Ahmad A. Pahu

Gemar membaca, menulis, menggambar dan berdiskusi. Menyebut diri sebagai Penulis, Konsultan Pembangunan Desa dan Petani Berkacamata. Berdiam di Simpang Puncak P...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hari HAM Sedunia, Kado Bibit Durian dari BJ & Aie
Puan Xima dan Ustadz Azzam Kembara main angkong setelah mengantar bibit durian ke titik tanamnya. Saat itu hujan lebat belum turun dan areal TBB Puan Xima belum kebanjiran

Hari HAM Sedunia, Kado Bibit Durian dari BJ & Aie

Prolog

Malam beranjak ke pukul 21.30 wib ketika aku tiba di rumah. Kumasukkan mobil ke garasi, kukeluarkan barang-barang yang kami beli di pusat pasar Duri barusan, setelahnya aku bergegas salat Isya. Tak berapa lama kutenggak empat butir pil penahan rasa nyeri gigiku yang berdenyut sejak kemarin. Aku harus segera ke belakang.

Hujan sudah lama berhenti, tengah hari tadi pun sudah tak ada. Tapi limpahan air kirimannya masih menggenangi areal TBB Puan Xima. Dengan sorot senter yang temaram perlahan kuperhatikan dua buah lobang titik tanam yang sudah dua mingguan kusiapkan. Ternyata satu lobang airnya sudah surut, aku hanya tinggal membuang sisanya dengan ember. Namun lobang satu lagi belum banyak perubahan, air sekitarnya masih terus menggenanginya.

Aku tak punya pilihan lain. Malam semakin larut dan pergantian tanggal tinggal beberapa jam lagi. Bagaimanapun juga ini mesti dieksekusi.

10 Desember adalah (tetap) 10 Desember..

...

Apa yang harus kugoreskan untuk memulai catatan ini? Pastinya aku mengenal penerbitan buku --dan bukan hanya setakat menulisnya-- ialah karena Kak Zulhaina Tanamas, dia biasa dikenal dengan nama pena Ina Aie Tanamas. Lalu aku kemudian mengenal suaminya, dan ternyata keduanya adalah penulis yang kompeten. Bang Muhammad Joni --dipanggil BJ (Bang Joni)-- tak kurang adalah setara Andrea Hirata. Serius itu, terutama jika engkau menyukai langgam Melayunya yang kental.

Namun yang sebenarnya luar biasa ialah karena latar belakang mereka yang bergerak di bidang hukum. Keduanya output Fakultas Hukum USU Medan dan bersama-sama kemudian membuka kantor hukum di Jakarta sekira dua dekade yang lalu. Mereka (tentu saja) sukses.

Namun berhikmat di dunia literasi? "Seharusnya" itu bertolak belakang. Para pegiat hukum biasanya berpikir legal formil, sementara literasi (atau sastra secara spesifik) cenderung lebih bebas. Paling tidak begitulah pikiranku sebelum ini.

Nyatanya pasangan advokat ini mampu mematahkan stereotip tersebut. Baik bersama-sama maupun secara solo keduanya rutin menulis dan menerbitkan buku. Temanya tentu saja bervariasi, mulai dari menulis perihal dunia yang mereka geluti hingga kemudian juga esai dan cerita fiksi. Kak Aie misalnya, dia sudah menerbitkan lebih dari 25 judul buku. Sebagian besar adalah antologi, sesuatu hal yang rutin didorongnya pada berbagai komunitas.

Ketika dahulu Kak Aie memantau konten statusku yang sering memposkan aneka tulisan pendek, maka dengan sengaja dan "agak memaksa" beliau menyarankan untuk membukukan tulisan-tulisan tersebut. Aku sendiri rada enggan menerima tawaran yang budiman itu, bagaimanapun aku selalu menganggap bahwa menerbitkan buku adalah sesuatu perkara yang berat.

Tetapi Kak Aie benar-benar serius dengan sarannya. Beliau membukakan pintu dan memperlihatkan bahwa zaman sudah berubah di mana menerbitkan buku bisa dilakukan secara mudah, murah dan meriah. Buku perdanaku itu akhirnya benar-benar terbit, judulnya "Alkisah Sebuah Desa Bernama Petani". Di halaman pertama aku lalu menuliskan kalimat persembahan kepada keduanya, dan sejak itu dunia literasi tak lagi bisa dipisahkan dari aktivitasku.

Kisah yang kukisahkan itu terjadi di sekitar tahun 2016-2017, lalu berjarak empat tahun kemudian --saat ini-- aku sudah berulangkali menerbitkan bukuku sendiri, baik solo maupun antologi. Aku juga ikut di berbagai forum dan komunitas literasi, baik di dunia maya maupun nyata. Aku bahkan telah bertindak sebagai editor untuk beberapa penerbitan buku dan juga beberapa kali didapuk menjadi narasumber perihal perbukuan.

Rasanya aku hanya perlu akses, lalu Kak Aie menfasilitasinya, selebihnya mengalir belaka. Maka seperti halaman pertama buku pertamaku di atas, aku akan selamanya berutang budi dan ucapan terimakasih. Tetapi pasangan itu seperti tanpa pamrih, mereka masih saja terus-menerus memberi support, bahkan berkali-kali mengirimi aku aneka buku-buku menarik. Hingga kemudian aku menyodorkan proyek pembangunan perpustakaan outdoor-ku yang bernama Taman Buah Baca "Puan Xima".

Mudah diterka bahwa mereka langsung antusias dan berkomitmen mendonasikan bibit terbaik yang bisa kudapatkan. Tentu saja itu berarti dua batang durian atas nama Muhammad Joni dan Ina Aie Tanamas. Namun berbeda dengan yang lain, Kak Aie minta dicarikan bibit yang lebih gede, tentu dengan harapan agar pohonnya cepat berbuah.

Seperti biasa, aku manut-manut saja. Dulu begitu sekarang pun sama. Aku lalu pergi ke toko supplier bibit dan aku mendapatkan bibit durian dari jenis musangking dan bawor setinggi tiga meter. Aku bahkan membeli tiga batang bibit, dua atas nama keduanya dan satu batang untukku (dan istriku).

Kenapa? Karena tanggal tanam yang dipilih Kak Aie tersebut bertepatan dengan ulang tahun pernikahanku juga. Ya, 10 Desember 2021 --hari ini-- adalah peringatan Hari HAM Sedunia. Tanggal itu bagi pasangan BJ - Aie merupakan tanggal yang penting sehubungan dengan latar belakang profesi mereka di dunia hukum.

Aku tau mereka adalah lawyer yang dipenuhi pekatnya idealisme, tak bersedia membela kasus narkoba dan pro keharmonisan keluarga lewat perlindungan anak, ketersediaan proferti yang layak untuk rakyat dan kesehatan warga.

...

Epilog

Seseorang sudah pernah menulis: buat tanpa tapi dan kerjakan tanpa nanti. Aku sepakat. Namun dalam hal ini waktu atau momentum tak kurang pentingnya.

Aku sudah membuat kode etik dan SOP sendiri, bahwa terkait penanaman bibit di areal TBB Puan Xima maka semuanya harus melalui pemilihan hari baik masing-masing. Setiap pohon adalah unik, terutama yang ada di komplek perpustakaan outdoor ini, dia memiliki sejarah dan makna yang menyertainya ketika dibumikan.

Aku tak bisa menanamnya di luar skedul demikian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post