Sebagai guru kita perlu paham bahwa kita disamping pendidik juga pengajar. Tidak bisa dipisahkan. Walau Keduanya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Baik dari sisi makna maupun tugasnya.

Mendidik memang tidak sekedar mengajar. Mengajar hanya bagian dari mendidik. Proses mendidik melibatkan berbagai aspek. Namun mengajar hanya sekedar transfer knowledge saja. Tidak lebih. Penyelenggaraan kursus, salah satu contoh kegiatan mengajar. Targetnya peserta kursus trampil dan menguasai ilmu yang diajarkan.

Namun berbeda dengan mendidik. Mendidik disamping transfer ilmu tapi harus menumbuhkan sikap karakter dan prilaku yang baik. Mod ini banyak diselenggrakan di sekolah, pesantren atau lembaga pendidikan formal dan non formal lainnya.

Proses mendidik lebih komplek pelaksanaannya. Perlu kesungguhan dan kesabaran dalam mendidik. Karena memang objeknya manusia. Manusia memiliki karakter yang beragam. Ada yang gampang diarahkan ada juga sulit diberitahu. Keragaman watak, karakter, keinginan, latar belakang pendidikan, kehidupan sosial dan tingkat ekonomi inilah yang menjadikan proses mendidik lebih berat ketimbang mengajar. Ada beban moral.dalam mendidik. Ada pelibatan emosi dalam mendidik. Ada tantangan internal dan eksternal yang berpengaruh dalam proses pendidikan ditambah regulasi pemerintah yang harus ditaati dan dipatuhi.

Tantangan guru menjadi lebih besar ketika mendidik. Keteladan menjadi strategi jitu dalam mendidik. Ya teladan dari guru. Guru kencing berdiri murid kencing berlari. Itu pepatah yang menggambarkan keteladan begitu penting.

Keberhasilan mendidik linier dengan proses mengajar. Bila kita mampu mendidik dengan baik dan menjadi suri tauladan bagi anak didik kita, Insyaaallah proses pengajaran akan berjalan baik. Begitu juga sebaliknya.

Yuk, kita perbaiki kualitas pendidikan kita dengan perbaikan yang komprehensif dengan cara ;

Pertama, Mulai dari yang kecil. Jangan berharap melakukan hal besar kalau yang kecil saja kita tak sanggup melakukannya. Contoh datang tepat waktu masuk kelas. Hal sepele tapi berdampak besar. Bila tidak ingin siswa kita tidak telat datang kesekolah atau masuk kelas, maka kita harus bisa memberi contoh untuk dalang dengan tepat waktu.

Kedua, Mulai dari diri sendiri. Perbaikan harus lahir dari diri kita. Tanpa paksaan dan menunggu perintah. Apalagi menunggu orang lain yang memulai. Biasakan untuk memulai perbaikan dan melakukannya. Dalam pembelajaran melakukan perbaikan dimulai diri sendiri sama halnya kita memberi teladan kepada anak kita. Bila itu kita lakukan akan berdampak besar pada perbaikan mentalitas anak didik kita. Untuk senantiasa melakukan perubahan di dalam dirinya.

Ketiga, mulai saat ini. Jangan menunda-nunda berbuat baik. Itulah pesan indah para orang tua kita. Sama dengan hal perbaikan pembelajaran harus segera. Jangan ditunda. Waktu tidak akan kembali sama.denham telah berlalu. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Segera lakukan perbaikan. Insyallah rezeki dari gaji sebagai pendidik akan berkah.

Mendidik dan mengajar dua hal.yang harus dilakukan oleh seorang guru. Dua2nya penting. Jangan sampai salah satu dikalahkan dengan yang lain. Memang guru bukan orang hebat tapi banyak orang hebat berkat jasa guru. Semoga kita ikhlas dalam mendidik. Amin