perbukitan kecil. Tak lupa mereka membakar lemang dan bersantap siang beramai-ramai. Sangat mengesankan.

Maka sepulang dari sana ayah kemudian memesan bibit durian yang masih kecil-kecil ke Medan. Bersama-sama kami merawatnya agar siap tanam suatu saat nantinya.

Tetapi malang tak dapat ditolak, ayahanda wafat beberapa waktu kemudian (sang pareban menyusul beberapa bulan yang lalu). Kami sudah sempat menanam beberapa bibit durian sebelumnya, namun seiring kewafatan beliau bibit-bibit lain yang tertinggal malah ikut layu dan sebagian besar tak layak tanam.

Tentu wasiat beliau tetap mesti dilanjutkan, sekalipun kita kekurangan bibit. Solusiku adalah dengan mencari peminat di antara kenkawan untuk berwakaf bibit. Namun tidak selalu harus durian --sekalipun itulah favoritnya. Bibit apa saja akan kuterima sepanjang berbuah dan bisa dinikmati. Hal itu untuk memudahkan para wakif dalam memilih tanaman donasinya, dalam saat yang sama juga untuk menambah keanekaragaman hayati di areal ini. Aku sudah belajar bahwa heterokultur lebih mungkin berhasil daripada yang hanya sejenis tanaman.

Jadi ini simbiosis mutualisme. Bahkan wakaf buku-buku pun kuterima. Jangan lupa ini adalah taman bacaan dan kebun edukasi, semoga menjadi amal jariyah bagi ayahanda di alam barzah serta demikian pula bagi para wakifnya.

Selamat Hari Ayah Nasional. Al-Fatihah..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post