Muhsin Sakhi

Ahmad Muhsin, pria kelahiran Boyolali, 5 April 1988 adalah lulusan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Bahasa Inggris. Lulus kuliah, mengabdikan dir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Raihan, The Master of Shakehands

Raihan, The Master of Shakehands

Sudah cukup lama saya ingin bercerita tentang anak ini. Sejak pertama saya mengenalnya beberapa tahun yang lalu. Saat ia masih duduk dibangku kelas 4 SD. Perawakannya cukup besar untuk anak kelas 4. Cara berjalan yang khas. Berkaca mata. Gaya rambut ditata kesamping. Kancing kerah bagian atas selalu dikancingkan. Mirip tokoh kutu buku yang sering digambarkan dalam sinetron atau film Indonesia. Ya, sangat mirip. Bahkan cara berbicara dan gesture begitu berbeda dengan anak-anak yang lainnya. He’s so unique. Raihan, demikian kami memanggilnya. Saat kelas 4, Raihan sempat tinggal kelas. Tahun lalu adalah tahun dimana ia harus menikmati hari-harinya dengan siswa-siswa yang baru namun dengan guru-guru yang sama. Dua tahun di bangku kelas 4 menjadikan dia sekarang bisa belajar sekelas dengan adik perempuannya. Raihan memang lemah dalam akademik. Tapi dia punya kelebihan yang jarang diperhatikan orang, atau bahkan mungkin dianggap aneh oleh sebagian orang. He’s the special one with his unique characters. Thinks out of the box though sometimes make the others should thinks deeply to understand him. Cara berpikirnya sering kali membuat teman sebayanya bahkan guru-gurunya geleng-geleng kepala, bukan karena takjub, tapi karena aneh. Sulit dipahami, bahkan akupun terkadang harus berpikir cukup lama untuk memahami pola pikirnya. Ya, lagi-lagi dialah Raihan. Bocah 12 tahun yang sekarang duduk di bangku kelas 5.

Raihan punya kebiasaan-kebiasaan baik yang lagi-lagi bikin orang-orang disekitarnya kembali menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya. Raihan punya ‘ritual’ khusus saat berjumpa yanda bundanya disekolah. Ia begitu konsisten dengan ‘ritual’ ini. Setiap kali bertemu yanda bundanya dia akan mengulurkan tangan kanannya, menjabat tangan mereka satu persatu, kemudian menciumnya. Setiap kali bertemu dan selalu. Sempat saya nyeletuk bilang, “Wah, Raihan pasti dosanya berguguran setiap hari ya, karena rajin bersalaman setiap waktu. He..he..” Raihan is the master of shakehands. Demikian akhirnya saya menjuluki anak polos ini. Pernah kejadian suatu hari saat ia tengah berlatih mendongeng guna menghadapi lomba mendongeng islami di laboratorium bahasa. Ada salah satu yanda yang tertidur, tiba-tiba dia menghampiri yanda tersebut, kemudian mencoba membangunkannya, “Yand...yanda...”. sang yanda pun terbangun. Dengan mata yang masih mengantuk, yanda tersebut bertanya, “Ada apa han?” sambil menjulurkan tangannya, dia bilang “Salam dulu yanda.” Kejadian kedua saat ia berjalan melewati ruang Pelaksana Harian (PH). Ia melihat banyak orang-orang didalamnya. Mereka adalah para pengurus yayasan yang sedang mengadakan rapat internal. Tanpa pikir panjang, Raihan mengetuk pintu ruangan. Sambil mengucap salam, ia buka pintu tersebut perlahan kemudian masuk. Sontak para pengurus yayasan bingung. Salah satu dari merekanpun bertanya dengan lembutnya, ‘Ada apa nak?’ dengan wajah polos, Raihan menjawab “Mau salaman pada yanda dan bunda.” Oh raihan....the master of shakehand.

Beberapa waktu yang lalu, Raihan mengejutkan yanda dan bunda yang under estimate terhadap kemampuannya. Bahkan jujur, sayapun salah satu yang memiliki pemikiran demikian. Ya, Raihan ditunjuk untuk mengikuti lomba MAPSI tingkat kecamatan yang diadakan oleh KKG PAI kecamatan Laweyan. Raihan ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam lomba dongeng/cerita islami. Dengan bimbingan dari yanda Heri, guru agama kelas 5. Pertimbangannya adalah, anak ini punya kepercayaan diri yang tinggi. Dan satu lagi, cuek dan bersikap apa adanya. Seusai pelajaran, mereka berlatih dongeng di laboratorium bahasa. Dengan sabar dan telaten, Yanda Heri melatih Raihan cara mendongeng yang baik, mulai dari intonasi sampai gesture. Tidak gampang mengarahkan Raihan. Bukan karena susah diatur karena sejatinya ia adalah anak yang baik, sopan dan penurut. Tapi lagi-lagi tingkah dan cara berpikirnya yang ‘unik’ membuat kita harus berusaha sabar dan memahaminya.

Beberapa hari kemudian, setelah pelaksanaan lomba, akhirnya diumumkan para juara lomba MAPSI tersebut. Dan nama Raihan masuk dalam daftar para juara lomba tersebut. Ia memperoleh juara 2 lomba mendongeng islami. Subhanallah....

Akhirnya, saya peroleh pelajaran berharga dari seorang Raihan, the master of shakehands. Pepatah bijak, “Don’t judge the book by its cover” menunjukkan keabsahannya. Tidak seharusnya kita meremehkan seseorang hanya karena tampilannya yang tidak meyakinkan dan tingkahnya yang menurut sebagian besar orang ‘aneh’. Dan yang terakhir, setiap anak itu terlahir unik dengan segala kekurangan dan kelebihan yang Tuhan berikan. Maka hargailah itu. Let’s be respect each other. Every children are special.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post