Muhsin Sakhi

Ahmad Muhsin, pria kelahiran Boyolali, 5 April 1988 adalah lulusan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Bahasa Inggris. Lulus kuliah, mengabdikan dir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Antara ‘Aku’,  Si Merah, dan Si Putih

Antara ‘Aku’, Si Merah, dan Si Putih

D

i sudut ruang kecil itu tengah terjadi sebuah pertengkaran kecil antara dua makhluk beda penciptaan. Sebut saja Si Merah dan Si Putih. Keduanya sedang berlomba mengambil hati makhluk lain bernama “Aku”.

“Maghrib telah berkumandang, Tuanku. Suaranya indah nian. Tidakkah engkau bersegera untuk mengambil air wudhu untuk kemudian melangkahkan kaki menuju penghambaan? Sungguh Allah SWT akan hadiahkan sebuah tempat yang luar biasa indah di surga.” ucap Si Putih memulai tugasnya.

Dari sisi yang berbeda, Si Merah tidak mau kalah. Ia pun mulai membisikkan kata-kata ‘manis’nya kepada si-Aku, “Pertandingan sepak bola berlangsung seru, ya Tuanku. Sayang sekali jika harus dilewatkan.”

Si “Aku” masih terduduk di depan layar TV. Hatinya mulai bergejolak, apakah harus ikut kata Si Putih atau Si Merah. Pertandingan yang tersaji di layar kaca semakin seru saja, pikirnya. Pasukan Ole Gunnar Solskjaer, The Red Devil, terus menggempur pertahanan Sergio Ramos cs, Real Madrid. Sesekali Madrid balik menyerang. Namun selalu terhenti di pertahanan Setan Merah. Hasil sementara The Red Devil unggul 1-0 atas Los Galacticos. Duel sengit terus terjadi selama pertandingan berlangsung.

Si Merah pun merasa di atas angin. “Betul khan, pertandingannya semakin seru, Tuanku. Apalagi Manchester United telah unggul 1-0. Lihat saja sebentar lagi Real Madrid bakal dibantai dengan skor 3-0”. Si “Aku” semakin yakin untuk menyaksikan pertandingan sepak bola sampai akhir dan melupakan kewajiban terhadap Tuhannya.

Malam kian larut. Kedua jarum jam kompak menunjuk angka 12. Si “Aku” mulai tertidur pulas di atas tempat duduknya. TV masih menyala. Pertandingan sepak bola telah usai. Layar TV kini menyajikan program berita malam. Pertandingan Manchester United vs Real Madrid berakhir 2-0 untuk keunggulan Setan Merah.

Beberapa jam kemudian, kumandang adzan subuh menggema dari berbagai penjuru negeri. Ayam jantan mulai mengalunkan suara khasnya, tertanda malam telah berganti fajar. Si “Aku” masih tertidur pulas di depan TV. Beberapa saat kemudian, ia pun terbangun. Diraihnya jam weker yang berada di atas meja. Jarum jam menunjuk pukul 05.00 WIB. Ia teringat bahwa ia belum sholat isya’. Segera Ia matikan TV yang terjaga semalaman. Si “Aku” mulai resah, menyesal karena tidak menyegerakan sholat isya’.

Kesempatan sholat isya’ telah habis. Gundah menyergap hatinya. Semangat yang ia bangun dikala pagi, tiba-tiba lenyap. Ia menjadi begitu malas untuk bangun. Sholat subuh tidak lagi ada dipikirannya. Ia pun kembali tidur. Lengkap sudah kemenangan si Merah atas si Putih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Penggemar sepak bola sejati

17 Dec
Balas



search

New Post