Ahmad A. Pahu

Gemar membaca, menulis, menggambar dan berdiskusi. Menyebut diri sebagai Penulis, Konsultan Pembangunan Desa dan Petani Berkacamata. Berdiam di Simpang Puncak P...

Selengkapnya
Navigasi Web
Imam Saleh Ritonga, Metamorfosis Ulat Kakus dan Jodoh Bernama Nana Febriana
Durian Bawor dan salam literasi!

Imam Saleh Ritonga, Metamorfosis Ulat Kakus dan Jodoh Bernama Nana Febriana

Jika engkau anak kos yang kuliah di kota besar maka salah satu caramu untuk survival adalah dengan menjadi anggota sesebuah organisasi di kampusmu itu. Benefitnya sangat banyak dan besar. Selain menambah pergaulan dan kemungkinan perkembangan karir di masa hadapan, yang paling logis (dan mendesak) adalah pertahanan terhadap masalah kampung tengah. Alias perut. Kongkritnya: terhindar dari kelaparan.

Dulu di kampus kami banyak yang seperti itu. Motifnya masuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Medan Area (UMA) tak lain agar bisa dapat makan-makan gratis saban ada acara organisasi. Dulu begitu, dan sekarang pun rasanya tetap demikian adanya. Jujur saja aku begitu, dan aku tak sendiri. Salah satu yang perlu kusebut adalah: Imam Soleh Ritonga. Dia adik tingkatku.

HMI Komisariat UMA adalah organisasi yang kapabel dan berpengaruh di kampus. Kegiatannya banyak dan anggotanya membludak. Sekretariatnya selalu ramai, siang dan malam. Di sana ada banyak stok makanan, kamar-kamar tidurnya bisa didiami kapan saja, demikian pula aneka hiburan khas anak muda. Semua itu sesuai dengan kebutuhan mendasar seorang mahasiswa baru yang pertama datang dari kampung. Tak heran aneka konsumsi selalu saja habis tandas tak bersisa.

Lalu salah seorang senior kami, Kkd Zamzami Umar (kini alm.) melontarkan istilahnya yang kemudian melegenda: ulat kakus!

Ya, ibarat ulat-ulat yang memakan habis segala kotoran di kamar mandi, maka begitulah gerombolan anak-anak lajang tanggung itu meludeskan segala hidangan yang tersedia. Seperti remaja puber yang sedang naik badan, mereka sekali lagi: habis tandas tak bersisa.

Imam adalah contoh terbaik untuk itu. Tujuannya datang ke setiap kegiatan komisariat tak pernah berubah: makan dan makan. Yang lain ada lagi Muji Burahman Manik. Tetapi Imam adalah yang "terdepan" soal itu. Julukan "ulat kakus" hampir melekat pada dirinya.

Tetapi begitulah, bagaimanapun HMI tetaplah sebuah organisasi kader. Tugasnya ialah mencetak kader-kader pemimpin bangsa di masa hadapan. Tak soal bagaimana dan seperti apa kondisi awal dirinya sebelum itu. Ibarat batuan kasar bisa saja berubah menjadi batu hias yang melingkar di jari manis dalam bentuk cincin yang berharga mahal.

Akan halnya Imam Soleh Ritonga itu, hanya berjarak sekitar 3-4 tahun selepas periode dirinya menjadi ulat kakus top di Komisariat UMA, berikutnya dia sudah menjadi Ketua Umum Badan Koordinasi HMI Sumatera Utara!

Itu lompatan yang mengagumkan jika anda mengerti peliknya menggapai jabatan itu. HMI adalah organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Medan maupun Sumatera Utara. Dinamika dan kontestasinya sangat tinggi, belum lagi karena Imam berasal dari kampus swasta. Dalam era yang lebih mutakhir maka Imam adalah yang pertama melakukannya, baik dari UMA maupun kampus-kampus swasta di Medan serta seluruh kampus-kampus lain se-Sumatera Utara.

Imam telah mencetak rekor fantastis, dia telah menjadi "Imam" para mahasiswa satu propinsi. Itu terjadi pada kurun 2004 - 2006 yang lalu. Perkaderan HMI telah memaksimalkan potensi diri sesuai nama yang disematkan orangtuanya.

Jujur saja, jika dahulu dia tak masuk HMI, paling banter kini Imam hanya akan mengurusi penggilingan padi milik keluarganya di Sigama, sedikit di pinggiran Gunungtua, Kabupaten Padanglawas Utara. Dia anak tertua, jadi mungkin demikianlah yang diharapkan kepadanya. Bahkan diapun bisa jadi akan menikahi paribannya di sana, sesuai adat dan tradisi yang berkembang sejak lama.

Nyatanya Imam telah menjadi tokoh muda. Dia memilih bermukim di Medan alih-alih balik kampung. Bahkan dia telah menemukan jodohnya, gadis Medan dari Labuhan Deli, Medan Marelan dan sama sekali tak bermarga. Namanya Nana Febriana, mereka menikah pada 19 Agustus 2007. Dari namanya anda sekalian boleh menerka bahwa perempuan itu lahir di bulan Februari.

Itu tepat sekali. Nana terlahir hari ini, 5 Februari di tahun 1983. Dan itu berarti tepat di hari ulangtahunnya HMI ke-36. Ya, setahun setelah melepaskan jabatannya di Badko HMI Sumatera Utara, Imam kemudian menikahi perempuan yang tanggal lahirnya sendiri persis sama dengan organisasi tersebut.

Kini mereka sudah dikaruniai dua orang buah hati: Junalita dan Surya Peranata. Sepasang dan klop. Keluarganya sudah lengkap dan Imam telah benar-benar menjadi imam di sana. Semoga sebagai imam dia pula menjadi soleh. Lagi-lagi sesuai namanya.

Begitulah, di hari spesial ini Imam akan selalu mengingati hari lahir istri dan juga organisasi yang membesarkan namanya. Kali ini, di tahun ini, dia berpartisipasi bagi pertumbuhan areal perpustakaan outdoor yang sedang kuampu di Duri, Riau sini. Yaitu satu batang bibit Durian Bawor yang dimintanya untuk dibumikan di hari Sabtu ini.

Bahkan bukan hanya itu. Beberapa bulan lalu dia sudah terlebih dulu mengirimkan dua kardus ukuran sedang berisi buku-buku untuk koleksi Taman Buah Baca (TBB) "Puan Xima". Buku-buku tersebut merupakan sumbangan sebuah penerbit bernama CV. Anugerah Bersama Cahaya di mana Imam punya kerja sama pemasarannya.

Dengan demikian sumbangan Imam sudah lengkap. Dia mengirim buku untuk pustakanya dan menyumbang bibit pohon untuk kebunnya. Ini sesuai dengan identitas TBB Puan Xima sebagai kebun pustaka - pustaka kebun; di mana setiap pohon memiliki tanggal lahirnya sendiri...

Semoga berkah. (aap05/04/22).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Aku dah saksikan sendiri organisasi kampus saat aku kerja di koperasi mahasiswa perguruan tinggi. Siang malam ramai oleh para aktivis dari berbagai fakultas. Salam literasi ....

05 Feb
Balas

Salam literasi juga Bu...

05 Feb



search

New Post