Ahmad Muhli Junaidi

Perkenalkan, saya guru sejarah di SMA 3 Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura. Senang menulis dalam segala tema kehidupan sejak bangku SD. Semakin suka menuli...

Selengkapnya
Navigasi Web
CARA MEMINIMALISIR PENIPUAN ONLINE
#kontan.co.id

CARA MEMINIMALISIR PENIPUAN ONLINE

Tips Terlepas dari Penipu

Penipuan online semakin masif terjadi. Ribuan korban pun berjatuhan dan aparat kepolisian seakan sangat sulit melacak penipuan itu karena pintarnya modus yang dilakukan si penipu. Saatnya kini, menyadari dampak buruk dari perilaku penipuan online tersebut dari diri kita sendiri.

Perkuat keimanan kita pada Allah SWT sebab terkadang penipuan itu melalui cara-cara hipnotis atau ngendam yang hanya bisa dihadapi oleh rasa keimanan secara vertikal kepada Tuhan. Model penipuan ini selalu bekerja sama dengan dunia perdukunan atau makhluk ghaib.

Perkuat juga sikap kritis kita kepada segala sesuatu yang baru. Karena si penipu pasti menggunakan nomor HP baru. Saat kita mendapat telepon atau chating baru, silakan kembangkan sikap penasaran dan sikap teguh untuk tak terkecoh omongan si penipu. Terkadang, selain hipnotis, cara membual atau manis-manis omongan sering dilakukan oleh si penipu. Jika kita kritis, insyaallah akan selamat dari rayuan gombal mereka.

Juga, perbanyaklah membaca info yang valid. Sebab segala kuis berhadiah semuanya terdaftar di Kementerian Sosial, dan ada iklannya di berbagai platform seperti tv, internet, radio, dan lain-lain. Cara cara begitu, kita pun bisa terhindar dari penipuan.

***

Korban Bermunculan.

Saya mau menceritakan korban baru penipuan berkedok hadiah. Korbannya adalah saudara tigapupu saya sendiri, berinisial H.

Sekitar lima hari lalu, adik H mendapat telepon dari nomor WA baru. Telepon itu mengabarkan bahwa ia mendapat hadiah mobil baru dari Jakarta.

“Mobil itu tinggal dikirim jika dik H mentrasfer sejumlah uang sebagai penebus PPKB dan STK-nya sebesar 120 juta,” ujar dik H menirukan suara di telepon itu.

Sayangnya, yang yang diminta si penipu tak dikonsultasikan dulu kepada pamannya, adik ayahnya yang sangat paham dunia penipuan melalui. Adik H melalui arahan si penipu mengirimkan uang yang mereka minta.

“Saya disuruh mengirimkan norek BRI bersama nomor PIN-nya. Katanya, biar lebih mudah bertransaksi selanjutnya,” kata dik H sambil menangis sejadi-jadinya.

Dik H sebenarnya bukan orang awam. Dia saat ini kuliah di kampus swasta di Pesantren Annuqayah semester akhir. Melihat betapa ia santriwati dan sudah berkuliah sampai akhir, tak selayaknya penipuan itu menimpanya. Tapi itulah apes. Apes tak pernah punya janji pada siapapun. Berarti, dik H kurang peka atau kurang kritis.

Yang sangat disesalkan, uang yang raib 50 jutaan itu adalah uang kiriman ayah dan ibunya yang kerja di Serawak Malaysia Timur.

“Engko’ ce’ nesserra ka kakak, Cong (Saya hanya kasihan ke kakak, nak)” ujar paman AA kepada penulis,”rencananya ia dan istrinya mau pulang hari ini dari Malaysia. Entah lah, apa ia jadi pulang atau tidak, melihat uangnya kini tak berbekas sama sekali,” kata paman AA kembali dengan suara parau juga.

Paman AA mempunya kakak laki-kaki berinisial AH. Dia memang sudah sepuluh tahun kerja di luar negeri, tepatnya di Serawak dan Sabah, Malaysia Timur. Beliau paman duapupu dengan penulis, sebab ayaknya dengan nenek saya saudara sepupu dan kakeknya dengan buyut saya saudara kandung.

Makanya, saya hanya menulis inisial di laporan ini, karena tak tega juga melihat kejadian yang menimpa keluarga dik H itu.

Kini, tinggal sesal mendalam pada dik H. Saking traumanya melihat uang di rekeningnya amblas, ia sampai berkali-kali pingsan. Oleh karena itu, ke depannya, mari kita tingkatkan kewaspadaan kita terhadap hal-hal yang tak jelas agar penipuan ini cukup sampai di sini saja.

Dan dik H. Sesalmu itu tak akan berguna. Sebab uangmu tak akan kembali lagi. Saatnya kau bangkit lagi dan tingkatkan keimanan, kekritisan, dan kewaspadaan terhadap sesuatu yang tak jelas.

Mari, basmi penipu itu dari diri kita sendiri. Sebab hanya diri kita sajalah yang dapat menyelamatkan kita dari para penipu di dunia Maya itu.

La taiasu wa la tahzan. Innalilahi ma’na!@

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post