BERBAGI ILMU DENGAN MENJADI GURU
“Siji loro telu, astane sedeku, mirengaku bu guru menawa didangu..”
Potongan lirik lagu tersebut sekarang hampir tak pernah lagi terdengar, bahkan bapak/ibu guru era milenial mungkin tidak mengenalinya. Syahdan, betapa tertibnya anak anak sekolah tempo doeloe; lenggah setata, tangane sedheku, mirengake bapak ibu guru menawa didangu, sikil padha numpak bancik ora ana sing uthak uthik.(duduk dengan tertib, tangan diletakkan diatas meja, mendengarkan bapak ibu guru menerangkan, semua kaki ikut tertib dipijakan tempat duduk, tdk ada yg bergerak gerak saking hidmatnya proses belajar - mengajar)
Sebuah kultur pendidikan yang mungkin sulit kita temukan kembali, dimana pendidikan budi pekerti dan proses belajar mengajar nampak selaras dalam harmoni ruang kelas nan tertib dan bersahaja. Begitupun dengan guru, sosoknya yang benar-benar bisa digugu dan ditiru, menyayangi, mengasihi dan mengayomi segenap anak didiknya. Sebuah proses berbagi ilmu dan transfer pengetahuan yang elegan, manusiawi dan bermartabat.
Gambaran di atas, dengan segala kesederhanaannya, seyogyanya bisa menginspirasi para guru agar bisa menjadi teladan bagi muridnya. Keteladanan atau contoh baik akan mendorong seseorang mencintai profesi yang diemban para pahlawan tanpa tanda jasa itu, menjadi impian dan cita-cita para muridnya, untuk melakukan hal yang sama, menebar benih kebaikan, berbagi ilmu dan beramal salih serta memberi manfaat kepada orang banyak.
Impian menjadi guru, meskipun terkesan sederhana, tapi tidak mudah mewujudkannya. Butuh niat dan itikad baik serta perjuangan yang tidak mudah.
Menjadi guru memang membahagiakan, bisa mengajar sekaligus belajar. Berbagi ilmu dan pengalaman. Kemuliaan peran dan tugas guru mengemban tanggungjawab mengajarkan ilmu dan budi pekerti, mendorong sebagian siswa di sekolah kami terinspirasi ingin melabuhkan cita-citanya menjadi guru, sebagaimana salah satu testimoni di bawah ini :
“Dengan menjadi guru, saya bisa membimbing dan mengajarkan anak-anak mengenal jasa para pahlawan agar mereka mampu menjadi penerus perjuangan para pahlawan bangsa.” (Nadhiyah)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar