Setiap Anak Itu Istimewa. So, Let's be respect.
Setiap anak terlahir unik. Mereka membentuk karakter dari interaksi dengan lingkungan. Dengan kata lain, lingkungan berperan penting membentuk karakter setiap anak. Jangan salahkan jika anak menjadi pendiam atau sebaliknya, hiperaktif. Karena tidak ada yang salah dengan pribadi pendiam dan hiperaktif. Mereka memang berbeda, dan perbedaan yang ada pada diri mereka adalah sebentuk cara Tuhan dalam mengabarkan kepada hambaNya bahwa ada manusia-manusia yang memiliki kepribadian unik. Mereka membutuhkan pemahaman dan sikap positif dari lingkungan bahwa pendiam atau hiperaktif bukan sebuah kesalahan. Einstain, Thomas alfa edison, Bill gates adalah segelincir manusia yang ketika kecilnya tergolong hiperaktif. Sejarah pada akhirnya mengakui peran besar mereka terhadap kemajuan peradaban. Soe hok gie dan Ahmad Wahib menghabiskan masa remajanya dengan menikmati buku-buku sejarah dan sastra. mereka berdua bergulat dengan kegalauan akan kondisi sosial yang tengah terjadi kala itu. hal itu tidak membuat mereka serta merta meratapi keadaan, tapi mereka tuangkan ide dan pemikiran-pemikiran mereka dalam sebentuk buku catatan harian. Buku catatan itu sampai sekarang masih dibaca oleh masyarakat khususnya di lingkungan akademisi dan menjadi literature di perpustakaan-perpustakaan baik sekolah maupun universitas. Dengan karakter mereka yang beraneka ragam, mereka berusaha memahami kehidupan. Jadi, dukunglah upaya mereka memaknai hidup dengan cara mereka masing-masing. Mereka butuh dukungan dan kepercayaan agar kepercayaan diri mereka terbangun, bukan sebaliknya terbenam oleh cacian dan makian yang setiap hari mereka terima.
Mendidik anak khususnya yang berkebutuhan khusus butuh penanganan yang berbeda-beda dan tentu kesabaran yang super. Anak hiperaktif sering di judge dengan komentar-komentar negatif seperti “dasar anak bodoh, begitu saja tidak bisa, bisa diam tidak.” Pada akhirnya judgement itu perlahan tapi pasti begitu membekas dalam otak sang anak dan semakin menenggelamkan mereka pada jurang ketidakpercayaan diri.
Pada 1982, jack canfield, seorang ahli tentang self esteem (harga diri), melaporkan hasil penelitiaan dimana seratus anak diserahkan kepada seorang peneliti selama satu hari. Peneliti bertugas mencatat berapa banyak komentar negative dan positif yang diterima anak selama satu hari. Sungguh mengejutkan, Canfield menemukan bahwa rata-rata setiap anak menerima 460 komentar negative atau kritik dan hanya 75 komentar positif atau suportif. Itu berarti enam kali lebih banyak komentar negative dari pada positif.
Dan tanpa kita sadari, kita telah turut andil dalam membenamkan potensi anak dengan komentar-komentar dan penilaian negatif kita terhadap sang anak.
Umpan balik terus menerus ini sangat mematikan. Setelah beberapa tahun disekolah, terjadilah learning shutdown (kebuntuan belajar). Anak menghambat pengalaman belajarnya secara terpaksa. Pada akhir sekolah dasar kata belajar akhirnya dapat membuat banyak siswa menjadi tegang dan takut sehingga malas untuk berangkat kesekolah.
Saat membaca-baca buku tidak sengaja saya menemukan sebuah kutipan falsafah belajar efektif yang ditulis oleh Bobbi deporter. Berikut falsafah keren yang ia tuliskan.
1. Kami percaya bahwa belajar adalah proyek sepanjang hayat yang dapat dilakukan orang dengan penuh ceria dan sukses.
2. Kami percaya bahwa keseluruhan kepribadian sangat penting; intelek, fisik dan emosi.
3. Kami percaya bahwa harga diri yang tinggi adalah unsur pokok dalam membentuk pelajar yang sehat dan bahagia.
Bobbi Deporter pun sepakat bahwa kepribadian yang ada dalam diri setiap anak memiliki peranan yang sangat penting bagi terbentuknya pribadi-pribadi yang unik dan luar biasa. Sekali lagi, yang mereka butuhkan bukan penghakiman dan komentar-komentar negatif terhadap cara dan sikap mereka merespon lingkungan melainkan dorongan, pemahaman dan kepercayaan bahwa mereka juga mampu untuk berkarya dengan cara mereka sendiri. We live only a small part of life we are given. So live meaningful and powerful to find your truth. Loving, believing, and understanding.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar