Ahmadi

Belajar konsisten, terus menulis, dan tanpa henti membaca. Aktif sebagai staf TA/ Sekretaris Tim Literasi Sekolah (TLS) SMA Negeri 2 Liwa, pegiat Lapak Baca Liw...

Selengkapnya
Navigasi Web
REGALIA KEPAKSIAN BUAY NYERUPA SEKALA BRAK LAMPUNG
Lambang Kepaksian Buay Nyerupa Sekala Brak Lampung

REGALIA KEPAKSIAN BUAY NYERUPA SEKALA BRAK LAMPUNG

Tantangan menulis hari ke-36

==========================

Berdiri dengan lambang Kenui Bahuta, Kepaksian Buay Nyerupa memiliki semboyan, “Lamon Nyawa Lamon Jelma” yang berarti banyak saudara banyak juga rakyatnya. Kepaksian Buay Nyerupa layaknya suatu kerajaan (adat) sampai saat ini juga memiliki tanda kerajaan (Regalia), atau Pemanohan dalam Bahasa Lampung.

Berikut tanda kerajaan yang dimiliki oleh Kepaksian Buay Nyerupa :

1. Gedung Dalom

Gedung Dalom adalah istana tempat tinggal sultan yang memiliki ciri khas paling besar dan paling tinggi diantara rumah-rumah rakyat. Pada zaman Belanda, hanya Gedung Dalom saja yang boleh berjendela kaca. Ciri khas lain, ditengah-tengah Gedung Dalom ini terdapat tiang besar yang disebut “Tihang Sai Batin”. Tiang ini merupakan tempat bersandar Sai Batin saat memimpin sidang, dan hanya boleh ditempati olehnya. Kepaksian Buay Nyerupa memiliki dua Gedung Dalom, yaitu Lamban Sukamarga dan Gedung Pekuon Ratu. Kedua Gedung Dalom ini rusak oleh gempa pada tahun 1883 dan 1933. Kemudian dibangun lagi dengan ukuran yang lebih kecil. Kedua Gedung Dalom tersebut sebagai rumah utama dan ditopang sepuluh lamban/ rumah lainnya yang merupakan tempat kedudukan raja-raja penyokong kepemimpinan sultan. Kesepuluh lamban dimaksud, yaitu :

· Lamban Bandung

· Lamban Bandar

· Lamban Banjaragung

· Lamban Banjarmasin

· Lamban Balak

· Lamban Lunik

· Lamban Sukarajin

· Lamban Sukabanjar

· Lamban Pardasuka

· Lamban Duara.

2. Prasasti Tembaga

Prasasti Tembaga dari Kesultanan Banten , yang biasa disebut Piagam Sukau. Piagam ini terdiri dari dua lempeng, beraksara Lampung dan berbahasa Jawa Banten (Serang) berangka tahun 1104 H/1649 M. Lempeng pertama terdiri dari 34 baris, dan lempeng kedua 37 baris. Isinya antara lain Sultan Banten berwenang mengangkat dan memecat kepala daerah Lampung, perintah menanam lada lagi sebanyak 500 pohon setiap orang di Sukau, dan tata niaga lada yang diharuskan dengan cap dari punggawa setempat dan surat pemberitahuan tentang jumlahnya berikut cukai, serta tata hukum perdata dan pidana.

3. Tambo

Tambo adalah akronim dari Stambo, yaitu catatan yang memuat daftar sislsilah keluarga, sejarah, dan batas-batas wilayah. Pada Paksi Buay Nyerupa, tambo ini disebut Tambo Sukau sesuai daerah mereka tinggal. Tambo Kulit Kayu dibuat Tjerana gelar Ratu Piekulun (keturunan ke-12) tahun 1808. Tambo ini ditulis dengan aksara dan bahasa Lampung. Selanjutnya tahun 1960, tambo ini disalin oleh Sultan Akbar Syah (keturunan ke-19) dengan aksara Lampung dan bahasa Melayu. Berikutnya pada masa Sultan Salman (keturunan ke-20) disalin dalam aksara dan bahasa Indonesia pada tahun 2000.

4. Senjata Pusaka

1) Pedang Naga

2) Tombak

3) Keris

Ketiga benda pusaka ini disimpan oleh Sultan Salman Parsi di kediaman beliau di Depok beserta beberapa benda pusaka lainnya. Selain tiga pusaka utama, terdapat tiga pusaka lainnya yang disimpan oleh Bapak Abdul Aziz Pekon Buay Nyerupa Sukau. Pusaka tersebut yaitu :

· Pedang lurus, panjang 60 cm, berangka 16 pada kedua sisinya dan terdapat lambang kijang disebelah angka tersebut (merupakan hadiah Pangeran Suhaimi dari Paksi Buay Pernong saat mengambil isteri dari Buay Nyerupa)

· Tombak berujung keris ala Jawa

· Tombak bermata pisau bunga bertangkai tiga, mirip tombak ala China

5. Dokumen tertulis

Dokumen tertulis yang masih tersimpan antara lain :

1) Besluit (Surat Ketetapan) Residen Bengkulu dan Controliur Kroei

a. Besluit Residen Bengkulu tahun 1865 ; beraksara Jawi dan berbahasa Melayu, berisi tentang bata wilayah Buay Nyerupa

b. Surat serupa dengan tanda tangan Controleur Kroei beraksara Jawi dan berbahasa Melayu dikeluarkan tanggal 11 Mei 1909

c. Surat keterangan kepaksian yang ada di Afdeling Kroei, dengan tulisan latin berbahasa Indonesia ejaan lama, tertanggal 4 Oktober 1928.

2) Dokumen milik Yayasan Paksi Buay Nyerupa

Sebagian besar dokumen-dokumen milik Yayasan Paksi Buay Nyerupa ditulis oleh Sultan Salman Parsi, antara lain :

a. Sejarah Pesirah Lamban Gedung Sukau, tertanggal 4 April 2000

b. Pecahan-pecahan Paksi Buay Nyerupa 1617-1936.

Sumber data :

1. Wawancara dengan Sultan Piekulun Jayadiningrat

2. Buku “Sejarah Kesultanan Paksi Pak Skala Brak” tulisan Safari Daud, S.Ag., M.Sos.I, dkk, terbitan Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI tahun 2012

==========================

Liwa, 27 April 2020

Ahmadi

#Tantanganmenulisgurusiana #Tantanganmenulisharike36

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih, Pak Ahmadi. Tulisan ini menambah pengetahuan saya tentang sejarah dan budaya Lampung, khususnya Lampung Barat.

27 Apr
Balas

Wah Pak Edi, terima kasih sudah berkunjung pak.

27 Apr



search

New Post