Muhsin Sakhi

Ahmad Muhsin, pria kelahiran Boyolali, 5 April 1988 adalah lulusan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Bahasa Inggris. Lulus kuliah, mengabdikan dir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jalan Cinta Menjadi Pendidik

Jalan Cinta Menjadi Pendidik

“Ngomong-ngomong, kamu mau ambil jurusan apa Sin?” tanya teman kelasku saat itu.

“Aku mau ambil jurusan Arsitek, atau kalau tidak ya Farmasi.” kataku penuh keyakinan seolah berusaha menepis keraguan yang ada dalam diri. Yang penting tidak menjadi guru, batinku dalam hati.

Kami baru saja selesai melaksanakan Ujian Nasional ketika itu. Seperti kebanyakan siswa lulusan SMA, kami pun mulai memperbincangkan jurusan yang akan kami ambil di universitas nanti. Ada yang ingin masuk fakultas kedokteran, ekonomi, tehnik, keguruan, bahkan beberapa teman kami sudah ada yang diterima di PTN lewat jalur PMDK.

Usai pengumuman kelulusan, saya dan teman-teman mulai mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mendaftar di PTN melalui jalur SPMB. Keinginan saya untuk menjadi arsitek atau farmasi sepertinya tidak akan tercapai. Bapak tidak setuju, beliau malah menyarankan untuk mengambil Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Kata beliau prospek guru kedepannya insyaallah lebih baik. Namun, aku tetap kukuh pada pendirianku, bahwa aku tidak ingin jadi guru. Banyak hal yang menjadi alasan mengapa aku tidak mau jadi guru. Selain gaji guru yang bisa dibilang cukup rendah kala itu, ketidakpercayaan diri seolah menjelma monster yang selalu muncul kala tampil di muka umum. Mulut tiba-tiba kelu, mendadak gagap saat mengucap kata dan dalam sekejab tubuh telah basah oleh keringat. Ya, barangkali pakar psikologi akan menaruhku ke dalam golongan manusia-manusia introvert. Karena sifat pendiamku dan rasa tidak percaya diri yang tak kunjung memudar.

Akhirnya setelah berdiskusi dengan keluarga dan mendapat masukan dari teman-teman, saya memutuskan untuk mengambil FKIP jurusan Bhs. Inggris, itupun setelah diberi gambaran bahwa, lulusan FKIP Bhs Inggris tidak harus jadi guru. Banyak peluang kerja non guru yang membutuhkan jasa tenaga yang bisa berbahasa inggris. Singkat cerita, tiba saat tes seleksi calon mahasiswa baru. Saya dan teman-teman mengikuti ujian SPMB selama dua hari di kampus tempat kami mendaftar. Meski pada akhirnya saya tidak diterima alias gagal. Ini adalah kegagalan yang kesekian kali dalam hidup saya yang cukup menyesakkan. Namun apa boleh buat. Semua telah digariskan, termasuk jalan sukses saya, telah diatur oleh Allah SWT.

Maka saat itu juga, setelah mengetahui saya tidak lolos seleksi, bapak bergegas mengantarku untuk mencari informasi pendaftaran mahasiswa baru di perguruan tinggi swasta . Kami pun mulai mencari brosur-brosur PMB PTS di daerah Solo. Singkat cerita, setelah menjalani ujian masuk PTS, saya pun dinyatakan lolos dan berhak menjadi calon mahasiswa FKIP Bhs. Inggris.

Genab empat tahun saya menyelesaikan program S1 saya. Alhamduillah saya pun lulus dengan hasil sangat memuaskan. Selama masa perkuliahan, perlahan pandangan saya tentang profesi guru pun mulai berubah. Meskipun saya masih belum memutuskan menjadi guru atau tidak. Sebaliknya, setelah lulus kuliah, saya malah bingung mau bagaimana. Sempat terbersit dipikiran ingin mencoba berwirausaha. Saya pun mulai asyik membaca buku-buku tentang kewirausahaan termasuk buku-buku motivasinya. Namun seperti semboyan entrepreneur, untuk menjadi seorang wirausahawan dibutuhkan keberanian dan tekat yang kuat. Itu yang belum juga muncul kala itu. Terlalu banyak yang dipertimbangkan sehingga akhirnya tidak ada tindakan nyata. Hasilnya pun nihil. Saya mulai aktif mencari lowongan kerja di koran-koran lokal. Ada lowongan kerja jadi tentor di LPK, saya ajukan lamaran ke LPK tersebut, dan alhamdulillah diterima. Tidak lebih dari 6 bulan sebelum akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari LPK tersebut. Kemudian saya mendaftar jadi guru di sebuah sekolah dasar di kota Solo. Setelah mengikuti proses seleksi yang sangat ketat dan melelahkan selama kurang lebih 2 bulan, akhirnya saya diterima di SD tersebut. Tepatnya bulan April tahun 2011, saya mulai mengajar di SD tersebut hingga saat ini.

Akhirnya saya ‘menyemplungkan’ diri di dunia pendidikan. Menjadi buruh pendidikan. Profesi yang dulu sangat saya kesampingkan bahkan hindari. Kini ratusan anak-anak penerus negeri ini memanggil saya dengan panggilan pak guru. Jabatan yang tentu saja tidak ringan, karena ada tanggung jawab besar disana. Saya adalah seorang guru, yang harus terus belajar meningkatkan kemampuan diri, memberi teladan yang baik bagi anak didik, sabar dalam mendidik, tegas dan jujur dalam bersikap dan tentu saja belajar ikhlas menjadi seorang pendidik. Maka mulai saat itu, saya telah memutuskan untuk mengabdikan hidup saya untuk turut serta mencerdaskan anak bangsa dan membimbing mereka menjadi anak sholeh baik secara pribadi maupun social. Semoga Allah meridhoi. Amin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post